Namaku Risa atau biasanya dipanggil Icha. Aku
memiliki wajah yang sedikit indo didukung dengan badanku yang kata
teman-temanku seksi. Aku baru saja lulus SMU. Cerita ini adalah
pengalaman sewaktu aku masih duduk di bangku SMA kelas 1. Hari ini
pelajaran yang diberikan belum terlalu banyak karena kami masih dalam
tahap transisi dari murid SMP menjadi murid SMU. Tak terbayang olehku
dapat masuk ke SMU yang masih tergolong favorit di ibu kota ini.
Impianku sejak dulu adalh memakai seragam putih abu-abu karena seragam
ini memiliki model rok yang lebih membuatku kelihatan seksi.
Diantara teman-teman baruku ada seorang cowok yang amat menarik
perhatianku, sebut saja namanya Indra. Membayangkan wajahnya saja bisa
membuatku terangsang. Aku sering melakukan masturbasi sambil
membayangkan Indra. Walaupun sering bermasturbasi tapi saat itu aku
belum pernah bercinta atau ngentot, bahkan petting juag belum. Entah
setan apa yang masuk ke dalam otakku hari itu karena aku berencana
untuk menyatakan cinta kepada Indra. Maka saat istirahat aku memanggil
Indra.
"Dra, gue nggak tahu gimana ngomongnya.."
Aku benar-benar kalut saat itu ingin mundur tapi sudah telat.
"Dra gue sayang sama elo, lo maukan jadi cowok gue?"
Aku merasa amat malu saat itu, rasanya seperti ditelanjangi di
kelas (paling tidak sampai sekarang aku masih memakai seragam lengkap.
Indra hanya tersenyum, "Nanti aja ya gue jawabnya pas pulang".
Selama jam pelajaran pikiranku tak menentu, "Gimana kalau Indra
enggak mau?" dalam hatiku, "Pasti gue jd bahan celaan!" berbagai
pertanyaan terus mengalir di otakku. Untungnya pelajaran belum begitu
maksimal. Bel pulang pun berdering, jantungku berdegup cepat. Aku hanya
duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk
menghampiri Indra dan menanyakan jawabannya. Saat kelas sudah berangsur
sepi Indra menghampiriku, "Bentar ya Cha, gue dipanggil bentar"
katanya. Aku menunggu sendirian di kelas.
"Jangan-jangan Indra ingin agar sekolah sepi dan mengajakku
bercinta?" kepalaku penuh pertanyaan. Hingga aku sama sekali tidak
dapat berpikir sehat. Dalam penantianku tiba-tiba ada orang datang. Aku
kecewa karena bukan Indra yang datang melainkan Malik dan Ardy dari
kelas I-3. Mereka menghampiriku, Malik di depanku dan Ardy disampingku.
Perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. Dengan
kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan
mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini.
"Lagi nugguin Indra cha?" kata Malik.
"Koq tahu?" kataku.
"Tadi Indra cerita."
Apa-apaan nih Indra pake cerita segala dalam hatiku.
"Lo suka sama Indra ya cha?" tanya Malik lagi. Aku cuma diam saja.
"Koq diem?" kata Ardy.
"Males aja jawabnya," kataku.
Perasaan bt mulai menjalar tapi aku harus menahan karena pikirku Ardy dan Malik adalah teman Indra.
"Koq lo bisa suka sama Indra sih cha?" tanya Ardy tapi kali ini
sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.
"Indra ganteng dan enggak kurang ajar kayak lo!" sambil menepis tangannya dari pahaku.
"Kurang ajar kaya gimana maksud lo?" tanya Ardy lagi sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus-elusnya.
"Ya kayak gini!" jawabku sambil menunjuk tangannya tapi tidak
menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka
disuruh Indra.
"Tapi enak kan?" kali ini Malik ikut bicara.
Ardy mulai mengelus-elus pangkal pahaku. Aku pura-pura berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya.
"Sudah jangan sok berontak," kata Malik sambil menunjukkan cengiran lebarnya.
Makin lama usapannya membuatku membuka lebar pahaku.
"Tadi bilang kita kurang ajar, eh sekarang malah ngangkang."
"Nantangin yah?" kata Malik.
Dia menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong
mejaku. Sekarang Ardy berganti mengerjai payudaraku, tangan kirinya
mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap
payudara kiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya
saja. Malik yang berada di kolong meja menjilat-jilat paha sampai
pangkal pahaku dan sesekali lidahnya menyentuh memekku yang masih
terbungkus CD tipisku yang berwarna putih. Perbuatan mereka membuatku
menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Indra. Ardy melepas
kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu
entah kemana. Merasa kurang puas ia pun melepas dan melempar braku.
Lidahnya menari-nari di putingku membuatnya menjadi semakin membesar.
"Ough Dy sudah dong, gimana nanti kalau ketauan," kataku
"Tenang aja guru sudah pada pulang," kata Malik dari dalam rokku.
Sedangkan Ardy terus mengerjai kedua payudaraku memilinnya,
meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. Aku benar-benar tak
berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. Aku merasakan ada sesuatu
yang basah mengenai memekku, aku rasa Malik menjilatinya. Aku tak dapat
melihatnya karena tertutupi oleh rokku.
Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang. Aku merasa kemaluanku
sudah amat basah dan Malik menarik lepas CDku dan melemparnya juga. Ia
menyingkap rokku dan terus menjilati kemaluanku. Tak berapa lama aku
merasa badanku menegang. Aku sadar aku akan orgasme. Aku merasa amat
malu karena menikmati permainan ini. Aku melenguuh panjang, setengah
berteriak. Aku mengalami orgasme di depan 2 orang buruk rupa yang baru
aku kenal.
"Ha.. ha.. ha.. ha.." mereka tertawa berbarengan.
"Ternyata lo suka juga yah?" kata Ardy sambil tertawa.
"Jelaslah," sambung Malik.
"SMP dia kan dulu terkenak pecunnya," kata-kata mereka membuat telingaku panas.
Kemudian mereka mengangkatku dan menelentangkanku di lantai. Mreka
membuka pakaiannya. Oh.. ini pertama kalinya aku melihat kontol secara
langsung. Biasanya aku hanya melihat di film porno. Malik membuka lebar
pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. Pelan-pelan ia memasukkan
kontolnya ke liang senggamaku.
"Ough, sakit Lik," teriakku.
"Tenang Cha, entar juga lo keenakan," kata Malik.
"Ketagihan malah," sambung Ardy.
Perlahan-lahan ia mulai menggenjotku, rasanya perih tapi nikmat.
Sementara Ardy meraih tanganku dan menuntunnya ke kontol miliknya. Ia
memintaku mengocoknya. Malik memberi kode kepada Ardy, aku tidak
mengerti maksudnya. Ardy mendekatkan kontolnya kemulutku dan memintaku
mengulumnya. Aku mejilatinya sesaat dan kemudian memasukkannya ke
mulutku.
"Isep kontol gue kuat-kuat cha" katanya.
Aku mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. Tampaknya ini
membuatnya ketagihan. Ia memaju mundurkan pinggangnya lebih cepat.
Disaat bersamaan Malik menghujamkan kontolnya lebih dalam.
"Mmmffhh" aku ingin berteriak tapi terhalang oleh kontol Ardy.
Rupanya arti dari kode mereka ini, agar aku tak berteriak. Aku
sadar kevirginanku diambil mereka, oleh orang yang baru beberapa hari
aku kenal.
"Ternyata masih ada juga anak SMP SB yang masih virgin"
"Memek cewek virgin emang paling enak," kata Malik.
Dia menggenjotku semakin liar, dan tanpa sadar goyangan pinggulku
dan hisapanku terhadap kontol Ardy juga semakin cepat. Tak lama aku
orgasme untuk yang kedua kalinya. Akupun menjadi sangat lemas tapi
karena goyangan Malik. Malik semakin liar akupun juga tetap bergoyang
dan menghisap dengan liarnya. Tak lama Malik menarik keluar kontolnya
dan melenguh panjang disusul derasnya semprotan maninya ke perutku. Ia
merasa puas dan menyingkir.
Sudah 45 menit aku menghisap kontol Ardy tapi ia tak kunjung
orgasme juga. Ia mencabut kontol dari mulutku, aku pikir ia akan
orgasme tapi aku salah. Ia telentang dan memintaku naik diatasnya. Aku
disetubuhi dengan gaya woman on top. Aku berpegangan pada dadanya agar
tidak jatuh, sedangkan Ardy leluasa meremas susuku. Sekitar 10 menit
dengan gaya ini tiba-tiba Malik mendorongku dan akupun jatuh menindih
Ardy. Malik menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah
jatuh dan menutupi bagian bawahku. Ia mulai mengorek-ngorek lubang
anusku. Aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu
saja. Jadi aku biarkan ia mengerjai liang duburku.
Tak lama aku yang sudah membelakanginya segera ditindah. Kontolnya
masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk-aduk duburku.
Tubuhku betul-betul terasa penuh. Aku menikmati keadaan ini. Sampai
akhirnya ia mulai memasukkan penuh kontolnya ke dalam anusku. Aku
merasakan perih dan nikmat yang tidak karuan. Jadilah aku berteriak
sekeras-kerasnya. Aku yang kesakitan tidak membuat mereka iba tetapi
malah semakin bersemangat menggenjotku. Sekitar 15 menit mereka
membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku orgasme lagi untuk
yang kesekian kalinya. Kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian
jatuh lemas menindih Ardy. Saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku
sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini.
Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera orgasme.
Aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan
ini. Tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka
menyemprotkan maninya di dalam kedua liangku. Aku dapat merasakan
cairan itu mengalir keluar karena memekku tidak cukup menampungnya.
Mereka mencabut kedua kontol mereka. Aku yang lemas dan hampir pingsan
langsung tersadar begitu mendengar Ardy berkata.
"Nih giliran Pak Maman ngerasain Icha"
Aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan kontolnya
yang lebih besar dari Ardy dan Malik dengan gagahnya mengangkangiku
seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. Ia menuntun kontolnya ke
mulutku untuk kuhisap. Aku kewalahan karena ukurannya yang sangat
besar. Melihat aku kewalahan tampaknya ia berbaik hati mencabutnya.
Tetapi sekarang ia malah membuatku menungging. Ia mengorek-ngorek
kemaluanku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat
pantatku. Aku sungguh takut ia menyodomiku.
Akhirnya aku bisa sedikit lega saat kontolnya menyentuh bibir
kemaluanku. Dua jarinya membuka memekku sedangkan kontolnya terus
mencoba memasukinya. Entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun
kontolnya masuk ke memekku. Ia pun mulai menggoyangnya perlahan. Aku
secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. Rokku yag
tersinggkap dibuka kancingnya dan dinaikkannya sehingga ia melepas rok
abu-abuku melalui kepalaku. Saat ini aku telah telanjang bulat.
Tangannya meremas payudaraku dan terus menggerayangi tubuhku.
Disaat-saat kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Indra duduk
di pojok. Dewi teman sebangkuku mengoralnya yang lebih mengagetkan ia
memegang handycam dan itu mengarah ke diriku. Aku kesal tapi terlalu
horny untuk berontak. Akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini
sambil direkam oleh orang yang aku sukai.
Pak Maman semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin
cepat. Tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu orgasme
dibandingkan mereka. Aku berteriak panjang dan disusul Pak Maman yang
menjambak rambutku kemudian mencabut kontolnya dan menyuruhku
meghisapnya. Ia berteriak tak karuan. Menjambakku, meremas-remas dadaku
sampai akhirnya ia menembakkan maninya di mulutku. Terdengar entah
Malik, Ardy, atau Indra yang berteriak telan semuanya. Aku pun
menelannya. Mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian.
Setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari-cari seragamku yang
mereka lempar dan berserakan di ruang kelas. Aku menemukan braku telah
digunting tepat di bagian putingnya dan aku menemukan CDku di depan
kelas telah dirobek-robek. Sehingga aku pulang tanpa CD dan bra yang
robek bagian putingnya. Di dekat tasku ada sepucuk memo yang
bertuliskan.
'Terima Kasih, teman-teman gue BOLEH PAKE BADAN LO, LO LEBIH COCOK JADI PECUN gue DARIPADA JADI CEWEk gue.'
Tertanda Indra.