Perkenalkan namaku Lia, aku berumur 28 tahun,
sudah menikah tetapi belum berniat memiliki anak karena masih
berkonsentrasi dengan karier dan pendidikanku. Aku bekerja pada salah
satu bank swasta ternama di Jakarta. Menurut temantemanku aku
dikaruniakan bentuk tubuh yang seksi, mungkin karena ukuran dada dan
pinggulku yang sangat menggoda.
Sebenarnya belum terlalu lama aku berhubungan dengan situs ini,
kurang lebih baru sekitar 6 bulan yang lalu, itu juga karena
diperkenalkan oleh suamiku. Oleh karena itu aku mau kirim pengalaman
pribadiku ini, supaya fair kali ya, selama ini kan aku hanya membaca
kisah dari orang lain, sekarang gantian aku mau bercerita.
Aku dan suamiku baru menikah sekitar 8 bulan, bagiku suamiku adalah
guru sexku yang paling luar biasa, terkadang aku sampai kewalahan
menghadapi gairahnya yang begitu tinggi. Sebelum menikah mungkin aku
adalah gadis yang lugu, sex adalah hal yang tabu bagiku, tetapi begitu
merasakan nikmatnya sex, aku begitu merindukannya setiap waktu.
Suamiku seorang yang inovatif dalam urusan ranjang, dari aku yang
lugu menjadi aku yang liar dan haus sex dibuatnya. Terkadang dalam
bersetubuh kami menggunakan alat bantu, kami mempunyai beberapa alat
bantu seperti butterfly, kondom sambung dan vibrator. Dari semua alat
bantu tersebut semuanya memberikan kenikmatan yang berbedabeda, tetapi
favoritku adalah vibrator.
Wah sambil menulis ini aku jadi membayangkan kontol silikon itu
maju mundur didalam vaginaku. Kelebihan dari vibrator itu selain bisa
maju mundur secara otomatis tetapi juga dapat memberikan sensasi luar
biasa menjelang aku orgasme karena sambil maju mundur vibrator itu
dapat disetel bergetar. Bagi para istri coba deh, apalagi sekarang alat
bantu sex mudah sekali diperoleh. Terkadang kalau lagi "on" aku juga
suka masturbasi dengan alat bantu. Suamiku sangat senang melihat aku
bermasturbasi. Sebenarnya dia yang pertama kali mengajarkan masturbasi
kepadaku, dan dia tidak keberatan apabila aku bermasturbasi didepan
dia, malah katanya aku sangat seksi dan merangsang, kalau sudah begitu
masturbasiku pasti berganti dengan persetubuhan yang liar dan panas.
Selain menggunakan alat bantu, kami juga suka bersetubuh
ditempattempat yang tidak lazim, bosan kalu ditempat tidur terus kata
suamiku. Kami pernah bersetubuh di taman depan rumah dimana tingkat
ketahuan sama orang lainnya sangat tinggi. Seru sekali nikmat sambil
degdegan. Selain itu kami pernah bersetubuh diatas balkon sebuah
apartemen terkemuka di Jakarta, kalau penghuni kamar sebelah ke balkon
juga, wah gimana jadinya, tetapi itulah kenikmatannya. Kami juga pernah
bersetubuh dikolam renang salah satu hotel di Bali dan hampir ketahuan,
ternyata enaklo bersetubuh didalam air, sensasinya sungguh luar biasa.
Sebenarnya bukan itu yang mau aku ceritakan. Aku mau bercerita
tentang hadiah ulang tahun yang diberikan oleh suamiku bulan yang lalu,
tepat pada usiaku yang ke-28. Pada waktu itu kami sepakat merayakan
disebuah hotel, hanya aku dan suamiku. Hotelnya ada di kawasan Slipi,
kami menyewa salah satu kamar yang ada dilantai 21. Memang dari rumah
aku sudah menduga bahwa ada kejutan yang sangat merangsang yang akan
diberikan oleh suamiku, tetapi aku tidak menduga betapa luar-biasanya
kejutan tersebut.
Saat makan malam suamiku memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadaku.
"Selamat ulang tahun Sayang".
Kemudian dia mengambil sesuatu dari saku celananya, sebuah kotak
hitam kecil dan membukanya di hadapanku. Wah sebuah kalung dari emas
putih bermatakan berlian, aku senang sekali karena walaupun buas
diranjang suamiku sangat romantis.
"Sini aku pakaikan" kata suamiku seraya memakaikan kalung tersebut.
"Terima kasih ya Mas" kataku.
"Itu masih hadiah pembukaan Sayang, masih ada paket hadiah yang lainnya" katanya.
"Apaan tuh Mas, jangan main rahasiarahasiaan dong" kataku lagi.
"Sekarang kita selesaikan makam malamnya nanti hadiah utamanya diberikannya di dalam kamar" katanya genit.
Rasanya aku tahu apa hadiah utamanya kataku dalam hati, pasti dia
memberikan sex toys baru lagi. Tak lama kami menyelesaikan makan malam
kami, setelah berjalanjalan sebentar melihatlihat pemandangan di
lobby, suamiku mengajakku kembali ke kamar.
"Mau lihat hadiah utamanya nggak?" katanya, aku hanya tersenyum.
"Bikin penasaran orang aja" kataku.
"Aku kan mau memberikan sesuatu yang beda, Sayang" katanya lagi.
Tak lama sampailah kami di kamar. Suamiku menyalakan TV dan aku masih bertanyatanya dalam hati mengenai kejutan dari suamiku.
"Siap untuk kejutannya, Sayang" katanya sambil mencium bibirku dengan lembut.
Itulah suamiku, dia sangat tahu bagaimana memperlakukan perempuan.
Kamipun mulai berciuman, ternyata ini toh kejutannya kataku, tetapi
masa cuma ini sih, yang seperti ini kan tiap hari kami lakukan.
Saat aku sedang terbuai ketika payudaraku dicumbu oleh suamiku, bel
kamar berbunyi kembali, suamiku memintaku untuk membuka pintu.
"Selamat malam, Mbak' apakah ini kamar Pak Indra?" seorang pemuda bertanya kepadaku.
"O iya benar, ayo masuk. Pak Indranya ada kok di dalam" dalam hati
aku mengomel kok datang di saat yang nggak tepat sih, orang lagi mau
asik diganggu.
"Halo Ivan, ayo silakan duduk jangan sungkan, perkenalkan ini Lia istri saya".
"Ivan", kata pemuda tersebut sambil menyodorkan tangannya.
"Lia", kataku singkat.
"Bawa pesanan saya Van?", tanya suamiku.
"Bawa Mas", katanya sampil menyerahkan sesuatu kepada suami saya.
Rupanya sebotol champagne.
"Hari ini Mbak Lia ulang tahun Van, kita harus memberikan hadiah
yang khusus, sekarang tolong persiapkan dong", kata suamiku meminta si
Ivan menyiapkan minuman tersebut.
"Baik Mas" kata Ivan sambil tersenyum.
Tak lama Ivan datang dengan 3 gelas champagne.
"Mari kita bersulang", kata suamiku sambil membagikan gelas.
"Demi kebahagiaan kamu, Sayang" kata suamiku lagi.
Kami menghabiskan isi gelas tersebut. Setelah itu kami ngobrol
tentang bebagai hal, dari politik sampai ke lelucon porno, tetapi
ketika ngobrol aku kok merasa begitu horny, aku terangsang sekali.
Nafasku turun naik seolaholah tidak mampu menahan birahi dan
apabila aku menggeser pantatku dari tempat tidur. Sedikit gesekan pada
vagina saja memberikan rangsangan yang sungguh luar biasa, aku tak
tahan lagi tetapi aku masih sadar karena aku melihat masih ada Ivan di
situ.
"Mas", kataku lirih sambil menahan gejolak birahi, maksudku agar
menyuruh Ivan pulang dan kami dapat melanjutkan pertempuran yang
tertunda.
Tapi suamiku malah berkata, "Siap buat hadiahnya Sayang?".
Tangan suamiku meremas perlahan payudaraku dan bibirnya melumat
bibirku. Sekarang aku sudah lupa diri, setiap remasan pada payudaraku
membuat aku tidak peduli lagi bahwa ada orang lain dikamarku. Satu demi
satu kancing bajuku terlepas.
Suamiku terus mencumbuku, karena sudah tidak tahan aku juga
merespon rangsangan suamiku, malam itu setiap sentuhan maupun remasan
rasanya lebih nikmat satu juta kali dibading biasanya. Aku telanjang
bulat sekarang, aku terus merasakan nikmatnya remasan di payudaraku,
suamiku meminta aku telentang kemudian dia membuka kedua pahaku dan
menjilati seluruh kemaluanku.
"Aaaccrhh..", aku menggelinjang nikmat.
Klitorisku distimulasi dengan sedemikian nikmatnya. Sambil
merasakan nikmat pada vaginaku, aku meremas payudaraku sendiri, suamiku
rupanya mengerti sambil menjilati vaginaku tangannya membantu meremas
payudaraku dan memilin putingku. Mataku terpejam nikmat, hebat sekali
suamiku malam ini, lebih hebat dari biasanya.
Dari vagina sekarang dia menjilati seluruh payudaraku dan putingku,
aku hanya bisa terpejam nikmat. Antara sadar atau tidak sadar aku
merasa saat memegang rambut suamiku rasanya kok berbeda. Betapa
terkejutnya aku ketika aku membuka mataku bukannya suamiku yang ada
didepanku tetapi si Ivan yang sudah telanjang bulat juga, aku terkejut,
aku mau marah tetapi tidak bisa, kenikmatandemi kenikmatan yang
kuperoleh mengalahkan segalanya. Kulihat suamiku duduk di kursi di
samping ranjang sambil menguruturut kontolnya.
"Mas, kamu..", kataku tak sanggup meneruskan katakataku karena menahan nikmat.
"Nikmati saja hadiahnya Mas", katanya.
Akupun melihat diapun sudah dikuasai nafsu melihat istrinya dicumbu
sedemikian rupa. Akupun memutuskan untuk menikmati saja malam ini
karena aku tidak dapat berhenti lagi dan sudah terlanjur. Ivan
memintaku untuk berjongkok, kemudian mengarahkan kontolnya kemukaku,
aku mengerti dengan segera saja kusambar dan kumasukan kedalam mulutku,
kuhisap dan kunikmati sedemikian rupa. Ivan menggelinjang sedemikian
rupa, menahan nikmat.
"Teruus Mbak Lia, teruuss..", katanya meracau.
Kontol Ivan ukurannya sama seperti suamiku hanya lebih banyak
uratnya dan kepalanya lebih besar. Kalau ditaksir umurnya mungkin baru
sekitar 1819 tahun. Sambil terus meng-oral kontolnya si Ivan aku
merasa payudaraku ada yang meremas dari belakang, ternyata adalah
suamiku. Aku tambah tidak karuan saja menahan serangan nikmat dari dua
lakilaki.
"Masukan sekarang Van, masukan sekarang..", pintaku.
Dengan lembut Ivan memasukan kontolnya ke dalam vaginaku, setiap
pergerakan mili demi mili dari kontol Ivan memberikan sensasi yang
tidak tertahankan. Ivan terus memompa kontolnya didalam vaginaku,
sementara itu suamiku mengarahkan kontolnya ke dalam mulutku, jadilah
vagina dan mulutku dientot oleh dua lakilaki. Hanya sekitar 5 menit
aku diperlakukan demikian aku segera mendapatkan orgasmeku.
"Aku mau sampai", kataku dengan mulut masih penuh oleh kontol suamiku.
Akhirnya, "Aaarrcchh ..", Aku mengejan hebat, aku merasakan seluruh
otot kewanitaanku berkontraksi, pandanganku menjadi gelap rasanya.
Setelah itu kami masih terus mencoba gaya ini dan itu karena kedua
lakilaki ini mempunyai keperkasaan yang luar biasa di ranjang, baru
setelah orgasmeku yang keempat suamiku memuntahkan spermanya didalalam
vaginaku dan tak lama Ivan memuntahkan spermanya juga didalam vaginaku.
Setelah itu kami pun tertidur kelelahan. Saat aku tidur terasa ada yang
menciumku.
"Selamat pagi Sayang, gimana hadiahnya semalam?", ternyata suamiku membangunkanku.
"Mas kok tega sih, aku kan istrimu, kok rela sih istrinya ditiduri orang", kataku.
"Kamu menikmatinya nggak?", dia balik bertanya.
Jujur dalam hati belum pernah aku mendapatkan kenikmatan sedemikian
rupa, satu kontol aja sudah enak apalagi dua. Aku hanya terdiam.
"Ya sudah kalau kamu marah aku minta maaf", kata suamiku.
"Mas, aku kok bisa terangsang banget sih semalam, memangnya yang diminum apa sih?", tanyaku.
"Cuma segelas champagne kok, tetapi di gelas kamu ditambah dengan beberapa tetes spanish fly", katanya sambil tersenyum.
Pantas, umpatku dalam hati, aku begitu terangsang, mungkin kalau
dalam kondisi normal aku belum tentu mau ber threesome ria seperti
semalam. Kulihat Ivan masih tertidur pulas.
"Ivan itu siapa sih" tanyaku pada suamiku.
"O.. dia gigolo, aku menyewanya untuk kamu, tenang, dia bersih kok", jawab suamiku.
Pantas goyangan dan pompaannya begitu professional.
"Tapi kamu puas kan sama hadiahnya?", tanya suamiku lagi.
Aku hanya tersenyum, aku nggak mau munafik semalam aku sangat
menikmatinya dan mungkin suatu saat rindu untuk mengulanginya lagi.
Jujur aku merasa menjadi wanita sejati semalam.
"Ya sudah kalau kamu menikmatinya, aku ke bawah dulu mau cari
rokok, ini sisa pembayaran buat si Ivan, nanti serahkan saja ke dia",
kata suamiku sambil pergi meninggalkan kamar.
Di dalam kamar aku termenung mengingat kejadian semalam, sungguh
luar biasa, sungguh fantastis. Tibatiba mataku tertuju kepada Ivan
dalam hati aku memuji ganteng juga, badannya sangat atletis. Dalam
hatiku terbersit keinginan untuk menikmati Ivan saat suamiku tidak ada,
bukankah nggak masalah kalaupun suamiku sampai tahu, bukankah semalam
si Ivan juga sudah menikmati vaginaku di depan suamiku.
Untuk memuaskan penasaranku bagaimana bersetubuh dengan gigolo maka
dengan lembut aku membangunkan si Ivan dengan cara menghisap kontolnya
yang masih kecil, perlahanlahan kontol itupun menjadi besar, gagah,
berotot dan menjulang. Ivan terbangun, aku minta dipuaskan Ivan dengan
cara gigolo yang paling profesional, kami mengulanginya dua kali
ditempat tidur dan dikamar mandi, kami mandi bersama. Sekali lagi aku
sangat puas. (nggak usah dibahas mengenai gayanya ya.. karena sama
seperti cerita yang lain ya begitubegitu juga, yang berbeda cuma
nikmatnya aja)
Sampai saat ini aku masih terkenang dengan kejadian itu, tetapi aku
tidak pernah lagi berhubungan seks dengan lelaki lain, biar
bagaimanapun bagi wanita seks harus didukung dengan cinta, yang aku
lakukan dulu juga karena aku mencintai suamiku. Tetapi kalau di
kemudian hari suamiku mengajakku ber-threesome lagi, tentu saja aku
tidak keberatan. Malahan sekarang terlintas di benakku bagaimana jika
melakukan foursome atau gangbang sekalian. Walau begitu kenangan
tersebut akan kupakai untuk berfantasi saat bersetubuh dengan suamiku
ataupun bermasturbasi.