Yanti, sebut saja demikian, sudah tiga minggu
kami saling berbagi kebutuhan biologis. Yanti adalah wanita berusia 25
tahun dengan tinggi 160 cm, dan dengan dada yang amat besar 36B
ukurannya, kulit putih, dengan wajah mirip wanita bangsawan.
Hubungan kami berawal pada sebuah pesta pertunangan rekan bisnis
saya, aku kenalan dengannya dan menjadi akrab dengannya bahkan aku
menawarkan untuk pulang bersama karena dia bosan untuk berada disana
karena dia telah ditinggal oleh temannya. Yanti pun naik ke mobilku,
dia tidak keberatan dengan itu, malam itu suhunya terasa amat dingin,
walaupun AC sudahku matikan tapi masih terasa dingin aku juga tidak
mengerti mengapa bisa terjadi seperti itu, akhirnya aku pinjami jasku
untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai gaun putih itu. Bagiku Yanti
malam itu terlihat sexy dengan gaun yang dipakainya, dia memakai gaun
putih tanpa lengan, dan bra hitam yang menunjukkan kemolekan tubuhnya.
Dan rambut panjangnya yang terawat dibiarkan tergerai dengan bebasnya.
Karena perutku masih terasa lapar, tadi aku cuma makan sedikit
karena keasyikan ngobrol dan menikmati tubuhnya yang sexy dan bahenol
itu, kuajak dia makan di sebuah restoran tapi dia menolak karena dia
dirumah telah masak, jadi aku diminta untuk makan ditempatnya saja,
dalam hati, ini cewek baik banget selain dia sexy dan bahenol tapi juga
baik hati, setelah aku berpikir lama akhirnya aku setuju.
Singkat cerita kami sampai di rumah kontrakannya dan makanlah aku
disana, selesai makan aku membereskannya, lalu dia mengajakku
kekamarnya untuk menemaninya malam itu, padahal aku ingin pulang karena
jam sudah menunjukkan jam 00.30. Aku mencoba untuk menolak tapi karena
dia terus memohon untuk menemaninya, dan akhirnya aku pun mengiyakannya
karena aku juga tidak tega kalau dia terlalu memohon kepadaku.
Kamarnya terlihat rapi dan bersih semuanya tertata rapih sekali,
ya, maklum kamar cewek. Dia mengontrak untuk berempat dan teman-temanya
kebetulan saat itu lagi pada keluar, maklum saat itu adalah malam
minggu. Singkat cerita, dia bercerita padaku bahwa dia baru putus sama
pacarnya karena cowoknya kepergok telah berbuat perselingkuhan
dibelakang dia. Diapun menangis mengenang masa lalu yang teramat indah
bersama sang pacar dan sekarang hanyalah tinggal kemalangan belaka dan
aku coba untuk memberanikan diriku untuk memeluknya dan menenangkannya,
Yanti tak menolaknya.
Setelah agak tenang, kubisikan dia bahwa malam ini kamu kelihatan
cantik sekali. Yanti tersenyum dan menatapku sangat dalam, lalu aku
cium bibirnya yang hangat itu dan dia membalas ciumanku dengan sangat
ganasnya, lalu tangannya mulai mencari dimana adik kecikku bersembunyi.
Akhirnya dia mendapatkannya dan meremas dengan lembutnya.
Kamipun berciuman dengan sangat ganasnya lalu aku mulai mencium lehernya, Yantipun mendesah,
"Aaahh geli Jok aahh."
Mendengar itu aku semakin bernafsu, aku pun mulai meremas-remas
payudaranya dari luar branya yang montok itu. Yanti mendesah lagi,
"Aaahh enak Jok terus Jok terus sstt."
Dan dia pun menjambak rambutku. Setelah beberapa lama aku meremas
payudaranya, dia mendesah dan terus berkicau, dengan permainan yang aku
buat itu. Aku pun mulai melucuti gaun yang dia masih pakai, yang
tersisa hanya tinggal Branya dan CD beranda merah muda, kemudian branya
pun aku lepas, tampaklah jelas gunung kembar yang sangat menantang
birahiku dan punting merah-kecoklatan cerah yang sudah mengeras.
Kuremas payudaranya dan kuhisap puntingnya dan kugigit kecil dengan
gigiku, Yanti hanya memejamkan mata sambil menikmati hisapanku itu. Aku
gigit-gigit puntingnya dan dia pun mengerang dan menggelinjang
keasikan,
"Jok enak Jok, teruss Jok, hisap terus aahh sstt"
Kemudian aku lanjutkan dengan menciumi perutnya kemudian aku copot
CD yang masih melekat pada dirinya. WOw ternyata jembutnya tidak
terlalu lembat dan rapi, rambut disekitar bibir kemaluannya bersih. Dan
vaginanya tampak kencang dengan clitoris yang cukup besar dan tampak
basah.
"Kamu rajin mencukur yaa," tanyaku, dengan wajah memerah dia
mengiyakan, sebab kata teman-temannya demi kesehatan vagina, dan tidak
bau.
Kupangku dia dan mulai menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai
menjalar dari payudara kemudian puntingnya, kugigit kecil dengan
gigiku, Yanti menggelinjang keasikkan dan mendesah-desah merasakan
rangsangan kenikmatan,
"Ssstt terus Jok sstt."
Tangan kananku mulai memainkan clitorisnya yang sudah banjir,
kemudian kujilati klitotisnya dengan lidahku perlahan-lahan, desahan
dan lenguhan makin sering kudengar. Seirama dengan sapuan lidahku
klitorisnya, Yanti semakin terangsang, dia bahkan menjabak rambutku dan
menekan kepalaku di klitorisnya,
"Jok, enak.. Banget.. Enak.. Jok, aahh.. Jok terus Jok jilat terus sampai dalam Jok aahh.."
Desahannya dan lenguhannya membuat aku bertambah nafsu untuk
melancarkan yang lebih gila dari sebelumnya dan seketika itu juga
badannya mulai mengejang dan
"Jok.. Yanti.. mau.. Keeluaar aa.. Aaahh" dan terasa sekali
derasnya cairan yang mengalir dari vaginanya yang terasa asam-asam
pahit tapi nikmat kemudian langsung aku jilat sampai habis dan tak
tersisa. Yanti kemudian berdiri.
"Sekarang giliranku," katanya.
Celanaku langsung dilucutinya dan akupun langsung berbaring diatas
kasur yang empuk itu. Salah satu tangannya memegang penisku dan yang
lain memegang buah zakarku, di mengelusnya dengan lembut.
"Mmmhh enak juga yaa penis kamu," ceretus dia.
"Aaahh enak Yan" desahku.
Yanti mulai menciumi penisku dan mengelus buah zakarku, dan
mengemutnya dan mengocoknya dengan mulutnya yang sangat imut itu.
Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku,
"Gila ini cewek pinter sekali sedotan dan kocokannya benar-benar
nikmat banget," dalam batinku. Kupegang kepalanya, kuikuti naik
turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia
berhenti.
"Jok penis kamu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku semakin terangsang nich."
Aku hanya tersenyum, lalu kuajak dia main 69, ternyata dia mau.
Vaginanya yang banjir itu tepat diwajahku, merah dan kencang, sedang
Yanti sudah mengocok penisku. Aku semakin bernafsu untuk memainkan
vaginanya yang semakin menantang aja, tercium wangi yang khas pada
sekitar vaginanya yang sangat aku sukai sekali pada wanita, dan
clitorisnya sampai memerah dan kuhisap yang sudah keluar untuk kedua
kalinya.
Tiba-tiba aku kaget ketika aku melihat ke arah pintu yang tidak
begitu rapat ditutupnya dan aku semakin kaget ketika ternyata
teman-temannya sudah melihat semua permainan yang sedang kami lakukan.
Salah satu dari dia celetuk,
"Yan main kok tidak ngajak-ngajak sih kita kan juga mau,"
Dan ternyata setelah aku ketahui namanya Yeni (24), tampa disangka
mereka langsung membuka baju dan celana mereka dan seketika itu pula
mereka sudah keadaan bugil. Aku semakin kelabakan karena diserang dari
berbagai arah. Aku mulai memasukkan penisku ke vagina Yanti, walaupun
pertama kali terasa sempit sekali jadi aku agak kesulitan memasukannya
dan setelah beberapa lama aku berusaha, akhirnya aku dapat masuk
setengah dan Yanti menjerit menahan sakit yang tiada tara. Tanpa aku
duga ternyata ada sedikit darah mengalir di sekitar vaginanya, ternyata
dia masih perawan batinku. Yanti makin mengejang sambil mendesis
seperti ular, sedangkan Yeni yang tidak kalah montok dan juga
payuadarannya paling besar dari pada Yanti.
Yanti pun memainkan puntingnya Dewi(24, 38), sedangkan Ati (25,
36b) memainkan vaginanya Dewi. Mereka saling mendesah membuat suasana
semakin panas saja. Aku sendiri semakin cepat memainkan penisku,
desahan Yanti pun semakin kencang saja bersamaan dengan kecepatan
goyanganku yang semakin cepat dan Yanti semakin menikmati permainanku
dan dia pun semakin mengimbangi permainanku.
"Aaahh enak Jok, terus Jok, lebih dalam lagi Jok," celotehnya aku
semakin cepat dan ketika itu juga badan dia mulai mengejang bertanda
dia mau orgasme. Tidak berapa lama dia,
"Jok aku ingiin keluar" dan ketika itu juga keluarlah cairan yang
ketiga kalinya dengan banyak sekali dan Yanti terlihat lemas dan
langsung tergeletak disampingku, tapi penisku masih tegak bagaikan mau
menantang kenikmatan.
Yeni pun langsung mengambil penisku yang masih tegak itu ke dalam
vaginanya ternyata sama sempitnya dengan Yanti, aku sedikit kaget
karena ada sedikit darah mengalir dari vaginanya dan ternyata Yeni pun
masih perawan juga batinku, perlahan kugoyang penisku, maju mundur, dan
semakin keras aku mengenjotnya dan jeritanya panjang dan seketika itu
juga badannya mulai mengejang yang berarti dia mau orgasme, aku pun
semakin mempercepat gerakan penisku dan Yeni pun menjerit panjang,
"Jok.. Aku keeluuar aahh" dan seketika itu pula dia roboh disampingku sedangkan aku masih belum sampai puncaknya.
Aku raih tangannya Dewi dan langsung aku mainkan vaginanya dengan
lidahku dan terus aku mainkan sampai diapun mendesah dengan keras.
Sedangkan Ati memainkan puyudara Dewi yang sudah mengeras. Aku pun
mulai memasukkan penisku ke vagina Dewi yang ternyata sempit juga tapi
untung vaginanya sudah basah jadi tidak terlalu sulit. Dan ketika baru
masuk setengah ada darah yang mengalir pada vaginanya dalam batin
ternyata semuanya masih pada perawan dalam batinku, perlahan kugoyang
penisku maju mundur membentuk angka 8, rintihan kesakitan berubah
menjadi desahan kenikmatan.
Sedangkan Ati menjilati payudara Dewi dengan nafsunya dan
sekali-kali Ati mencium bibirku dengan garangnya, saat kau berada
diatas Dewi, kujilati payudaranya yang memerah dan Dewi tidak bisa
menjerit karena bibirnya sudah disumpel dengan mulutnya Ati yang dari
tadi sudah mencium bibirnya Dewi dengan garang dan kelihatan sudah
bernafsu itu.
Aku mulai menekannya dengan nafsu dan tentunya dann tentunya penisku masih ada didalam vaginanya Dewi yang sangat nikmat itu.
"Ooohh nikmat sekali rasanya", dia menjerit "Ssshh", seperti ular
yang sedang mendekati mangsanya. Dan kupercepat lagi goyanganku dan
semakin cepat aku mengocoknya semakin keras dia menjerit kenikmatan dan
seketika itu juga,
"Aaahh aku mau keeluuarr Jok, kau juga ingin keluar, kita keluarin bareng aja yaa, aahh"
Crot.. Crot.. Crot hampir bersamaan, begitu nikmatnya permain malam
ini dan akupun langsung tertidur lemas karena sudah bermain dengan tiga
wanita sekaligus, setelah 3 jam aku tertidur aku merasakan ada yang
mengemut penisku dengan lebutnya dan setelah aku membuka mataku
ternyata Ati yang belum mendapatkan jatahnya. Langsung kucium bibirnya
denga bernafsu dan dia langung meminta aku untuk memasukkan penisku ke
vaginanya yang ternyata sudah banjir dari tadi. Aku mencoba untuk
memainkan vaginanya dan tanpa kuduga ternyata Ati telah meraih penisku
dan langsung membimbingku memasuki vaginanya.
Disaat menyentuh bibir vaginanya dia mengerang kenikmatan dan
akupun langsung memasukkannya dan ternyata sudah tidak begitu sempit
dibandingkan dengan tiga temannya dan tanpa banyak hambatan aku mulai
menggenjot dengan cepat dan terasa sekali ada yang terasa yang
berdenyut-denyut di vaginanya yang berarti menandakan dia mau orgasme
dan aku semakin mempercepat goyanganku dan seketika itu pula.
"Aaahh Jok, aku mau keeluuaarr sstt"
Keluarlah cairan yang sangat banyak itu dan dia langsung lemas dan
ternyata mereka berempat langsung bangun dan langsung memburu aku
dengan sangat garangnya, dan saat itu jam 05.30 pagi, kami berlima
mandi bareng dan disaat mandipun kami masih sempat bermain walaupun
hanya sebentar karena waktunya sudah tidak memungkinkan untuk bermain
lama.
"Makasih yaa Jok, kamu memang hebat walaupun tubuh kamu tidak
gemuk(kurus), tapi stamina kamu kuat sekali, aku jadi ingin sekali
mengulangnya."
Tapi aku harus berangkat kerja, setelah kejadian itu aku masih
sering bermain dengan mereka kadang aku bermain hanya berdua, kadang
berempat, kadang bertiga, kadang juga langsung berlima. Tapi hampir
sudah sebulan ini, aku tidak tahu kemana mereka dan tidak pernah ketemu
lagi bahkan saat aku ke kontrakannya ternyata dia sudah pindah entah
kemana dan aku hubungin lewat HP tak pernah aktif, aku merindukan saat
itu.
Bagi tante atau teman wanita lainnya yang ingin merasakan layananku
dan yang pasti servis sangat memuaskan segera hubungi lewat email.
Pasti aku balas secepatnya, dan makasih atas ditayangkannya ceritaku
yang lalu.