Namaku Rudi, umurku 30 tahun, aku seorang 'cumshots' maniak yang sangat terangsang jika melihat wanita minum sperma ataupun
memuncratkan cairan spermaku di wajah seorang wanita. Dan hobi lainku
adalah mengumpulkan pakaian dalam wanita yang menurutku cantik,
terutama bra dan korset. Sudah banyak sekali bra dan korset yang
kukoleksi, terutama dari para wanita yang kukenal.
Pakaian dalam mereka kuambil entah dari kamar mandi maupun kamar
mereka atau dimana pun. Salah satunya adalah Lily, seorang wanita karir
berumur 35 tahun dan ibu dari dua orang anak. Payudaranya cukup montok
dengan ukuran bra 34B dan korset berukuran M. Postur tubuhnya cukup
bagus dengan berat badan kurang lebih 58 kg. Aku kenal baik dengan
adiknya, Tantra. Sering sekali aku main ke rumahnya, dan sering kali
pula aku mengambil bra dan korset-nya Lily. Sudah puluhan bra Lily yang
kukoleksi di rumahku, mulai dari yang warna hitam, merah jambu, coklat
muda sampai warna putih, pokoknya lengkap.
Lily suka sekali dengan bra berwarna putih dan berenda, karena
kebanyakan bra yang kuambil 90% berwarna putih. Bra tersebut kugunakan
untuk onani, sambil membayangkan Lily diperkosa oleh banyak lelaki
sambil dipaksa meminum air mani mereka. Hingga akhirnya aku
berejakulasi begitu banyak, dan spermaku kutampung di cup BH Lily. Lama
kelamaan aku bosan juga dengan hanya beronani menggunakan bra-nya saja,
maka aku mengajak teman-temanku sesama 'cumshots' maniak untuk menculik Lily dan memperkosanya beramai-ramai. Teman-temanku begitu bersemangat, dan terwujudlah rencana itu.
Namun tiga hari sebelum menculik Lily, kami beronani beramai-ramai
sekitar 30 orang. Satu hari rata-rata dari kami beronani sampai tiga
kali, jadi bisa dibayangkan berapa banyak sperma yang kami kumpulkan
dalam waktu tiga hari tersebut. Kurang lebih 4 gelas penuh sperma yang
kami kumpulkan dan menampung air mani kami di sebuah gelas dan
menyimpannya di dalam kulkas. Dan aku rasa para pembaca sudah tahu
untuk apa air mani tersebut.
Hari itu seharian penuh kami membuntuti Lily kemanapun ia pergi,
dan menunggu sampai datangnya kesempatan untuk menculiknya. Malam itu
Lily pulang dari kantornya sekitar jam delapan malam, dan naik taksi
dari halte yang ada di depan kantornya. Aku dan beberapa orang temanku
menguntit dari belakang dengan minibus temanku.
Ketika taksi berhenti di lampu merah yang sepi, dua orang temanku
langsung naik ke dalam taksi dan menyeret Lily keluar dan langsung
menaikkannya ke dalam mobil yang kutumpangi, dan temanku langsung
tancap gas dalam-dalam. Lily langsung kami bawa ke sebuah rumah
temanku, dan langsung diseret masuk ke dalam. Di dalam sana sudah
menunggu 25 orang temanku lagi. Tanpa basa-basi lagi, Lily mulai kami
kerjain.
Kami memberi kesempatan pada Lily untuk beristirahat sebentar dan
memaksanya duduk di sofa. Teman-temanku sudah tidak sabaran dan mulai
menggerayangi tubuh Lily yang montok itu. Bergantian mereka menciumi
wajah dan bibir Lily, hingga akhirnya mulailah aku dan teman-temanku
melucuti satu persatu pakaian Lily.
Kami mulai bergantian memasukkan tangan ke balik rok Lily yang
panjangnya semata kaki sambil meremas-remas paha, selangkangan dan
pantat Lily. Tidak puas sampai di situ, Heru mengambil gunting dan
mulai membelah rok Lily dari bawah hingga hampir ke selangkangan, dan
rok tersebut digunting hingga menjadi rok mini yang pangjangnya 20
senti di atas lutut. Paha Lily kami bentangkan lebar-lebar hingga
selangkangannya yang masih dibalut korset putih itu terlihat dengan
jelas, dan dengan leluasa kami berebutan mengobok-ngobok selangkangan
Lily, sedangkan yang lainnya mulai berusaha membuka blaser dan blous
putih Lily hingga akhirnya blaser dan blous tersebut dilepaskan dari
tubuh Lily.
Rok mini Lily pun akhirnya dilepas dari pinggangnya, hingga Lily
hanya memakai BH putih berenda dan korset putih serta sepatu hak tinggi
putih. Sebelum menyetubuhi Lily bergantian, aku dan Dedi mengambil 4
gelas air mani serta pudding coklat yang kami simpan di kulkas kemarin.
Di depan wajah Lily kami menyiram pudding coklat tersebut dengan
setengah gelas sperma dingin, dan bergantian kami memaksa Lily menelan
pudding sperma tersebut. Aku dan beberapa temanku menyuapi Lily puding
tersebut dengan sendok makan hingga puding beserta 'kuahnya' tersebut
habis tandas.
Sementara Lily tersedak-sedak ingin muntah karena begitu mual
sekali, namun kami tidak perduli dan acara tetap dilanjutkan. Salah
seorang temanku mengambil suntikan plastik tanpa jarum, dan ia menyedot
sperma dari dalam gelas dengan suntikan tersebut, dan memaksa Lily
membuka mulutnya, dan ia langsung menyemprotkan air mani lewat suntikan
tersebut, dan memaksa Lily menelan air mani tersebut. Bergantian kami
menyuntikkan air mani ke mulut Lily hingga habis 2 gelas.
Satu persatu dari kami mulai melepaskan celana dalamnya, dan kami
bergantian menempelkan penis kami yang sudah ereksi amat keras di wajah
dan payudara Lily sambil meremas-remas payudara Lily yang masih dibalut
bra dengan gemas. Secara bergantian Lily kami paksa mengulum-ngulum
penis kami sambil sesekali bergantian memukul-mukulkannya di wajah Lily
dengan penuh nafsu.
Aku mengambil gelas yang berisi sisa sperma tadi, dan mulailah kami
mengoleskan sperma tersebut ataupun mencelupkan batang kejantanan kami
ke dalam gelas tersebut, dan memaksa Lily mengulum penis yang sudah
berlumuran sperma tersebut, hingga akhirnya sperma tersebut habis, dan
gelas tersebut terlihat bening tak bersisa sperma setetespun. Bahkan
beberapa orang di antara kami bergantian menyumpalkan celana dalamnya
dengan gemas ke dalam mulut Lily. Aku pun ikut menyumpalkan celana
dalamku ke dalam mulut Lily.
Dalam keadaan mulut disumpal celana dalam, Lily kami paksa menjepit
penis kami bergantian di selangkangannya, baik dari depan maupun dari
belakang dalam posisi berdiri di atas sepatu hak tingginya. Sementara
temanku yang lain memaksanya mengocok penis dengan tangannya, kiri dan
kanan. Aku mengambil gunting dan menggunting celana korset Lily di
bagian selangkangannya, hingga kami akhirnya dengan leluasa bergantian
memasukkan batang kejantanan kami ke dalam liang vagina Lily.
Aku dengan cepat menggerakkan batang kejantananku keluar masuk
vagina Lily, sementara itu Dodi dan Soni memaksa Lily mengulum-ngulum
penis mereka. Yang lainnya berusaha memukul-mukulkan batang kejantanan
mereka di wajah dan payudara Lily. Sementara itu yang belum dapat
bagian hanya dapat menonton sambil mengocok-ngocok batang kejantanan
mereka.
Feri memaksa Lily duduk di atas selangkangannya hingga secara
otomatis batang kejantanan Feri langsung masuk ke dalam vagina Lily,
dan Lily dipaksa bergerak turun naik, dan terkocok-kocoklah batang
kejantanan Feri keluar masuk vagina Lily, sementara dua orang temanku
berdiri di depan Lily dan memaksa Lily mengocok-ngocok penis mereka
dengan kedua tangannya. Cup bra Lily dibetot ke bawah hingga payudara
Lily menyembul keluar dan ikut bergoyang-goyang turun naik ketika ia
bergerak. Dan hal itu membuat kami jadi lebih terangsang berat. Kami
bergantian mengerjai Lily dengan gaya tersebut, hingga akhirnya kami
mengakhirinya dengan pesta sperma di wajah Liliy.
Aku dan teman-temanku bergantian menekan-nekan wajah Lily ke
selangkangan sambil menggosok-gosokan batang kejantanan kami di
wajahnya. Tidak puas sampai di situ, aku mengambil sebuah cincin karet
dengan garis tengah 6 cm dan tebal 2 cm, lalu kusumpalkan di mulut Lily
hingga mulutnya tidak dapat dikatupkan lagi, dan dengan leluasa aku
mengocok batang kejantananku keluar masuk mulut Lily yang menganga
lebar itu, dan teman-temanku bergantian melakukan hal tersebut.
Akhirnya satu persatu dari kami sudah tidak sanggup lagi menahan
spermanya, dan mulailah kami satu persatu berejakulasi di wajah Lily.
Lily kami paksa duduk di sofa dengan rileks, lalu empat orang
temanku mengocok-ngocok penisnya dengan cepat dan mengarahkan lubang
penis mereka ke arah wajah Lily, dan memuncratkan air maninya hampir
bersamaan secara bertubi-tubi di wajah Lily, dan membuat beberapa garis
lurus putih air mani dari dahi hingga mulut Lily. Dua orang lainnya
memuntahkan air maninya di ubun-ubun Lily hingga bertetesan ke dahi dan
wajahnya.
Sepuluh orang temanku termasuk aku memaksa Lily membuka mulutnya
lebar-lebar, dan bergantian mencipratkan air mani kami ke dalam mulut
Lily dan memaksa Lily menelan air mani tersebut hingga habis. Empat
orang bergantian memukul-mukulkan serta menekan-nekan wajah Lily di
selangkangan mereka hingga akhirnya cairan sperma mereka muncrat dan
berantakan di wajah Lily hingga bertetesan ke payudara Lily.
Sepuluh orang lagi bergantian mencipratkan cairan maninya di dada
dan wajah Lily. Wajah dan rambut Lily blepotan sperma yang tak terkira,
dan aku mengambil sendok kecil, dan menyendoki sperma yang bertetesan
di wajah Lily dan memaksanya menelan cairan putih kental tersebut
hingga bersih. Lily kami mandikan hingga bersih dan kami memakaikan
kembali bra dan korset bersih yang aku sudah persiapkan.
Setelah beristirahat satu jam, kami kembali ngerjain Lily
beramai-ramai. Kali ini Lily hanya kami paksa mengocok dan mengulum
batang kejantanan kami. Hasil ejakulasi kami ditampung di sebuah gelas
berkaki hingga penuh hampir tumpah. Aku mengambil kembali suntikan
plastik, lalu kami bergantian menyedot cairan sprema tersebut dan
bergantian menyemprotkannya ke wajah dan payudara Lily, hingga Lily
sekali lagi kami bermandikan air mani hingga hampir tidak ada tempat
yang kering di wajahnya.
Puas memperkosa Lily, kami membawanya naik mobil dan menurunkannya
di dekat rumahnya dengan hanya memakai bra dan celana dalam serta
sepatu hak tingginya.