Saya adalah seorang wanita karir single yang
berumur 33 tahun, berikut adalah pengalaman saya yang tidak terlupakan
pada saat saya berlibur ke Bali. Pengalaman ini membuka satu lapisan
dari kehidupan saya yang tidak pernah saya temukan sebelumnya. Sisi
lapisan tersebut mengungkapkan bahwa saya adalah seorang yang menyukai
peran sebagai Dominant dalam permainan sex. Berikut ulasan dari
pengalaman saya yang menyadarkan saya.
*****
Hari sudah sore sekitar jam 6, capai shopping seharian di Seminyak
saya balik ke kamar hotel yang terletak di salah satu hotel berbintang
5 di kawasan Nusa Dua. Sambil tiduran kelelahan saya telpon massage
service yang terdapat di directory menu di kamar hotel. Setelah
menerangkan harga dan paket massage yang ada, saya memutuskan untuk
mengambil pijat tradisional selama 2 jam di kamar, karena saya sudah
letih dan malas untuk jalan jalan ke luar lagi.
Si operator menanyakan saya apakah mau male/female masseur, karena
iseng saya bilang yang male. Dengan malas saya mengambil handuk dan
masuk ke kamar mandi untuk shower air panas, sambil memejamkan mata
saya berdiri diatas pancuran shower dan membiarkan badan saya di siram
oleh air hangat yang terasa sangat menyegarkan badan.
Setelah kurang lebih 40 menit kamar saya bel, dengan tergesa gesa
saya mengeringkan badan dan menutupi badan saya dengan handuk. Ternyata
Massage service yang saya pesan sudah datang, sambil berpegangan pada
handuk saya mempersilah dia masuk ke dalam.
"Permisi Bu.." ujarnya.
Kesan pertama orangnya sangat sopan, penampilan tidak terlalu
macho, body biasa saja tidak terlalu atletis, tetapi tinggi dan
kulitnya hitam tapi bersih (tidak ada kumis/jenggot) dan rambut pendek
cepak. Dia mengunakan baju kaos linen putih, dan celana panjang putih
linen tipis yang longar (diikat dengan tali di pinggang)
Si therapist mempersilahkan saya untuk membuka bajunya semua dan
tidur tengkurap di atas tempat tidur, sementara dia pergi ke kamar
mandi untuk mempersiapkan peralatannya dan mungkin cuci tangan dan lain
lain.
Si therapist ternyata orang Jawa yang merantau ke Bali, sambil
ngobrol ngobrol si therapist memijat seluruh badanku dengan minyak
aroma therapy. Setelah seluruh badan belakang selesai, si therapist
permisi untuk memijat di bagian pinggul dan paha dalam, dan karena saya
lagi iseng (mungkin horny) saya mempersilahkannya.
Kemudian dioleskan minyak massage dengan lembut ke seluruh bagian
pinggul luar dalam, paha, selangkangan dan bahkan sampai ke sekitar
lubang anus, pada saat di pijat di areal itu saya kegelian enak, secara
enggak sadar kakiku makin terbuka, karena terkadang secara "tidak
sengaja" jari jari si therapist menyentuh ke bagian vagina dan clitoris
saya.
Proses pijat lembut di areal sensitif ini ini berlangsung selama
kurang lebih setengah jam, aku sampai terenggah-engah keenakan, merem
melek sampai hampir pingsan keenakan.
Lalu si therapist bertanya apakah mau di lanjutkan dengan kissing
massage, saya tidak ngerti apa kissing massage itu, si therapist
menjelaskan, ternyata kissing massage adalah seluruh badan akan diciumi
dan dijilati dengan lembut dari ujung jari kaki sampai ke ujung rambut.
"Wow.." dalam hati saya, karena saya yang lagi punya niat nakal langsung saja saya mengiyakan.
Si Therapist kemudian bertanya dan minta ijin apakah dia boleh buka
baju. Karena penasaran saya bilang ok, maka mulailah si terapis membuka
bajunya satu persatu di depan saya yang sedang tengkurap lemas. Si
therapis sangat sexy dan sopan, dia membuka bajunya semua dan
melipatnya satu persatu di atas tempat tidur sampai telanjang bulat, di
depan muka saya terlihat penisnya yang sudah setengah ereksi, dengan
bulu yang sudah di trim dengan rapih.
Maka mulailah si therapist naik ke atas tempat tidur dan menciumi
dengan lembut, tengkuk, punggung, pinggul, paha, betis, kemudian kaki
saya di tekuk, diangkat dan ditaruh di antara paha dan badan si
therapist sambil dia pelan pelan menghisap jari kaki saya satu persatu
sambil mengulumnya dengan lidah.
Kemudian mulut dan lidah si terapis naik lagi ke bagian sensitif
pinggul dan selangkangan. Kali ini dia menjilati bagian pinggul dalam
dan memasukan lidahnya ke dalam anus saya sambil tangannya membuka pipi
pinggul saya, lidahnya di mainkan disana, sensasinya luar biasa sampai
aku berteriak teriak.
Kemudian saya di suruh berbalik badan, seluruh badanku sampai
gemetaran dan lemas. Sambil berlutut dan tersenyum sopan si terapist
permisi untuk memulai kissing massage dibagian depan. Menurut saya
sikap si therapist ini sangat submissive dan sopan sekali, sehingga
saya merasa comfortable/nyaman dan pada saat itu sisi dominating saya
muncul.
Dengan posisi berlutut dan membungkuk si therapist mulai menciumi
dan menjilati lembut sekitar dada, saya yang merasa di atas angin mulai
meraba raba badan si terapis yang keras dan berotot walau sedikit
terlalu kurus. Pada saat diraba si therapist tidak protes ataupun
bersuara, karena penasaran saya lalu mulai memegang megang penis si
terapis yang sudah mulai keras dan bergoyang goyang mengantung di
antara dua kaki yang sedang belutut.
Awalnya pelan pelan, namun karena tidak ada reaksi saya mulai
meremas remas bagian "balls" dan penis, pada saat itu si Therapis
mengerang kesakitan namun tetap pasrah dan terus menjilati tubuh saya.
Pelan pelan si therapist mulai turun menjilati perut dan bagian atas
vagina saya sambil terus berlutut dan memberikan akses alat vitalnya
kepada tangan dan jari saya.
Setelah kurang lebih 15 menit saya sudah tidak sabar lagi, aku
menjambak rambut si terapis dan mengarahkan kepala dan mulutnya untuk
menjilati clitorisku yang sudah sangat sensitif. Tidak lama kemudian
saya climax, mungkin ini adalah orgasme yang paling sensational yang
pernah aku alami karena proses teasing mencapai puncak sangat lama dan
mengoda.
Pada saat itu si therapist tetap pada posisi submissivenya sambil
menundukan kepala mulai memijati tangan saya seolah tidak terjadi apa
apa, tadinya saya sempat malu pada saat orgasme, namun karena sikap si
therapist yang profesional itu membuat aku merasa relax dan santai.
Lalu si therapist bertanya apakah ada lagi yang bisa dia lakukan,
pada saat itu karena sudah ngantuk dan relax, maka saya bilang bahwa
saya ingin tidur, maka si therapis dengan perlahan memakai bajunya dan
memberikan slip charge yang untuk di tanda tangani, waktu itu saya
bingung harus kasih tip berapa, saya kasih dia 500,000 si terapist
hanya tersenyum dan tidak complain malah dia menawarkan lagi untuk
service massage besok.
Dia juga berkata kalau saya suka, dia akan membawa peralatan extra besok, karena penasaran saya bertanya "Peralatan apa lagi?"
Ternyata dia adalah seorang pemijat submissive yang suka melayani
dan disiksa oleh clientnya yang rata rata orang asing. Peralatan extra
tersebut adalah alat alat pengikat seperti tali tambang, borgol,
cambuk, pecut, rotan, penis karet dan lain lain.
Pembaca sejak pertemuan itu, saya menjadi ketagihan dan terkadang
saya membooking dia seharian untuk saya siksa dan melayani saya dengan
tangan terikat.
Pernah selama 3 jam nonstop saya suruh dia menjilati vagina saya
sambil berlutut di bawah, sedangkan saya duduk santai sambil merokok
dan nonton TV.
Kalau saya ingin pipis saya tinggal jongkok diatas mulutnya yang
terbuka lebar, dan mengencingi mulutnya, dengan taat dia meminum air
kencing saya dan membersihkan vagina saya setelah selesai.
Saya juga menikmati erangan seorang pria pada saat saya siksa,
biasanya saya suruh dia nungging dan pantatnya saya pukul pakai rotan
sampai merah biru sambil sesekali saya colok colok lobang pantatnya
dengan rotan tersebut.
Saya bisa menjadi sangat egois dalam permainan ini, saya tidak
peduli apakah dia merasa tidak enak atau kesakitan, yang penting saya
puas dan enak. Mempunyai ego seperti ini di saat momen permainan itu
membuat saya menjadi merasa kuat dan berkuasa.
Setelah balik ke Jakarta saya mencoba untuk mencari society yang
gemar dan sealiran dengan saya, namun sampai saat ini saya belum pernah
menemukan group orang tersebut, mungkin kegemaran saya ini langka di
Indonesia.
Kejadian di Bali tersebut selalu terbayang bayang di pikiran saya
dan selalu membuat saya menjadi Horny bila setiap saat mengingat ingat
permainan permainan yang kami lakukan.
Pernah karena sudah tidak tahan lagi, saya menelpon sang therapis
tersebut untuk mengambil cuti selama seminggu dan datang melayani saya
ke Jakarta. Tentunya semua ongkos pesawat dan penginapan selama di
Jakarta harus saya keluarkan, belum tips yang harus saya berikan kepada
dia, tetapi uang sudah tidak artinya lagi buat saya bila dibandingkan
dengan kenikmatan di atas yang saya dapatkan.
Selama seminggu saya menyewa service apartment di Jakarta Barat,
disitulah saya dilayani oleh si Therapist "special" tersebut, hubungan
kami tetap profesional, dia juga selalu menjaga agar kami tidak saling
jatuh cinta, tentunya saya juga ingin begitu.
Permainan kami selama seminggu sangat intense dan melelahkan,
tentunya lebih banyak lelah di dia, tetapi di situlah enaknya, saya
merasa puas dengan keegoisan saya tersebut.
Bila saya sudah kehabisan akal mau di apakan lagi dia, saya
menyuruh dia untuk menjadi salah satu furniture pelengkap di aparteman,
seperti meja penyandang kaki saya, atau sebagai patung pemegang asbak
saya.
Perlu juga pembaca ketahui, selama permainan kami, saya hanya
beberapa kali membuat dia orgasme, itupun juga bukan saya yang
melakukan, saya hanya menonton dia melakukan masturbasi (tentunya
dengan seijin saya) biasanya saya mengijinkannya bila dia sudah sangat
memuaskan saya dan benar benar patuh terhadapa perintah saya. Biasanya
saya suruh dia berdiri diatas meja pendek dan masturbasi, kemudian
spermanya di tampung ke dalam gelas biar tidak kotor ke mana mana dan
saya perintahkan dia untuk meminumnya dan menjilati gelas sampai
bersih. Setelah selesai dia akan tersenyum dan mengucapkan terima kasih
kepada saya.
*****
Demikian pengalaman saya, sebenarnya masih banyak lagi cerita kelanjutannya, mungkin di lain kesempatan akan saya tulis lagi.
Sekelumit cerita ini semoga dapat membuka wawasan sexualitas para
pembaca seperti kepada saya yang telah menyadari ternyata aku adalah
seorang domina. Apakah ada wanita lain yang mempunyai sisi seperti saya
ini di bumi Indonesia? Silahkan komentar ataupun diskusi mengenai
cerita ini di kirim ke email saya.