Saya mau memperkenalkan diri, nama saya
Rudiono, saat ini berusia 34 tahun dan telah berkeluarga, memiliki
seorang istri dan dua orang anak laki-laki. Saya ingin membagi kisah
saya disaat waktu masih bujangan dulu.
Saya lahir di Jakarta, tapi dari kecil saya dibesarkan bukan oleh
orang tua saya melainkan oleh abang angkat saya, dikarena sejak usia 7
tahun saya sudah menjadi anak yatim.
Abang saya itu adalah salah satu paranormal hebat yang ada di
Indonesia, merupakan salah satu pegangan dari mantan presiden kita dan
saat ini masih menjadi salah satu pegangan dari keluarga presiden kita.
Beliau juga salah satu pemandi pusaka dibeberapa keraton yang ada di
Indonesia disaat Bulan Muharam dan Maulud. Hanya sedikit sekali orang
yang kuat dan sanggup merawat serta memandikan Pusaka-Pusaka milik
Keraton.
Dari waktu masih sekolah dasar dulu, saya sudah banyak melihat dan
membuktikan kehebatan doa-doa atau ilmu-ilmu dari Agama Islam, dimana
sesuatu hal yang tidak mungkin menurut logika orang pintar, tapi oleh
abang saya bisa dibuat menjadi mungkin. Tentunya atas izin dari Allah
SWT.
Saya banyak melihat pasien abang saya yang sewaktu datang ke
rumahnya digotong oleh keluarganya, karena menurut dokter ahli yang
menanganinya penyakitnya sudah tidak mungkin disembuhkan lagi dan
umurnya mungkin sudah tinggal beberapa bulan lagi, karena sakit
jantung, stoke atau kanker yang sudah parah, tetapi setelah diobati
oleh abang saya ternyata bisa sembuh dan pulangnya bisa jalan sendiri,
setelah beberapa kali datang menjalani pengobatan dengan abang saya
tersebut.
Oleh karena itu saya lalu mulai belajar dengan tekun dan serius
dengan abang saya, supaya bisa memiliki kemampuan seperti abang saya
tersebut. Saya mulai tekun menjalankan wirid tengah malam, puasa dan
lelaku lainnya agar bisa memiliki kemampuan seperti abang saya itu.
Saya bukan hanya mempelajari ilmu untuk mengobati penyakit alami
saja, tetapi juga untuk mengobati penyakit buatan seperti misalnya
teluh atau santet, asihan, pelet, gendam, penunduk penurut, pelaris
usaha, ilmu penerawangan dan lain-lain.
Untuk membuktikan bahwa saya sudah berhasil membeli atau menguasai
ilmu tersebut, biasanya saya memprektekannya langsung dengan mengobati
pasiennya abang saya tersebut.
Tetapi ketika saya sudah duduk dibangku SMP, saya mulai
menyelewengkan pemakaian ilmu-ilmu tersebut. Hal ini pada awalnya tidak
saya sadari karena mungkin saat itu bawaan dari pengaruh masa puber
saya tersebut.
Jadi sebetulnya semua Agama itu baik, doa-doa dan ilmunya juga
baik, akan tetapi manusia yang memakainya itu sendiri yang tidak baik
karena manusianyalah yang menyelewengkan dan menyalahgunakan pemakaian
doa-doa atau ilmu-ilmu itu sendiri.
Seperti ibarat pisau kalau dipakai didapur itu baik, tapi kalau
dipakai untuk nodong yah jadi tidak baik. Jadi sekali lagi ini adalah
masalah manusianya, bukan masalah agamanya atau doa-doanya.
Dimasa muda atau bujangan saya dulu, saya benar-benar berkelakuan
buruk dan sangat berdosa sekali. Saya sudah pernah terjerumus dan
menyalahgunakan doa atau ilmu yang telah saya kuasai beberapa kali.
Hingga sekarang ini hanya tinggallah penyesalan yang ada di dalam
diri saya, karena telah banyak korban akibat perbuatan saya tersebut
dan saat ini saya berusaha menebusnya dengan bertobat serta membantu
orang-orang yang membutuhkan pertolongan dari saya.
Saya akan mencoba menceritakannya pengalaman saya tersebut satu per
satu, dengan harapan agar orang yang membaca cerita saya ini, tidak
mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang pernah saya perbuat.
Kejadian itu dimulai ketika pada suatu pagi saya melihat seorang
gadis yang menurut saya saat itu sangat cantik dan manis sekali,
berjalan memakai seragam SMP melewati depan rumah saya.
Tubuhnya tinggi, ramping dan sangat ideal sekali. Kulitnya putih
mulus dengan dada dan pinggul yang tidak terlalu besar, akan tetapi
kelihatan sexy sekali karena memakai seragam sekolah yang cukup ketat
sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang saat itu baru mulai
berkembang.
Spontan timbul rasa sir dalam diri saya dan ingin sekali berkenalan
bahkan menjadikan gadis itu sebagai pacar saya. Saya lalu menerapkan
ilmu pengasihan yang pernah saya pelajari dan telah saya kuasai, lalu
saya lari mengejar gadis itu. Setelah berhasil mengejar dan berada
disebelahnya, saya lalu menyapa gadis itu dan berkenalan dengannya.
"Hai." sapa saya.
Gadis itu lalu tersenyum melihat saya. Wow benar-benar cantik dan manis sekali gadis itu rupanya.
"Mau berangkat sekolah?" tanya saya.
"Ya." jawab gadis itu sambil tetap tersenyum manis pada saya.
"Oh ya kenalkan, nama saya Rudiono, saya tinggal di rumah nomor 34 yang telah kamu lewati tadi." kata saya.
"Boleh saya berkenalan dengan kamu?" tanya saya sambil menyodorkan tangan saya untuk mengajaknya bersalaman.
"Boleh." jawab gadis itu dengan senyum yang masih tetap menghiasi bibirnya yang mungil dan menggemaskan itu.
"Nama kamu siapa dan kamu tinggal dimana?" tanya saya yang sudah tidak sabar ingin mengetahui gadis itu tinggal dimana.
"Lusiana, saya tinggal dijalan ini juga dinomor 2." jawabnya kembali sambil tersenyum.
"Hari ini kamu pulang jam berapa? Boleh kita ketemu lagi nanti
setelah kamu pulang sekolah?" tanya saya lagi. Lalu di dalam hati saya
menerapkan ilmu pelet yang telah saya kuasai dan tanpa sepengetahuan
gadis itu, saya meniupkan ilmu tersebut kearahnya.
"Boleh saja, saya pulang sekolah jam 12.00 lalu ada pelajaran ektra
kurikuler sampai jam 15.00 dan setelah itu saya tidak ada acara lagi."
jawab gadis itu.
"Bagaimana kalau kita ketemu siang ini jam 12.00? Bagaimana kalau
kamu tidak usah ikut pelajaran ektra kurikuler aja?" tanya saya yang
saat itu sudah tidak tahan lagi ingin segera bisa mendapatkan gadis
itu.
"Oke deh, nanti setelah pulang sekolah jam12.00, saya langsung
kerumah kamu saja yah." jawab gadis itu. Wah betapa senangnya hati saya
karena apa yang saya harapkan telah terjadi.
"Oke, saya tunggu didepan rumah yah, jangan lupa rumah saya yang
nomor 34 yah." kata saya. Sambil bercakap-cakap disepanjang perjalanan
itu, akhirnya sampailah kita disekolahan gadis itu. Setelah Lusi
panggilan dari Lusiana itu masuk ke dalam halaman sekolahnya, saya
langsung pulang kembali kerumah saya.
Sesampai dirumah saya langsung masuk kekamar tidur saya, kebetulan
kamar tidur saya berada dipaling depan, dulunya bekas garasi mobil tapi
telah dirubah menjadi kamar tidur saya dan memiliki pintu sendiri yang
bisa langsung keluar rumah.
Saya membaringkan tubuh diatas tempat tidur saya. lalu menghayal
yang jorok dengan gadis itu, maklumlah saat itu mungkin hormon saya
lagi sedang tinggi-tingginya karena sedang dalam masa puber.
Karena tidak sabar menunggu Lusi pulang sekolah, saya lalu
menerapkan ilmu penerawangan saya yang fungsinya untuk bisa melihat
menembus penghalang, melihat jarak jauh atau melihat kealam gaib. Saya
lalu menggunakan ilmu itu untuk melihat Lusi yang saat itu sedang
berada di sekolah, saya perhatikan dia yang saat itu lagi duduk belajar
di kelas, akan tetapi kelihatan sekali bahwa Lusi sering ngelamun,
gelisah dan rasanya hampir tidak tahan untuk bisa segera pulang,
rupanya ilmu yang saya gunakan kepadanya itu sudah mulai terlihat
reaksinya.
Lalu saya perkuat dosis ilmu penerawangan saya, sehingga saya bisa
melihat tubuhnya yang indah itu menembus ke dalam pakaian seragam
sekolah yang dikenakannya. Padahal ilmu penerawangan itu tidak boleh
digunakan untuk sengaja melihat hal-hal seperti itu karena dosa. Akan
tetapi saat itu rupanya setan sudah terlalu kuat mempengaruhi saya,
sehingga saya tetap saja mempergunakan ilmu tersebut untuk menikmati
keindahan tubuh bugilnya Lusiana.
Wah luar biasa sekali indahnya tubuh Lusiana, tubuhnya betul-betul
mulus sekali dengan buah dadanya yang baru tumbuh, dimana kedua
ujungnya dihiasi dengan puting kecil yang berwarna coklat kemerahan.
Kemaluannyapun baru sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang sangat
menggemaskan sekali dan membuat saya yang melihatnya terangsang sekali.
Akhirnya jam di rumah sayapun menunjukkan juga pukul 12.00. Saya
lalu bergegas membuka pintu kamar langsung menunggu didepan rumah.
15 menit kemudian akhirnya Lusianapun tiba di depan rumah saya,
setelah sedikit berbasa basi dan melihat situasi rumah sudah aman,
sayapun mengajak Lusiana masuk ke dalam kamar saya melalui pintu depan
yang dulunya bekas pintu garasi.
Setelah berada di dalam kamar, saya lalu menawarkan minuman dingin
yang telah saya siapkan sebelumnya. Sambil ngobrol ngalor ngidul, di
dalam hati saya kembali menerapkan ilmu asihan, pelet, penunduk
penurut, gendam, ajian jaran goyang, semar mesem, pembangkit sir atau
nafsunya dan sebagainya, setelah itu lalu saya tiupkan kearah Lusi yang
lagi duduk diatas tempat tidur disamping saya.
Luar biasa sekali hasilnya, kelihatan sekali bahwa si Lusi itu
sudah kena dalam pengaruh ilmu saya tersebut. Duduknya mulai gelisah,
sebentar-sebentar sambil tersenyum dia melirik kearah saya dan menunduk
malu bila ketahuan dia sedang melirik saya. Rupanya ajian atau ilmu
pembangkit sir, jaran goyang dan semar mesem yang saya gunakan
kepadanya mulai menunjukan reaksinya, sehingga Lusipun mulai merasa
kepanasan atau kegerahan.
"Panas sekali rasanya hari ini yah?" kata Lusi sambil mengipasi
dirinya dengan buku pelajaran sekolahnya yang diambilnya dari tasnya.
Padahal kamar tidur saya tidak terlalu besar dan memakai AC 1 PK.
Rupanya pengaruh ilmu itu lebih kuat dari dinginnya AC sehingga membuat
panas tubuhnya Lusi meningkat dan menaikan gairah nafsunya Lusi.
"Kalau mau mandi silahkan, tuh ada kamar mandi disana." kata saya
sambil menunjuk kamar mandi yang ada dipojok di dalam kamar tidur saya.
"Mungkin kamu masih kepanasan karena tadi habis jalan kaki dari sekolah kerumah saya." kata saya lagi sambil mulai merangkulnya.
"Iya deh, saya mandi dulu yah." kata Lusi kemudian sambil berdiri mau berjalan kearah kamar mandi.
Sayapun ikut berdiri, lalu saya menahan tubuhnya dan berkata,
"Boleh saya ikutan mandi bareng sama kamu? Sayapun juga merasa gerah
sekali." Lusipun tertunduk malu, tapi dia menganggukan kepalanya dengan
perlahan.
"Kamu tidak usah malu sama saya, sini saya bantu bukain baju kamu."
kata saya kemudian sambil tangan saya bergerak membuka kancing bajunya
satu persatu mulai dari atas dan Lusipun yang sudah terpengaruh oleh
ilmu-ilmu yang saya gunakan tersebut hanya diam saja.
Wah indah sekali tubuhnya, benar-benar mulus sekali dan terlihat
buah dadanya yang baru tumbuh serta belum terlalu besar masih tertutup
dalam BHnya yang berwarna krem. Lalu sambil memeluk tubuhnya dari
depan, tangan saya lalu bergerak kebelakang tubuh Lusi dan mulai
membuka resluiting rok seragam SMPnya dan menurunkan ke bawahnya.
Benar-benar indah sekali tubuhnya Lusi, kulitnya putih dan mulus
sekali tidak ada cacatnya. Saat ini Lusi berdiri sambil menundukan
kepalanya malu berhadapan dengan saya dengan hanya memakai BH dan CD
yang berwarna kremnya saja.
Lalu saya peluk erat sekali tubuh Lusi dan mencium bibirnya karena
saya sudah tidak tahan ingin memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya yang
mungil menggemaskan itu. Tangan sayapun lalu bergerak kebelakang tubuh
Lusi, membuka kaitan BHnya dan melepaskan BH itu dari dadanya. Indah
sekali buah dada Lusi tersebut. Putih mulus, baru mulai tumbuh, tidak
terlalu besar tapi padat dan kedua putingnya masih kecil berwarna
coklat kemerahan.
Lalu tangan sayapun kembali bergerak ke bawah, menurunkan CD krem
yang merupakan pakaian terakhir yang dipakai Lusi tersebut. Bagai mimpi
rasanya, saat ini ada seorang gadis cantik dan manis berdiri dihadapan
saya dengan tubuh polos telanjang tanpa memakai pakaian selembarpun.
Dengan kulit yang putih mulus dengan buah dada yang baru tumbuh,
tidak terlalu besar tapi padat, menggantung indah didadanya,
kemaluannyapun baru ditumbuhi bulu-bulu halus yang membuat saya semakin
terangsang melihatnya.
Tak lama kemudian akhirnya Lusipun tidak tahan lagi, dia langsung
memeluk saya dan menyembunyikan wajahnya didada saya. Terdengar
suaranya yang lirih bertanya, "Kakak benar-benar sayang sama Lusi?"
"Tentu saja sayang, saya sangat sayang sekali sama Lusi." jawab saya.
"Saya sudah pasrah bila kakak mau memiliki diri Lusi seutuhnya." kata Lusi kemudian.
Sayapun memeluk tubuhnya dengan erat sekali, lalu mencium bibirnya
yang mungil itu dan Lusipun membalas ciuman saya tersebut. Cukup lama
kami berciuman dan berpagutan bibir, lidah kamipun saling bermain di
dalam mulut Lusi, sambil tangan saya mengusap-usap punggung Lusi, turun
kepinggulnya dan tangan sayapun meremas-remas pelan pinggul Lusi yang
masih belum terlalu besar juga namun padat sekali. Lusipun juga memeluk
tubuh saya dengan erat sekali.
Lalu ciuman sayapun mulai turun kelehernya Lusi, tampak terlihat
Lusi memejamkan mata sambil mendongakan wajahnya, terdengar mulutnya
mendesah menikmati ciuman saya yang sedang bermain dilehernya tersebut,
lidah sayapun bermain-main ditelinganya dan akhirnya ciuman sayapun
turun kedadanya.
Mulut sayapun mulai menciumi buah dadanya, lalu menjilati puting
buah dadanya yang sebelah kiri sambil tangan saya meremas lembut buah
dadanya yang sebelah kanan. Terlihat tubuh Lusi bergelinjang seperti
terkena strum disaat lidah saya menyentuh putingnya.
Bahkan tubuh Lusipun semakin bergelinjang-gelinjang dan
mendesah-desah ketika lidah saya mulai bermain-main diputing buah
dadanya, sambil mencium dan menghisap-hisap puting buah dadanya itu
serta meremas-remasnya. Lusipun kelihatannya sudah tidak tahan lagi,
tangannya bergerak memegang penis saya dan meremas-remasnya dengan
keras. Ah rupanya Lusi belum berpengalaman dan belum mengerti bagaimana
caranya membuat pasangannya merasakan nikmat.
Sambil memeluk dan meremas buah dadanya, saya berbisik ditelinganya
mengajarinya memegang, mengusap-usap lembut dan memperlakukan batang
kemaluan saya agar saya juga bisa merasakan nikmat seperti yang sedang
dirasakan oleh dirinya.
Lalu saya merebahkan tubuh Lusi ditempat tidur, lalu membuka kedua
kakinya kemudian menindihnya diantara kakinya tersebut. Lalu kembali
kami berciuman bibir dan bermain lidah, lalu ciuman sayapun turun
kelehernya dan terus turun sampai kedadanya sambil tangan saya
meremas-remas lembut buah dadanya.
Lusi kelihatannya sudah tidak tahan lagi, tubuhnya sudah tegang
bergelinjang-gelinjang, sambil memeluk tubuh saya erat sekali, Lusipun
mengeluarkan desahan yang semakin keras karena pengaruh ilmu pembangkit
sir yang saya gunakan kepadanya mulai bereaksi mencapai klimaks.
Lusi merasakan nafsunya sudah semakin meledak dan naik keubun-ubun,
dimana pada saat itu batang kemaluan saya sudah menempel dikemaluannya
dan menggesek-gesek belahan kemaluannya. Lusi semakin
menggoyang-goyangkan pinggulnya agar batang kemaluan saya bisa segera
menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya, Rupanya dia sudah ingin
sekali lubang kemaluannya dimasuki oleh batang kemaluan saya.
Akan tetapi dikarenakan saya masih belum mau
segera menyelesaikan permainan ini, karena saya masih belum puas
bermain dengan buah dadanya Lusi, maka sayapun berusaha mengimbangi
goyangan pinggulnya Lusi agar batang kemaluan saya tidak berhasil
dibuat masuk olehnya ke dalam lubang kemaluannya dan hanya
menggesek-gesek belahan kemaluannya saja.
Karena Lusi tidak berhasil membuat batang kemaluan saya masuk ke
dalam lubang kemaluannya dengan goyangan pinggulnya yang semakin hebat,
akibatnya malah membuat kepala penis saya menyundul-nyundul lubang
kemaluan dan dan menggesek-gesek clitorisnya, sehingga akhirnya
nafsunya memuncak dan dipengaruhi reaksi ilmu pembangkit sir yang juga
sudah mencapai klimaksnya, akhirnya dengan desahan yang cukup keras dan
pelukan yang sangat kencang, dengan tubuh yang tegang
bergelinjang-gelinjang, sambil kedua kakinya mengapit pinggul saya
dengan kerasnya, Lusipun akhirnya mencapai orgasme. Terlihat tubuhnya
teregang beberapa saat. Terasa cairan hangat meleleh keluar dari
kemaluannya membasahi batang kemaluan saya yang menempel di belahan
kemaluan Lusi.
Setelah beberapa saat memejamkan matanya, dengan tubuh yang
meregang, pelan-pelan terasa pelukan Lusi mulai mengendor dan kedua
kakinyapun turun ke bawah, terbuka mengangkang lemas dengan tubuh saya
ditengah-tengahnya.
Sayapun mencium keningnya dan membisikan kata-kata bahwa saya
sayang sekali padanya. Setelah itu saya mencium bibirnya kembali, kami
berciuman dan bermain lidah kembali sambil berpelukan, masih tetap
dalam kondisi saya menindih tubuhnya Lusi.
"Gimana rasanya sayang? Enak?" tanya saya kepada Lusi. Sambil tersenyum dan memandang saya, Lusipun menganggukkan kepalanya.
"Mau ngerasain yang lebih nikmat dan lebih dahsyat lagi?" tanya saya kembali.
"Terserah kakak, saya akan melakukan apa yang kakak mau." jawab Lusi kemudian.
"Bagaimana kalau sekarang gantian kamu yang membuat saya merasakan
nikmat?" tanya saya lagi. Lusipun tersenyum dan menganggukan kepalanya.
Tanpa membuang waktu lagi, saya langsung membaringkan diri
terlentang di tempat tidur. Lusipun lalu naik keatas badan saya dan
merebahkan dirinya tertelungkup di atas badan saya. Lalu kami
berciuman, bermain lidah dan berpelukan kembali dengan panasnya.
Lusipun mulai mencumbu saya menciumi leher saya, terus turun kedada
saya. Lidahnya bermain-main di puting dada saya yang sebelah kiri
sambil sesekali dihisap-hisapnya, sedangkan tangan kanannya
mengusap-usap puting dada saya yang sebelah kanan. Tangan kirinyapun
bergerak turun ke bawah, memegang batang kemaluan saya dan
meremas-remasnya dengan lembut.
Ah luar biasa sekali nikmatnya, saya hanya bisa memejamkan mata
merasakan betapa nikmatnya dicumbu oleh Lusi sambil tangan saya
meremas-remas lembut buah dada dan putingnya. Lalu ciuman dan lidah
Lusipun mulai bergerak turun ke bawah sampai akhirnya wajah Lusi tepat
berada di depan batang penis saya.
Lalu lidahnya menjilat-jilat batang kemaluan saya dengan pelan
sekali dan oh.. Nikmat sekali rasanya ketika Lusi memasukan kepala
penis saya ke dalam mulutnya yang mungil itu, mengulumnya,
menghisap-hisapnya dan nikmat sekali ketika bibirnya yang lembut
bergerak keatas ke bawah, mengocok-ngocok batang penis saya sehingga
keluar masuk dari mulutnya.
Akhirnya setelah 20 menit kemudian saya tidak tahan lagi, terasa
ada sesuatu yang mau meledak dan keluar dari batang penis saya, lalu
saya memegang kepala Lusi dan sambil meremas rambutnya, saya
menggerak-gerakan kepala Lusi naik turun semakin cepat, semakin cepat
dan semakin cepat.
Akhirnya dengan tubuh yang menegang kencang sekali, saya tekan
kepala Lusi ke bawah sehingga batang kemaluan saya yang panjangnya 17
cm dengan diameter 3 cm itu tertelan masuk semua ke dalam mulutnya dan
saya menyemprotkan cairan kenikmatan saya itu berkali-kali ke dalam
mulutnya.
Karena saya tahan kepalanya disaat saya mengalami orgasme yang luar
biasa tersebut, menyebabkan hampir semua cairan kenikmatan saya
tertelan oleh Lusi dan hanya sedikit yang meleleh keluar dari sela-sela
bibirnya.
Lalu Lusipun membersihkan batang kemaluan saya dengan
menjilat-jilatinya sampai bersih. Kemudian saya tarik tubuh Lusi keatas
menindih tubuh saya, kami berpelukan dan berciuman mesra sekali.
Berhubung hari sudah menjelang sore dan sudah waktunya pulang,
dimana Lusipun belum minta izin orang tuanya mau pulang terlambat, maka
kami segera mandi berdua dan akhirnya Lusipun saya antar keluar rumah
agar dia bisa segera pulang.
Tak lupa kami janjian kembali, dimana Lusi akan datang kembali
kerumah saya besok siang setelah pulang sekolah jam 12.00 dan sudah
terlebih dulu izin pada orang tuanya akan pulang terlambat.
Ternyata benar, Lusi menepati janjinya. Setelah selesai sekolah
Lusi langsung kerumah saya. Ah betapa bahagianya hati saya karena
kekasih yang sangat saya sayangi telah datang untuk menemui saya,
telebih lagi Lusi sudah meminta izin terlebih dulu kepada orang tuanya
akan pulang terlambat. Jadi kami punya waktu yang cukup banyak untuk
melepas rindu dan memadu kasih.
Tak membuang waktu lagi. Pintu pagar langsung saya bukain dan saya
langsung menarik tangan Lusi untuk mengajaknya masuk kekamar saya.
Setelah berada di dalam kamar dan mengunci pintunya, saya langsung
memeluk Lusi erat-erat dan mencium serta melumat bibirnya. Lusipun yang
telah mulai berpengalaman dalam berciuman, langsung membalas ciuman
saya dan juga melumat bibir saya, sampai akhirnya kitapun bermain
lidah.
Kali ini saya sudah berencana untuk bisa menikmati tubuh Lusi
habis-habisan karena saya sudah tidak tahan lagi melihat bodynya yang
luar biasa. Lalu Lusipun saya suruh berbaring di ranjang agar bisa
tidur dan beristirahat sebentar barangkali dia hari ini lelah sekali
belajar di sekolahnya. Lalu sayapun membaringkan tubuh saya di samping
tubuh Lusi tersebut sambil memeluknya.
Tanpa sepengetahuan Lusi, pelan-pelan tangan saya mengeluarkan biji
lada dari saku celana pendek saya yang sudah saya siapkan dari tadi
pagi sebelumnya. Saya ingin mencoba ilmu yang pernah saya pelajari akan
tapi belum pernah saya berkesempatan untuk mengetes kemampuannya. Biji
lada tersebut baru bisa digunakan dan berfungsi apabila kita
mengambilnya dari dapur rumah orang lain yang bukan tempat tinggal kita
dan harus tanpa sepengetahuan orang-orang yang tinggal di rumah itu,
apa lagi sampai kepergok.
Lalu apabila kita memilin-milin biji lada tersebut dengan ibu jari
dan jari tengah kita, sambil menerapkan ilmu memindahkan rasa tersebut
sambil ditujukan pada seorang wanita, maka wanita yang kita tuju
tersebut akan merasakan klitorisnya seperti dipilin-pilin, semakin
cepat dan keras kita memilin biji lada tersebut, maka wanita itu juga
akan merasakan klitorisnya semakin cepat dan keras dipilin-pilin.
Sambil menunggu beberapa saat sampai Lusi mulai tertidur dalam
pelukan saya, sayapun mulai menerapkan ilmu memindahkan rasa yang
ditujukan kepada Lusi binti pulan sambil jari tangan saya mulai
memilin-milin biji lada tersebut. Ternyata hasilnya luar biasa sekali,
pertama saya merasakan tubuh Lusi tersentak dalam pelukan saya.
Rupanya Lusi kaget karena dia merasa kok aneh klitorisnya seperti
ada yang menyentuh dan memilin-milinnya, sedangkan dia melihat tangan
kiri saya sedang memeluk tubuh dia dan ada di punggungnya, tangan yang
kanan sedang ada di samping tubuh saya sebelah kanan lurus di atas
tempat tidur. Posisi saya tidur terlentang dan Lusi ada di sebelah kiri
saya setengah tertelungkup memeluk tubuh saya.
Dalam keadaan setengah bingung dan heran, Lusipun lalu mencoba
tidur kembali sambil memeluk tubuh saya dan ketika saya lihat Lusi
mulai hampir tertidur kembali, saya mulai memilin-milin biji lada itu
kembali. Kali ini walaupun dalam keadaan setengah bingung dan heran,
Lusi diam saja dan tetap memejamkan matanya.
Pada awalnya Lusi berusaha mencoba untuk melawan perasaan "aneh"
tersebut, akan tetapi akhirnya lama-lama dia terlihat mulai
menikmatinya juga. Saya mulai merasakan tubuh Lusi mulai
bergelinjang-gelinjang pelan dan kaki kirinya yang berada di atas kaki
kiri saya juga mulai terasa sebentar-sebentar menegang. Sambil meram
pura-pura tidur, saya mempercepat pilinan biji lada tersebut sambil
sesekali saya memencet biji lada tersebut dengan agak keras.
Luar biasa sekali, saya merasa tubuh Lusi mulai semakin
bergelinjang-gelinjang dan tangan kirinya yang berada di dada saya
mulai terasa memeluk saya erat sekali. Dari mulutnyapun mulai terdengar
desahan-desahan halus yang lirih sekali. Lalu sayapun mulai menambah
kecepatan pilinan pada biji lada tersebut lagi, semakin cepat dan
semakin cepat lagi sambil sesekali memencetnya dengan agak keras.
Setelah beberapa saat tubuh Lusi bergelinjang-gelinjang dengan
kencang disertai dengan pelukannya yang juga sudah semakin erat pada
tubuh saya, diiringi dengan suara desahan yang cukup keras dan disertai
dengan tubuh yang tegang sambil memeluk tubuh saya erat sekali,
akhirnya Lusipun mencapai puncak orgasmenya yang luar biasa.
Setelah tubuhnya tegang beberapa saat sambil memejamkan matanya,
akhirnya tubuh Lusipun pelan-pelan terasa mulai mengendur. Lusipun
kembali memeluk tubuh saya dengan tubuh yang basah kuyub dengan
keringat sambil memejamkan mata dan tersenyum penuh kepuasan.
Lalu saya membangunkan Lusi dan menyuruhnya membuka baju karena
bajunya telah basah kuyup oleh keringat. Lusipun lalu bangun dan
membuka baju serta rok seragam sekolahnya, kali ini rupanya Lusi sudah
tidak malu-malu lagi pada saya dan diapun juga membuka BHnya sekalian.
Luar biasa sekali, tubuhnya yang putih mulus kembali terpampang di
depan mata saya dengan buah dadanya yang masih baru mulai numbuh
dihiasi dengan puting kecil berwarna coklat kemerahan terlihat
menggantung indah di dadanya. Wah rupanya Lusi tadi mengeluarkan cairan
yang cukup banyak waktu orgasme karena saya melihat CDnya yang berwarna
krem ada bercak-bercak cairan yang tembus dari dalam CDnya.
Sekalian saja saya suruh buka CDnya dengan alasan agar cepat kering
bila disampirkan di atas kursi. Dengan wajah yang memerah karena merasa
agak malu ketahuan tadi habis orgasme, pelan-pelan Lusi menurunkan
CDnya dan melepaskannya lalu menaruhnya di atas senderan kursi dalam
kamar saya. Supaya Lusi tidak malu telanjang polos sendirian, lalu
sayapun membuka seluruh pakaian yang melekat pada tubuh saya sampai
telanjang polos juga seperti halnya dengan Lusi saat itu.
Timbul niat saya untuk isengin Lusi sekali lagi, karena saya ingin
hari itu Lusi benar-benar merasakan kepuasan yang tiada tara sampai
saya bisa merasakan tubuhnya sepenuhnya. Kembali saya bilang padanya
agar lebih baik kita sama-sama coba tidur untuk beristirahat sebentar
dulu, agar kita nanti bisa melepaskan rindu habis-habisan dengan tubuh
yang segar. Lusipun menganggukan kepalanya tanda mengiyakan.
Akhirnya saya merebahkan diri kembali terlentang ditempat tidur dan
Lusipun berbaring di sebelah kiri saya setengah tertelungkup sambil
memeluk saya dengan tangan kirinya di atas dada saya dan kaki
kirinyapun ditaruhnya di atas kaki kiri saya. Sekilas saya cium
keningnya dan Lusipun lalu menyelusupkan wajahnya kedada saya. Sayapun
juga memeluk tubuhnya dengan erat dan mengusap-usap rambutnya.
Akhirnya sayapun mulai mengisenginnya kembali dengan memilin-milin
biji lada itu kembali. Kali ini Lusi memberi respon kepada saya, sambil
bergelinjang-gelinjang secara perlahan, tangan kirinya mulai
mengusap-usap dada saya juga puting dada saya. Ahh.. nikmat sekali
rasanya, sayapun lalu mencium bibirnya sambil tak lupa tangan saya
tetap terus memilin-milin biji lada tersebut.
Kali ini saya memilinnya pelan-pelan berirama diselingi dengan
pijitan yang agak keras pada biji lada tersebut. Saya tidak ingin
buru-buru memilinnya dengan cepat karena saya ingin agar Lusi merasa
nafsunya sangat membara dan meledak-ledak namun tak kunjung menyampai
puncak.
Luar biasa sekali, saya merasa tubuh Lusi mulai semakin
bergelinjang-gelinjang dan tangan kirinya yang berada di dada saya
mulai terasa memeluk saya erat sekali. Dari mulutnyapun mulai terdengar
desahan-desahan yang cukup keras, akhirnya saya lumat bibirnya. Kami
saling melumat bibir dan lidah kami saling berkaitan didalam mulutnya
Lusi, kelihatannya Lusi sudah mulai tidak tahan dan akhirnya dia mulai
merangkak menaiki dan menindih tubuh saya.
Lusipun mulai mencumbu saya, menciumi leher saya, terus turun
kedada saya. Lidahnya bermain-main diputing dada saya yang sebelah kiri
sambil sesekali dihisap-hisapnya, sedangkan tangan kanannya
mengusap-usap lembut puting dada saya yang sebelah kanan. Tangan
kirinyapun bergerak turun kebawah, memegang batang kemaluan saya,
meremas-remasnya dan mengocok-ngocoknya dengan lembut. Ah, sudah mulai
pintar dia rupanya..
Benar-benar luar biasa sekali nikmatnya, saya hanya bisa memejamkan
mata merasakan betapa nikmatnya dicumbu oleh Lusi sambil tangan saya
meremas-remas buah dadanya yang lembut tapi padat dan mengusap-usap
puting buah dadanya yang sudah mulai membesar dan mengeras.
Jari tangan kiri saya lalu memilin-milin puting buah dadanya yang
sebelah kanan sambil jari tangan kanan saya masih tetap memilin-milin
biji lada secara teratur. Lalu ciuman dan lidah Lusipun mulai bergerak
turun kebawah sampai akhirnya wajah Lusi tepat berada di depan batang
penis saya.
Lalu lidahnya menjilat-jilat batang kemaluan saya dengan pelan
sekali dan Oh, Nikmat sekali rasanya ketika Lusi memasukan kepala penis
saya kedalam mulutnya yang mungil itu, mengulumnya, menghisap-hisapnya
dan Luar biasa sekali nikmatnya ketika bibirnya yang lembut bergerak
keatas kebawah, mengocok-ngocok batang penis saya sehingga keluar masuk
dari mulutnya.
Setelah hampir 15 menit lamanya penis saya diberikan kenikmatan
oleh mulut Lusi yang mungil tersebut, akhirnya saya mulai merasakan ada
sesuatu yang ingin meledak dan keluar dari penis saya. Akan tetapi
dikarenakan saat itu saya benar-benar ingin bisa membuat Lusi merasakan
kenikmatan orgasme yang luar biasa dan terbang kelangit yang ketujuh,
lalu saya mulai menerapkan ilmu supaya penis saya agar bisa bertahan
lama.
Setelah itu saya minta agar Lusi membalikan badannya sehingga kami
lalu mempraktekan gaya 69 dikarenakan saya masih belum puas diberikan
kenikmatan oleh mulutnya Lusi. Tak lupa tentunya jari tangan kanan saya
memilin-milin biji lada tersebut.
Rupanya Lusi sudah sangat basah sekali, belahan kemaluannya sudah
dibasahi oleh cairan yang dikeluarkan oleh vaginanya sendiri.
Aromanyapun harum dan membuat saya semakin terangsang. Langsung saja
saya jilati semua cairan yang ada di vagina Lusi.
Terlihat Lusipun semakin bergelinjang-gelinjang merasakan
kenikmatan disaat lidah saya menjilati belahan kemaluannya, terlebih
lagi disaat lidah saya bermain-main pada klitorisnya. Terasa Lusi
menggigit penis saya dan mulai menghisap penis saya semakin kuat.
Benar-benar nikmat rasanya.
Setelah lidah saya bermain-main cukup lama dibelahan kemaluannya
terutama pada klitorisnya, Lusipun akhirnya tidak tahan lagi karena
nafsunya sudah naik sampai keubun-ubun, dengan tubuh yang menegang
dengan kencang dibarengi desahannya yang cukup keras Lusipun mencapai
orgasme yang luar biasa.
Terasa di lidah saya lubang vaginanya berdenyut-denyut dan
mengeluarkan cairan kental yang cukup banyak. Gurih dan harum rasanya.
Langsung saja semua cairannya yang keluar banyak sekali dari lubang
vagina Lusi tersebutpun saya jilati sampai bersih dan saya telan sampai
habis.
Beberapa saat kemudian terasa tubuhnya mulai mengendur tergeletak
pasrah di atas tubuh saya dengan nafasnya ngos-ngosan. Saya rasa sudah
cukup sampai di sini saya isengin Lusi, lalu tanpa sepengetahuan Lusi
saya buang biji lada tersebut ke bawah ranjang. Lalu saya bangunkan
Lusi dan saya ajak dia untuk mandi agar tubuhnya terasa segar kembali.
Akhirnya saya berpacaran dengan Lusi kurang lebih selama 4 tahun,
walau hampir tiap hari kita bertemu secara sembunyi-sembunyi dan hampir
setiap hari kita memadu kasih, akan tetapi saya tetap berusaha menjaga
kesuciannya dan tidak menyetubuhinya.