Setiba malam di rumah nenek aku sangat senang karena suasana daerah yang berbeda, malam itu aku di sambut dengan nenek dan kakak sepupu ku, tapi kulihat kakak irma banyak perubahan, dia agak lesu dan kusut seprti orang kurang percaya diri, melihat laki-laki, yang ku tahu dia sudah bercerai 1 thn lebih, ketika lulus kuliah memang dia langsung kimpoi, tapi penyebab dia bercerai aku masi ragu, tapi semua hanya ku pendam dalam hati ku, semua adalah keperibadian dia, aku menangapai dengan santai sebab liburan naik kelas dua ini aku hanya mau istirahat, kakak rima mengajar di slah satu smp swasta di kota tersebut, memang umurnya masi sekitar 28 tahun, dia sebenarnya cantik dan seksi karena dia memeliki beban metal jadi bawa diri itu yang membuat seperti itu.
Malam itu kami becerita namun kakak irma menatap ku seperti benci dengan lak-laki, bima.., iya nek.. sini nonton sama kami, ketika aku nonton suara tv agak keras sedikit, nenek pun sudah kurang pendengarnya, tak lama aku menonton kakak rima bergegas ke kamar, rima kamu mau ke mana, aku mau tidur nek, besok ada penerima siswa baru, aku musti ke sekolah, selama dua hari aku di perlakukan sekilas saja, rupanya siang itu setelah aku dan nenek merapaikan perkarang dan taman nenek, aku msuk dan minum, nenek duduk di meja makan sambil melepaskan sarung tangan, bima ambilkan nenek gelas, iya nek.., bima aku mau cerita tentang kakak mu si rima, kak rima itu adalah sama dengan kamu, sama2 cucu nenek, cuman dia dari suami nenek pertama, anak nenek dari suamai pertama ada 5 dan setelah kakek rima meninggal, nenek menikah lagi sekitar 3 tahun kemudian dengan sahabat perang kakek rima, dan memeliki anak a jadi ibumu itu anak ke 8, ibu mu dengan ibu rima dulu akrab ibu rima yang paling sayang ama ibu mu, kemana aja di gendong, oh ditu ya nek, rima itu cucu nenek perempuan ke dua, kamu cucu pertama laki2 dari kakek mu maka dari itu aku memawa dia kesini untuk menemani aku, setelah bercerai, sunguh sedih nasib dia, aku sayang sekalian dengan irma, kok bisa bercerai, iya dia sudah menikah 3 tahun tp tidak memeiliki keturan, ketika dia cek kedokter, dia di fonis mandul dan ganguan rahim, tanpa pikir panjang aku lngsung membawa dia, dia hampir gila karena ini semua, dan lakinya langsung menceraikan, di sinilah nenek meyakinkan dia, untuk tetap mengerti dan menerima semua, bima tapi kau cukup tau saja ya, jangan sampai dia tau, kasihan dia.
Seandainya ada yang bisa bikin dia semangat pasti rumah ini tidak sepi, aku ingin rumah ini ceria dan ramai, kok gitu nek, setiap ada acara keluarga dia selalu memelih untuk di rumah. Aku jadi sedih, tapi itu pula kemau dia, ya aku diama saja, tak lama bercerita, kakak rima pulang, eh rima sudah pulang kamu, iya nenek sekolah kami sekarang ini banyak menerima anak baru, hampir 7 kelas unutk tahun ini, cukup lumayan untuk peningkatan sekolah kami, nek.. aku mau minta pendapat, 3 minggu lagi aku mau di tes menjadi wakil kepala sekolah.. gimana nek.., wah bagus tuh, nek aku kekamar dulu ya, nah bim.. kamu lihat itu saja kerjanya, bicara sebentar langsung kekamar, jadi tak bisa berharap besar, ya sudah lah nek, nenek langsung menuju kamarnya, aku berniat mandi tak sengaja kulihat dia dari celah pintu yang sedikit terbuka sedang menyisir, kakak rima memang masih cantik, hey ngapai kamu…, aku langsung terbengon, ah ngak kakak, aku mau mandi kok, ya udah sana mandi, aku langsung menuju kamar mandi dan membayangkan kakak rina, bima kamu dimana, mandi nek, cepet ya nenek ada perlu, aku langsung menyelesaikan mandi dan berpakaian langsung menuju ke kamar nenek, apa nek, tolong kamu belikan obat nenek di apotik, iya nek.. eh ongkosnya nek, pake motor kakak rima aja, iya nek, aku langsung menuju kamarnya, kakak aku boleh pake motor, mau kemana kamu, aku di suruh nenek beli obat, dia mebuka pintu langsung meberikan kunci, hati kamu pake barang aku ya, oke bos, apa kamu bilang bim.., iya kakak ku yang cantik dia tersenyum hanya 0,001 persen, oh sunguh berat hidup ini, susah mencari senyum. Malam itu kami ngumpul di ruang tv dia mulai berbicara, walaupun hanya beberapa kata, rima.., iya nek.
Besok aku mau ada acara di gedung darma wanti ada arisan veteran, aku minta di antar bima, boleh pake motor kamu jam 1 mungkin, tapi nek, iya nenek ngerti kamu butuh, tapi nenek tadi telepon papa kamu ngak bisa, jadi karena ada bima ya nenek minta tolong saja, gini aja kamu pagi di antar ama bima nanti siang pulang di jemput, nenek jam 6 udah pulang kok paling diantar ama bu bondan, iya kalau gitu. Pagi menjelang aku di Bangui oleh nenek, bima kamu bangun kamu digigitin nyamuk tak terasa gimana sih kamu, aku langsung mengantar kakak rima kesekolahnya, selama di perjalan dia tidak ada bicara 1 kata pun kulihat dekat sekolahnya, ada polisi tidur pura meleng sedikit, aduh.. bima pelan dong, terasa buah dadanya tersentak, eh maaf kak…, bima masi ngantuk, sesampai depan sekolah dia langsung mewanti-wanti aku , kamu bawa nenek pelan ya, oke kakak yang cantik, apa sih kamu, aku langsung pulang dan ku bayangkan dia mulai bebicara walau hanya sepatah dan wajahnya yang cantik, siang itu ketika aku hendak mengatar nenek hari mulai gelap, telepon rumah berbunyai, aku kembali mebuka pintu dan mengangkat tlp.
Halo bima..
Iya ini sapa..
Kak rima.. apa kamu belum berangkat baru aja mau jalan,
Ya udah cepat antar hari mau hujan terus jemput aku ya,
Oke kakak ku,
Aku mengantar nenek dan langsung menuju sekolah kakak rima, ku rasakan hari mulai gerimis, aku langsunng melaju dengan motornya, kulihat dia menunggu di depan gerbang, aku langsung pulang, baru 500 mtr hujan mulai turun lama mulai lebat baju ku basah, begitu juga kakak rima, bima terus langsung pulang aja, ya kakak, dia memegang pingang ku, pelan sedikit bima, iya kak, kami sampai di rumah, kakak rima membuka gerbang dan menunggu motor di masukan, aku langsung menuju teras rumah dia menutup gerbang dan menuju ku, mana kunci rumah, kulihat baju basah dan buah dadanya yang besar berceplak sehingga terlihat model bentuk Bhnya, kami langsung masuk, dia langsung menuju kamar dan mengambil handuk, ketika itu aku juga ingin mebilas badan ku jadi aku hanya mengunakan handuk karena baju sudah basah kuyup, ketika hendak lewat kakak rima berlari kecil di depan ku dari kamar mandi.
Entah setan dari mana aku langsunng masuk kekamarnya da memeluknya, bima.. apaan kamu, plak.., aku semangkin memeluk dia semangkin berontak, dan mencium bibirnya, dia berusaha berontak, aku terus mencari bibirnya, sehingga handuk agak tersisi dan buah dadanya terlihat, aku langsung meremasnya, bima kamu gila, aku gila dengan mu kak, aku langsung membuka handuk ku, batang ku mulai tegang dan menyetuh pahanya, dan menyedarkan kakak rima ke diding, bima apa apaan sih kamu, batangku semangkin tegang aku berusa membuka handuknya, dia sdikit menahan, tapi lama terlepas, dan aku mecium bibirnya dia masih berontak, lama aku semangkin nafsu, bima sudah.. jangan kau lakukan, aku menusuk pelan batangku , lalu ku rengangkan kakinya dangan kaki ku, tangan ku mulai meraba buah dadanya, dia semangkin berusa berontak, aku mulai measukan batang ku ke vaginanya, bima jangan, bima sudah perbuat gila mu, aku terus measukan batang ku, bima… jangan, lama batangku semangkin dalam masuk, di mencoba mendorong tubuh ku, aku semangkin mengila.. menyodok batangku, kak rima, bima tau semua tentang mu, biar bima senengin kamu, kamu gila bim.., batang ku semangkin amblas, dia merasakan, dan mulai lemas karena ku pasak menempel di dinding, aku semangkin mengoyangkan pantat ku, walaupu dia agak shok tapi dia merasakan batangku, keluar masuk, bima sudah, kak aku mengerti kamu butuh biologis mu terpenuhi, kamu gila bima.., dia terus menhan badanku, aku semangkin mengenjot lebih cepat sehingga dia terus menikmati, sudah lebih dari 12 menit, batang ku mulai mencapai kelimax, ach..ach.. crot air mani ku kutambak di dalam, dia menolak tubuh ku dan berbaring di kasur, aku langsung mencium keningnya.
Aku keluar dengan rasa puas, dia lalu mengunci kamar, dan keluar lagi ketika nenek pulang kulihat dia benar marah, dia tidak pernah mau melawan nenek apa yang di bilang pasti di turuti walau hatinya malas. Rima.. makan yuk, kami makan dia benar2 diam seribu bahasa, setelah itu, lalu dia kembali ke kamar, nenek menuju kamarnya kamu kok lain ama bima, aku benci dia, dia bawa motor ugal-ugalan, ya sudah jangna marah, suruh dia pulang aku benci dia nek, ah kamu rim masa gitu aja marah kalian kan kakak adik.. jangan saling membenci lah, apa yang harus nenek perbuat, aku mendengar apa yang di bilang kak rima, kenapa dia tidak mengadu perbuatku, nenek pun keluar, aku dan nenek nonton tv, bima nenek ngantuk rasanya caoek sekali hari ini, nenek langsung masuk kamar, tak lama keluar lagi, rima sini nenek mau bicara, bima sini kamu.., kak rima keluar dari kamr, sini kalian duduk, kalian kenapa, ah ngak apa kok nek jawab aku, benar ngak ada masalah, rima kamu tuh berubah dikit, aku benci lihat dia nek, gini supaya kalian akrab kalian ku suruh tidur bersama bima kamu pake kasur mu tidur kamar kak rima di bawah, apa nek.. rima ngak mau, bima terserah nenek, ya udah rima ini adik mu juga kan, kalau kalian saling membenci akan abis rasa saudara kita, ya udah nenek mau tidur, kak rima langsung menuju kamar, tapi kamar tidak di kunci, tak lama aku masuk dan mengelar kasur di bawah.
Aku berbaring, aku langsung mencoba memanggil tapi dia tak menjawab, lalu aku naik tempat tidurnya, ka.. ka.. maaf bima ya, ka rima mengangis, kau jahat bima aku benci, aku langsung tak bisa berbuat apa lagi, kau tau apa yang tadi siang kau perbuat, kau telah menghancur apa yang telah hancur dalam diri ku, sambil terseduk, aku minta maaf kak, bima seharusnya tak kau lakukan perbuatan bejat itu, aku manusia yang hina dan di campakan suami ku, memang aku tak bisa memberikan keturan pada suami ku, adalah hal yang pahit buat ku, semua naluri ku terhadap keinginan untuk biolgis ku pun sudah ku pendam namun kau datang dengan menghina ku, seperti ini bim, aku benci kamu bim, kak aku minta maaf.. ka, maaf tidak pernah mebuatku senang aku masih terpukul dengan ini semua, aku bergegas keluar, bima kamu benar2 jahat, kak rima berdiri, aku sudah hancur, dan sekang kau mangkin hancurkan diri ku, ketika aku mencapai pintu, dia menampar ku, plak.. kau memang kurang ajar, air mata semangkin deras mengalir, aku terdiam di depannya dan tidak bisa berbuat apa lagi, dia mengunci pintu, bima apa mau sekarang, kak maafkan aku, plak..aku pun di tamper lagi.., dan menunduk, nih pisau kau bunuh saja aku, gila kamu kak, ayo bunuh biar nafsu puas, dia membuka tali dasternya sehingga jatuh bajunya, apa aku mau perkosa aku lagi ayo, air mata yang semangkin bercucuran, membuat ku lemas, ayo bim.. sandarkan aku ke dinding, sambil membuka BH dan CDnya, nih teteku isap, ayo bim…, kak maafkan aku, aku langsung menarik bajunya dan menutup tubuhnya.
Ka rima.. aku benar kilaf aku.. ngak sengaja, kau bener ngak ngerti perasan ku bima, aku tinggal di rumah ini untuk menutupi aib ku dari semua ini, kak maaf kan aku, aku langsung memeluknya, dan melemparkan pisau dari tangannya, dia langsung memeluk ku, dan tetap menangis, aku sudah tidak punya arti bim, kenapa kau lakukan ini semau, kak.. aku minta maaf.. maafin aku ya, dia tidak menjawab, aku langsung menunutn ke tempat tidur dan mendudukan, aku langsung keluar dan mengambil air putih, kak minum dulu, nih, setelah minum aku meletakan gelas dan menuju kamar mandi aku berpikir ah malam ini dia pasti pengen lagi, aku langusung melepaskan CD ku dan hanya mengunakan celana saja, aku kembali dia masi duduk di kasur dan sambil menangis, lalu aku mengunci kamar, aku membarikan tubuhnya dan mengakat kakinya, aku duduk di sampingnya, tanapa perintah aku langsung merbahkan badan ku di sampingnya dan menghadap dia, dia masi menangis, kak suadah jangan nangis dong, dia masi terdiam, lama dia membaliakan tubuhnya dan aku dibelakangi, kak masih marah ya, aku meraba pinggannya, kak rina meraih tangan ku, aku menempelkan tubuhku tubuhnya, kak.. jawab dong, dia malah terus mengemgam tangan ku.
Dia membalikan badan kini kami berhadapan, aku membuka baju ku, dan mencium bibirnya, dia tidak membalas namun hanya terdiam, aku membuka baju dia tetap diam, aku membuka celana ku, kami sudah telanjang, kak rima tetap diam, aku mulai mengakang kaki, dia tak memolak dan tetap diam, aku mulai memeluk tubuhnya dari atas, dan memcium bibirnya dia tetap tak membalas, ketika aku memasukan batangku, kak rima terus memandangku, aku mulai menusuknya, lama dia merasakan batang ku, ehm.. ehm.. ehmm.. sambil mengigit bibirnya, ehm..ehmm.. ehmm.. ehh.. eh.. ehh.. eehh.. ehh.. eh.. eh.., kulihat dia mulai memejamkan matanya, eh.. eh.. eh.. ehm.. ehmm.. ehm.. eh.. ehm.. ehm.. eh.. ehmm.. aku mencium bibir dan ka rima baru membuka sedikit demi sedikit aku bisa memasukan lidah ku dalam mulutnya, aku terus megoyang pantatku naik turun, ku rasakan vagina mulai licin, ehm..ahm.. ahm.. ah.. ah, vagina yang mulai memanas dan mulai menyodot batang ku, ah.. ah… a… ah.. ehm em.. dia terus memegang kain seperai dan lama menarinya, eh.. ehm.. eh.. ehmm… lama2 tubuhnya mulai gementar seakan mulai merasakan kenikmatan yang telah hilang, eh.. ehm.. em.. eh.. em.. eh.. eh.. eh.. eh.. aku semangkin menikmati, nafas kak rima semangkin kencang, eh.eh..eh. eh.. eh.. eh..eh ehm..eh.. eh. Eh..eh.. eh.. eh.. dia mulai melemparkan kepala kekanan dan kiri, ha.. ha. Ha.. ha..ha.. ha.. aku mencium lagi, ka.. kak rima, di menatap ku, seperti pandang yang bahagia, kak..aku udah mau keluar.., dia masih diam, lama batang ku semangkin mengeras.. dan vagina dia seperti mengigit batang ku, tubuh ka rima seperti tersentak-sentak.. ah.. ahh… ahh.. acchh.. ahh..bima, aku mulai mencapainya, kak.. ach ach.. ach.. crot.. crot kutembak kan air mani ku, di dalam vaginanya dan dia hanya terdiam, aku berhenti sejenak, ketika aku hendak mencabut batang ku, tangan kiri menahan pantatku, bim.. biarkan di dalam, aku langsung memeluknya, betigu juga Dia memeluku.
Aku melepaskan pelukan darinya, dan aku berbaring di sebelahnya, tak lama kak rima menetaskan air matanya, kak.. kakak marah dengan ku, dia malah mebelai wajah ku dengan sedikit senyum, kak aku di bawahya, aku berdiri dan menyelimuti dia, dia masih menatap ku, aku mula berbaring, tak berapa lam dia menarik tangan ku, untuk bermaksud agar aku tidur dekatnya, kak rima nengakat selimuat, sini.. aja ya, dia memandang kulagi, ka.. kakak kok ngak ada bicara, tangan karima meraih tangan ku agar aku bisa memeluknya, bima.. kenapa ini terjadi ama kita, air mata pun mentes, sudah lah kakak.. aku tak tau ini bisa begini.. kak apa kakak membenci ku, aku tidak bisa membenci mu bim, aku sudah tak tau musti berbuat apa, kulihat sudah jam masih jam 9, aku masi ingin main, aku medekap tubuhnya dan kepala ku ada dibawah dagunya, selangan berapa lama, kak rima mencium keningku, ketika aku hendak meraba vaginanya yang berbulu lebat dia menarik tangan ku, bima jangan.., aku diam saja, aku ingin di peluk bim.
Aku memeluknya, dan mencium bibirnya, kini dia mencoba membalas bibir ku, lama2 batang ku bangun lagi , kak.., iya bim.., aku langsung menidihnya lagi, dan memasukan batang ku, eh.. eh.. ehmm. Eh.. ehh. Eh.. eh.. emm.. em.., goyang semangkin cepat, ah… ahh.. ahh.. ahh.. ahh… ah.. ahh.. aahh.. aa… a.. ahh.. bima.. ahh.. aa.. ahh.. aahh. Ahh. Aa.. bima.. aauhh… auhh.. tangan mengemgam lengan ku, bima… ahh.. vagina semangkin lama semangkin licin, aau.. auu… au.. auu.. au.. aahh.. aahh.. aahh.. aku mencium bibirnya, kini dia membalsanyan, sambil mengoyang dia masih menikmati bibirku, aku melepaskan bibirnya, dan terus mengoyangnya, bima.. aah.. aa…aaahh.. aa.. aaahh.. bima.. bima… ah.. nafasnya semangkin cepat, he…he..he.. hem..hem.. he.. he..he.. he.. hm.. hm..hm..hm.. he..he..hm…hm.. he.. bimaa… ha.. ha.. ah..ah..aaa… ahh.. aa.. aaa… aahh.. kakak rima udah mencapai puncak nya, kami sudah berkeringat, badan dia bergetar dan seakan berontak, ah.. ach..achh.. bimaa.. ach..ach… achh.. semangkin lama2 badannya semangkin kuat untuk berontak seperti tak tahan, bimaa.. achh.. achh.. hampir 10 aku terus mengoyang, vagina semangkin panas dan menyempit, bimaa.. ach..auchh.. auchh.. bimaaa…, rasanya kepala batangku seperti ada yang mengigit dan membuat ngilu, ini bener seperti bermain tanpa beban aku bisa menikmati, bimaa.. aku ngak sangup lagi, iya sedikit lagi.. aku udah mau keluar..acchh..achh… achh.. ka.. kakak achh… achh.. bimaa.. aaucchh.. crot..crot…crot.. air mani ku menembang sebebasnya, aku langsung terkapar di sebelahnya.
Kakak rima mebalikan tubuhnya dan memebelaki aku, sambil meraih tangan ku, Bima peluk aku dan jangan kau lepas sampai aku tertidur, kakak jangan menagis ya, kak apa kau akan pergi esok ke acara keluarga, aku tidak akan bim.. aku malu dengan semuanya, kak kau malu karena kepercayaan diri mu sudah hilang, lihat besok saja bim, aku di samping mu selama aku disini. Aku yang akan membangkitkan gairah mu kak, terserah kau bima, sudah jangan di bahasa, aku ingin menikmati tubuhku di pelukan mu adik ku. Aku mebalikan tubuhnya dan kami berhadapan, batangku berdiri lagi kuraih tangan untuk memegang batangku, bima.., iya kakak.. penganglah, aku sambil ku tuntun tangannya unutuk mengocok batang ku, dia lama2 mengocok pelan2 hingga air mani ku keluar di tangannya, bima.. kamu, maafkan aku kak.. aku hanya ingin melihat tersenyum mu sampai kapan pun, aku langsung memeluknya dan mengepit pahanya, lama2 dia tertidur dalam pelukkan ku hingga pagi.
Sebelum nenek bangun rupanya dia sudah bangun, bima bangun udah pagi.. pakai baju mu nanti nenek tau apa terjadi kita malah bermasalah, dan terus tidur di bawah gih, kakak rima memeakai bajunya dan mebuka kunci pintu biar ngak jadi masalh. Apa yang dibilangnya benar, sekitar 1 jam kemudian nenek memangil ku, bima.. bima.. iya nek, udah jam 7 kamu masih tidur, mana kakak mu, di kamar nek tidur, panggil dia, aku memanggilnya dengan cium pipinya, nenek mangil tuh.., rima kamu nanti ikut ngak, aku malas nek, loh gimana sih udah 8 bulan kamu tidak pernah datang, ya sudah terserah kamu lah rima, nek.. nenek kan tau, iya kamu bisa sama bima ngobrol dan pasti ayah mu akan bertanya, liat nanti lah, dia masuk kamar, nek biar bima yang atur ya.., coba lah bima, aku bicara sama dia, bima.. bima.. iya nek, tolong kamu kepasar, nenek mau bawa lauk buat acara nanti, tolong belikan barang ini yang sudah nenek catat, aku langsung cuci muka dan pergi kepasar, dekat rumah nenek naik motor kak rima, setelah belanja aku melihat salon tak berapa jauh dari pasar sudah buka, ini ide aku, unutk membuat dia cantik.
Aku langsung menuju rumah setelah itu nenek masak, hingga selelsai, kulihat udah jam 9 lewat, nenek udah mau mandi, bima kamu temenin nenek ya, nek aku bisa ngajak kak rima ke acara itu, gimana ya udah nenek mandi aja, aku mau bawa dia pergi sebentar, nanti nenek ku antar dan dia ku bawa, iya deh bim terserah kamu, aku langsung menuju kamarnya, kulihat dia sedang menyisir dan belum mandi, kakak.., apa bima.., kak percaya ama bima, kenapa bima.., kakak percaya dengan ku, ada apa bim.. kamu kenapa bima, kakak harus pergi ke acara itu, bima kau lihat aku bima, jangan aku makin sakit hati, oke aku ngerti tapi sekarang ikut aku dan danti baju kakak, aku belum mandi bim, aku mengajak kakak saat ini tidak ke acara tapi ke tempat lain dulu, baru ke acara itu, tapi bima sudah percaya ama bima ya sekali aja, kami berangkat ke salon, sesampai di sana aku menyuruh salah satu pegawai memotong rambutnya sedikit dan membersihkan wajahnya, agar kelihatan cantik.
Lalu ku tinggal dia dan aku pulang untuk mengantar nenek ke acara itu, bima kamu dari mana, kak rima mana, nek dia di salon.. aku mau membuat dia percaya diri lagi, bener itu bima.., iya nanti nenek liat aja, aku langsung mengantar nenek dan menjemput nya, sesampai di rumah kami hanya berberdua. Dia terus memandang wajahnya yang berubah, aku melihat dari pintu, bima apa ini aku, iya kak.., iya bima ini aku.., aku memeluknya dari belakang, lalu ku buka pakainnya, kak ada satu lagi. Sini ikut aku, aku menuju kamar mandi dan mengambil pisau cukur dan gunting, aku langsung meberiskan ketiaknya dan jembutnya, begitu aku mencukur jembut ku, kami langsung mandi, dan kembali kekamar, kakak kita pergi ya, iya bima, aku memeluk dari belakang, dalam keadaan telanjang. Aku mencuim lehernya sambil meraba buah dada yang berukuran 38B dan memainkan putingnya yang berwarna coklat, ih bima geli ah, aku langsung mebalikan badanya, kakak rima sekarang kamu cantik tubuh nu masih mulus dan buah dada mu masih indah, lihat diri mu, bima makasih ya, aku mencium bibirnya dia membalasnya, dan melepaskan, udah ah.. katanya mau pergi, dia memeluku sekejap dan mencium pipi ku, makasi ya bima, aku mengatur pakaian dia semua, kulihat dia memang cantik.
Sesampai di sana, nenek terkejut melihat kak rima, langsung memeluknya dan memegang pipi ku, bima kamu hebat bisa membuat kakak mu tersenyum, tak lama papanya datang bersama ibu kakak rima, ini anak si yanti yang dari Jakarta itu kan, iya bude.., kakak rima duduk dan membelakangi mereka, mama kakak rima tau pasti dia tidak mau ikut, bu si rima mana dia ngak ikut lagi, nenek malah tersenyum, ngak dia ngak ikut, sambil tersenyum, kakak rima berdiri dan memandang mereka berdua, tuh rima anak mu (sapa nenek), ma.. pah.. apa kabar, rima.. kamu itu nak, iya bu.., kamu cantik sekali, papa rima terbenngon melihat anaknya, hai bima apa yang kau perbuat ama kakak mu, ku paksa ke salon terus ku tarik ke seni, hebat kamu bima, kami semua tidak bisa melakukan kamu bisa, kak rima tersenyum dan memang tangan ku, iya pah dia yang membuat ku seperti ini, tak lama aku di panggil ama papa kaka rima kami bicara penting di belakang, bima.. kamu hebat.. oh ya gimana sekolah mu, ya baik om, kami semua udah putus asa dengan kakak mu, satu caranya om berikan kasih sayang dan perhatian serta berusaha lah berkomunikasi, dia keras tapi aku berusaha komunikasi dengan dia walau pun dia kadang2 malas, namun aku selalu meminta maaf pada dia selama beberapa hari ini jadi dia mau mengerti semua.
Dan meyakinkan dia om masih ada yang menyangi dia itu yang ku bilang, bener kamu…, kamu seperti ibu mu cukup dewasa, makasi om.., om ada usul, apa om, kamu mau tolong om, apa om, kamu tinggal bareng mereka mau, ya sekolah aku gimana, kamu di Jakarta sekolah apa, aku stm swasta, oke om yang nangung asal kamu mau pindah, gimana ya om, semua om yang kasih asal mereka bahagia, nenek mu juga ada yang jaga kalau ada kamu, aku pikirin gimana dan aku Tanya mama ku di Jakarta. Oke besok aku bilang ke orang tua mu juga dari kantor, baik om.., acara hampir selesai semua memperhatikan kakak rima dan aku memeprhatikan dia dari jauh, lalu dia memeprhatikan sambil tersenyum. Tak lama nenek sakitnya kambuh karena kecapean, kai semua panic untuk anak nenek ada dokter langsung membawa kerumah sakit. Acara pun bubar aku pulang bersama kakak rima, ketika di jalan di memeluk ku, bima ke mal aku sudah lama tidak kesana, iya kakak.., sesamapi di sana setelah belanja baju tidur, kami pun muter2 ada sosok mata laki2 bersama wanita memandang dengan tegas, kakak ada yang kita, iya bim dialah suami ku, kak rima sengaja melewati di depannya, hai yanto apa kabar.., hai ri..rima.., ini anak mu.. i..iya.., oh lucu juga.. sayang aku ngak bisa memberikan keturunan.. sudah ya aku mau beli celana buat sepupu ku.. salam dengan istri aku tau dia sahabtku itu dulu.. sekarang aku sudah tidak kenal… mari to. Kami langsung mencari celana buat ku, dan mencari makanan buat bawa pulang, bima.. aku seakan puas hari ini seperti kehilangan beban, aku tau kakak menyapa suami kakak tadi ngak.., spertinya terlampiaskan semua.., kami langsung pulang dan sesampai di rumah sudah jam 7, aku langsung mencoba celana baru ku, gimana kak.. bagus.. aku mandi dulu ya, iya kak, dia sudah malu lagi terhadap ku, kakak rima langsung masuk kamar, ketika aku melepas celana,
Kakak rima di depan pintu, memperhatikan ku.., aku mengerti maksudnya, aku langsung menuju kekamar dia pun masuk kamar dan menunuggu ku, kak.., iya bima.., aku langsung melepaskan kancing bajunya, dia pun membuka kaos ku, kami sudah telanjang bulat sambil berdiri, bima.. kamu yang mebuat ku menjadi seperti ini lagi, aku bahagia bima, iya kakak bima hanya ingin kakak tersenyum.., dia mengecup pipi ku, makasi ya bima, aku serahkan semuanya untuk mu, aku merebahkan tubuhnya di kasur.., dia langsung mengangkang, dan langsung ku masukan batang ku, ah..a.. ah.. aa.. aa.. aku mulai mengoyang hinga kurasakan batang ku mulai panas, aah.. ah.. aahh.. aahh.. aahh.. aahh.. aaa… aaa.. aa.. aaa.. aahh.. bimaa..auhh.. auhh..auhh.. bimaa..auu.. auuu..uhh… uhh.. uhh…uhh.. uhh.. uuuhhh.. uhh.. vagina mulai basah.. ach.. bima..ahh.. aa.. aa.. auuhh.. bima ach.. aaaa.. aaa.. aa…. Nafas mulai terasa.. aa.. bima.. ha..ha..ha… ha… ha.. semangkin pajang nafas dia.. ha.. ha.. ha.. ha.. ha.. bima.. aku sudah tak kuat.. badan dia semangkin bergetar.. dan berontak seakan dia mencapai kelimax.. haahh..achh..ahcchh.. bimaaa.. ahh.. ahh.. aahhaa.. aa..aahh… aaahh… bimaaa.. aa… auuu… uhhff.. uhf.. uhf… aachh… achh… tubuh kami sudah berkeringat, aku semangkin tak kuat menahan gejolak ini, semua aku mulai terasa mau keluar hampir 10 menit aku diatas, kak rima.. aahh.. iya bima.. aahh.. aahh.. sudah aahh.. aahhaa.. bimaa.. aahh.. aa… aa…. Iya ka.. bima mau keluar.. cepat bimaa.. kakak udah ngak kuat.. aacchh kak..bima..ahh..kak achh.. aah.. achh.. crot . crot..aku langsung menembak di dalam lagi, bima…., iya kakak ku, makasih ya dik.., rasanya aku sayang ama mu bima sekarang, kakak apa kakak udah melepas semua permasalah hidup kakak, kau yang melepaskan beban ku bim, udah bim.. mandi yuk, kami langsung menuju kamar mandi , di kamar mandi aku langsung menghajar lagi tanpa pamit, dia cukup senang.
Selasai mandi kami langsung makan dia kembali kekamar lalu dia keluar dengan kimono dari kain sutra yang di beli tadi, ih cantik bener, ahh… malu ah.., sini deket bima duduk sini sambil nonton, dia jalan seperti anak yang di ejek jadi malu, apa sih bima ini, sini.. aku menarik tangannya, kami duduk sambil menonton tuh kakak di tv.. itu happy salma, lalu ku ajak dia duduk dibawa sambil ku suruh dia tiduran depan ku, kak sini depan bima sambil tiduran, ah bima.., iya sini aja.. dia mau apa yang kusuruh, lalu tangan ku yang memegang lengannya, langsung di tariknya ke buah dadanya, bima.., iya apa.., bima…kamu sekolah disini aja ya.., kak.. tadi papa kakak suruh aku begitu, aku suruh sekolah di sini, iya bima mau kan.. kakak maunya bima ama kakak di sini, nanti kita nikah juga kak.., ih kamu kok udah ke situ pikirannya, bima kamu tidak boleh menikah dengan ku.. kamu musti punya anak, seandainya istri mu seperti aku lebih baik kamu mengadopsi anak, loh kakak kenapa ngak mau, suami ku yang tidak mau.. aku mau kok, iya nanti ku bilang ama mama dan papa di Jakarta, bener bima.. kamu mau, dia langsung mebalikan mengangkat tubuhnya sehingga kepala dia ada di dekat dada ku, dia terus memeluku, oh bima.. aku sayang kamu, iya kak makasi ya, tapi ada syaratnya.., apa bima.., gimana kalau malam ini kita main dengan variasi, maksudnya, ya kita ganti-gantian.. aku diatas terus kakak diatas, ih apa sih ngomongnya ngelantur ah, mau ngak.., iya bima aku mau, kulihat jam udah jam 10 kurang, bima tidur yuk.., yuk.., ketika dia bangun aku langusng mengendonya, ih apa sih….bima.., dia langasung merangkul ku.
Aku meletakan di tempat tidur.., bima.., iya tunggu aku periksa pintu ama celenda.., jangan lama ya, ketika aku kembali dia sedang menyisir di meja riasnya, udah cantik bidadari ku, sambil mengelitik pinggannya, eh geli ah.. dia langsung mebalikan badannya, kamu bisa lebih dari suamiku, iya kak.., aku ingin bikin kamu lebih dari suami ku malam ini, sambil ku pegang pinggannya, kak…, iya bima, aku merasakan kasih sayang mu malam ini, aku begitu sayang, aku langsung melepaskan kimononya, dia membuka baju dan celana ku, dia langsung mencium ku, dan menarik ke tempat tidur, aku langsung memeluk dan menjamahnya, lalu kuremas buah dadanya, ehm..ehm.. ehmm.. ehmm.. ehmm.. ehm… bima.., dia menarik ku dan mencium ku, bima.. lakukan, aku memasuki batang ku, ehm..ehm.. ehm.. bima.. ehm.. batang ku mulai amblas.. ah.. ah.. aku mulai naik turun.. ah.. ahh.. ahh.. ahh.. ahh.. ah…bima ha..ha.. aha.. nafas pun mulai bermain. Ha.. ha.. ha.. badan mulai berkeringat, aku mengambil posisi agak berdiri dank u angakt satu kakinya sambil menyodok maju mundur, ah.. ah.. ah.. aa… ahh.. ah..ahh.. aku melihat buah dada yang bergoyang maju mundur.. sambil kuremas buahnya, bima..ehm..ehmm…ehh… ehm..ehm…ehm…ehm..bima..ehm..emm.. em..emm… em…emm…, bima..ah..aa..ah..ah… auh..auh.., vagina dia mulai memanas dan licin.. ach..ach..bima.. kuraakan dia kelimax, aku mencabut batang ku, lalu meminta nungging, kak nunging… dia langsung mau dan aku memasukan batang hingga amblas, ach.. ach..ah.. aku mulai maju mundur.. ah..ahh.. ahh.. ahh.. ah.. aa.. aahh..aahh.. aahh.. ahh.. ahh.. aahhh.. ahh..ahh…
Hampir 10 menit dua posisi kami permainkan, aku semangkin menikmati, kak mau di atas tubuh ku, iya sayang, aku langsung berbaring dan dia mengambil posisi.., dia sunguh menikmati, ah..aa…aa.. aaa..aa.. ha..ha.. aahh.aa..ahh.. ahhh… ahhh…bima ini enak.. huh..huh..huh..hu..huu..suguh enak bima..au.auu..auhh..auhh..sayang…ach…achh..,buah dada yang naik turun membuat pemandang jadi indah, bima.. bimaa… uuiiihhh… vaginanya bener menyedot ku batang ku seperti mengisap habis., bimaa..uuiihh.. bimaa. Sambil pantatnya bergetar.. bimaa..uiihh…kakak ngak tahan.. terus kakak enak uuaahh.. dia berhenti aku menaik turunkan pantat ku.. uiihh.. bimaa.. acchh… kak bima mau keluar.., dia langsung mengoyang maju mundur.. ach.. ahh.. bima.. achh kakak.. bima ngak kuat… achh.. kakak juga bima.. aachh..achh… dia langsung memeluk k uterus bima sodok .., iya kakak ach.. ach ..bima.. aahh.. kakak achh..aacchh.. achh.. kak.., iya bima.. crot.. crot.. crot.. kutembakan air mani ku, aah.. haa.. kakak bima sayang kakak.., kakak sekarang malah jatuh cinta ama pemainan mu sayang.., iya kak…, iya sayang, kamu tinggal sini ya, iya kakak pasti, dia terkapar diatas tubuh ku, tak lama dia mebarikan tubuhnya di samping ku dan memeluku, bima jika kau punya istri aku rela untuk melakukan ini, biak kak, kami bermain lagi hingga puas.
Aku melakukan ini selama liburan dan hingga aku pindah sekolah dan kuliha di kota tersebut, aku di buat seperti suaminya, hingga kamwin aku membagi jatah batin ke kakak sepupu ku.