Aku hanyalah seorang pemuda chinese yang
berwajah dan berperawakan biasa-biasa saja, dan aku sendiri tidak tahu
apa yang menjadi daya tarik diriku sehingga seorang wanita setengah
baya ingin berkencan denganku. Nama yang ada dalam cerita ini sudah aku
samarkan jadi selamat membaca. Dan semua itu berawal dari cerita ini.
*****
Pada pertengahan tahun yang lalu ketika aku sedang berkunjung di
sebuah mall didaerah Jakarta Pusat. Waktu itu aku sedang berdiri
didepan sebuah restoran cepat saji sambil memperhatikan orang yang
berlalu lalang didepanku, dan ternyata tanpa aku sadari ada seorang
wanita yang sedang memperhatikan aku dan dia menyuruh pelayan restoran
itu untuk memanggil aku.
"Maaf pak, anda dipanggil oleh ibu yang didalam" kata pelayan itu kepadaku.
Aku kaget dan bingung
"Hah? ibu yang mana ya?" tanyaku pada dia
"Itu ibu yang didalam yang pakai baju warna hijau. Nah.. yang sedang melambaikan tangannya itu" jawab pelayan itu lagi.
Dan aku melihat seorang wanita setegah baya sedang melambaikan tangannya padaku
"Aku?" tanyaku pada wanita itu sambil aku menunjuk diriku sendiri dan berkata pelan.
Kulihat wanita itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum dan aku
menghampiri dia sambil tak lupa mengucapkan terima kasih pada pelanyan
itu.
Setelah agak dekat kulihat seorang wanita chinese yang berperawakan
agak gemuk dan wajah yang sama sekali belum aku kenal. Setelah mendekat
akupun memperkenalkan diriku sambil menyalami wanita itu.
"Hallo, saya Ferry, anda siapa?" tanyaku pada wanita itu
"Saya Mira, panggil saja tante Mira.
Saya perhatikan dari tadi anda berdiri terus disana? sedang
menunggu teman atau sedang menghitung orang yang lewat? Ayo silahkan
duduk, ga ditarik bayaran kok" jawab tante Mira sambil bercanda.
Akupun duduk dihadapannya agar kita bisa bercakap-cakap lebih enak
"Ahh.. tante bisa aja, ga kok lagi iseng aja, sambil ngeliatin
orang yang lewat. Tante sendiri sedang apa disini? kok sendirian?"
tanyaku
"Iya nih, saya sedang cari accessoris mobil buat kejutan anak saya, tapi saya bingung sendiri mau cari apa dan dimana" jawabnya
"Memang tante mau cari barang apa? mungkin saya bisa bantu cari kalo tante nggak keberatan" jawabku lagi.
Lalu dia memberitahu barang-barang yang dia cari, dan kemudian aku menawarkan diri untuk membantunya
"Oke saya tinggal dulu ya, tante disini aja" kataku padanya, dan akupun segera pergi mencari barang yang dicarinya.
Setelah setengah jam muter-muter mencari toko yang lengkap dan
harga yang bagus, saya kembali lagi ke restoran tersebut dan langsung
duduk di depan tante Mira
"Nah.. dapet nich tan" kataku pada tante Mira
"Tan.. tan.. emang ketan, apa setan" kata tante Mira sambil tersenyum
"Eh.. sorry maksudku tante" jawabku sambil cengengesan.
Lalu tante Mira menawarkan aku untuk memesan minuman dan makanan sambil memberi uang
"Wuih, kebanyakan tante, emang saya gentong" kataku
"Udah bawa dulu, sapa tau kamu mau traktir pelayan yang dikasir" jawab tante Mira sambil tertawa.
Akupun tertawa sambil berdiri dan langsung berjalan memesan makanan dan minuman.
Setelah mengembalikan kembalian dan cuci tangan, aku makan sambil
menjelaskan hasil surveyku tadi, dan tante Mira sangat antusias sekali
mendengarkannya. Setelah makan kamipun mulai berbelanja, dan aku
membatu dia membawa barang-barang yang dibelinya yang ternyata
bertambah menjadi bermacam-macam barang. Setelah berbelanja aku
membantu tante Mira membawa barang-barang belanjaanya kemobilnya yang
kemudian disambut oleh sopir
"Wah, terima kasih nih udah dibantuin. Ini buat kamu" kata tante
Mira sambil menyelipkan sejumlah uang kesaku bajuku tanpa sepengetahuan
sopirnya
"Ah.. ga usah tante, saya cuma mau bantuin tante aja kok" jawabku
"Ahh.. kamu ini, ini juga tanda terima kasih saya atas bantuan
kamu. O ya fer, nomor telpon kamu berapa? boleh tante tau?" tanya tante
Mira.
Lalu aku memberikan nomor telponku padanya yang disimpan dalam
memori HPnya. Lalu diapun memberikan kartu namanya dan berpesan untuk
sering-sering menelpon dia, lalu dia masuk kemobilnya dan sambil
mengucapkan terima kasih sekali lagi serta melambaikan tangan diapun
pergi, kemudian akupun pulang karena hari sudah menjelang sore dan
akupun harus siap-siap untuk pergi kuliah. Tak lama sesampainya
ditempat kostku, aku mendapat telpon dari tante Mira yang menanyakan
apakah aku sudah sampai atau belum, dan dia juga mengajak untuk ketemu
lagi besok siang pada saat jam makan siang dikantornya didaerah
kuningan dan akupun menyanggupinya.
Keesokkannya aku bersiap-siap untuk bertemu dengan tante Mira, dan
aku memakai baju serapi mungkin agar kelihatan seperti orang kerja,
sebab aku merasa tidak enak jika nanti anak buah tante Mira melihat aku
tidak kelihatan rapi. Tak lama kemudian aku menuju kantor tante Mira
untuk bertemu sesuai dengan perjanjian kami. Aku tiba dikantor tante
Mira 15 menit lebih awal, dan aku menunggu di lobby kantornya. Tak
berapa lama tante Mira keluar dengan menggunakan pakaian kerja rapi
sekali berbeda dengan kemaren waktu kita pertama kali bertemu. Setelah
berbincang-bincang sebentar kami menuju parkir mobil tante Mira, dan
karena tidak menggunakan sopir maka aku yang membawa mobil tersebut
"Kita mau makan siang dimana nih tante?" tanyaku pada tante Mira
"Dimana ya? Dihotel "XX" aja deh. katanya disana makanannya enak-enak" jawab tante Mira
"Oke" jawabku dan akupun langsung membawa mobil kesana.
Dan sepanjang jalan kami bercakap-cakap, dan dari situ aku baru
tahu kalo dia sudah ditinggal oleh suaminya yang meninggal beberapa
tahun yang lalu dan sekarang dia mengelola sendiri kantor peninggalan
suaminya sedangkan anak satu-satunya yang perempuan masih sekolah.
Sesampainya disana dan setelah memarkirkan mobil, kami langsung menuju restoran hotel tersebut dan langsung memesan makanan
"Kamu mau makan apa Fer?" tanya tante Mira
"Makan apa aja dech terserah tante yang pesan" jawabku, karena aku memang kurang mengerti menu yang enak di restoran itu
"Oke kalo gitu biar tante aja yang pesan ya" kata tante Mira lagi.
Setelah memesan makanan dan pelayan pergi kami bercakap-cakap
ringan mengenai pekerjaan tante Mira dan sebagainya, sampai akhirnya
tante Mira menanyakan sesuatu padaku
"Fer, sebenarnya kamu kemaren disana lagi ngapain sih? Jawab yang jujur ya" tanye tante Mira padaku
"Memang kenapa tante? masih penasaran ya" jawabku
"Iya nih, sampe ga bisa tidur, memang kenapa sih pake rahasia-rahasia segala" kata tante Mira sambil tersenyum
"Nggak sih, cuma kurang enak aja didengernya. mm.. memang tante mau tau?" tanyaku pada tante Mira
"Iya lah.. kalo nggak ngapain juga aku tanya kamu" jawab tante Mira
"mm.. sebenernya aku lagi cari pelanggan" kataku singkat
"Pelanggan? mm.. memang kamu.. gigolo?" kata tante Mira pelan, dan
aku jawab dengan anggukan kepala karena pelayan restoran datang
mengantarkan makanan yang kami pesan sehingga percakapan kami terhenti,
tetapi tante Mira tak berhenti menatapku yang membuat aku agak canggung
"Kenapa tante? nyesel ya kenal sama aku?" tanyaku setelah para pelayan pergi
"Ah.. nggak, mm.. ayo makan" jawab tante Mira mencoba mengalihkan pembicaraan
"Fer, tante mau tanya lagi, tapi kamu jangan marah ya" kata tante Mira disela-sela makannya
"Mau tanya apa tante?" kataku
"mm.. kamu mau nggak melayani tante?" tanya tante Mira padaku, dan giliran aku sekarang yang menatap tante Mira
"Ah.. jangan bercanda tante" jawabku singkat
"Saya serius, mau nggak kamu?" tanya tante Mira lagi
"mm.. terserah tante aja deh" jawabku singkat karena menganggap tante Mira hanya bercanda.
Setelah makan dan membayar bill, tante Mira pergi meningalkan aku
sambil berpesan kepadaku agar aku menunggu di situ sebentar. Sekitar 15
menit seorang pelayan menghampiri aku dan mengatakan ada telpon untuk
aku dari ibu Mira dan mempersilahkan aku untuk menerima telpon tersebut
didekat kasir
"Hallo, ini Ferry" kataku
"Hai, Fer. Kamu sekarang naik kekamar nomor 507, aku sudah ada disini" jawab tante Mira dari ujung telpon
"Hah.. jadi serius nih?" kataku kaget
"Emang aku kelihatan bercanda tadi? udah cepet kamu dateng" kata tante Mira
"Ups sorry tante jangan marah. Oke, aku kesana sekarang" jawabku
dan setelah mendengar suara telpon ditutup dari sebrang akupun menutup
telpon, setelah berterima kasih akupun menuju kamar tante Mira.
Setelah sampai didepan kamar, aku menekan bel dan kemudian
terdengar suara tante Mira dari dalam mempersilahkan aku untuk masuk.
Setelah memutup dan mengunci pintu aku masuk kedalam kamar. Ternyata
tante Mira sudah melepaskan semua pakaiannya, tidak ada selembar
benangpun yang menempel. Tante Mira langsung menghampiriku lalu dengan
buasnya tante Mira menyerbuku dengan ciuman-ciuman yang sangat liar
yang aku balas tak kalah buasnya sambil memainkan lidahku didalam
mulutnya. Kusedot-sedot lidahnya dan kusapu-sapu langit-langit
mulutnya, kami saling sedot dan saling mempermainkan lidah
masing-masing didalam mulut lawan main kami
"mm.. Fer.. aku sudah merindukan saat-saat seperti ini" kata tante Mira sambil menatap mataku dan mengulum bibirku lagi.
Tanganku tak tinggal diam, kumulai dengan meraba-raba punggung dan
pantat tante Mira, dan mulai kuremas pantatnya yang diiringi desahan
yang keluar dari mulutnya setiap kali aku meremas pantatnya. Dan
tanganku yang satu lagi membelai kening dan pipi serta telinga dan
lehernya yang membuat tante Mira semakin bergairah. Lalu ciumanku turun
menciumi daerah leher dengan kecupan-kecupan kecil yang kuselingi
dengan ciuman dan gigitan-gigitan lembut yang semakin meMbakar birahi
tante Mira. Belaian dan remasanku yang tidak pernah berhenti dan kali
ini sudah pindah ke dadanya. Kumainkan jariku di sekitar gundukan
payudara yang putih itu membuat gerakan melingkar yang mengarah
keputing payudara tante Mira yang sudah tegang
"Ahh.. sayang, pintar sekali cara kamu membelai dan mencium membuat
aku semakin bergairah" kata tante Mira sambil mendongakkan kepalanya
menyerahkan lehernya untuk kulumat lebih dahsyat lagi. Lalu kugandeng
tante Mira menuju tempat tidur sambil tetap berciuman. Kududukkan dia
ditepi tempat tidur dan ciumanku turun ke leher serta tanganku
membelai-belai pahanya sambil perlahan-lahan kubuka, lalu ciumanku
turun lagi kedaerah dada dan disitu lidahku menari-nari disekitar kedua
payudaranya tanpa menyetuh putingnya, dan ciumanku terus turun keperut
dan sekali lagi lidahku bermain-main diperut dan pusarnya, ciumanku
terus turun sampai kevaginanya, dan disitu kukecup dan kuciumi bibir
vagina yang sudah merah merekah dan basah, kudengar dari tadi tante
Mira mendesah-desah dan begitu aku sampai divaginanya, tangan tante
Mira langsung menekan kepalaku agar lebih masuk kedalam vaginanya tapi
dengan lebut kulepas tangannya dari kepalaku, lalu aku bangun dan mulai
melepas pakaianku satu persatu dengan gerakan yang erotis, seperti
penari striptis agar gairahnya tidak padam.
Kulihat mata tante Mira sudah sayu sekali menahan gejolak yang ada
didalam tubuhnya. Sambil melihatku melepaskan baju tangan tante Mira
menggerayangi tubuhnya dan memainkan tangannya divaginanya sendiri
sambil mendesah-desah. Ketika tinggal celana dalamku saja yang menempel
dibadanku, sengaja aku berputar-putar dibangku yang ada di dalam kamar,
lalu aku naik keatas bangku dan mulai membuka celana dalamku
perlahan-lahan. Dan ketika celana dalamku lepas kulempar kearah tante
Mira yang langsung ditangkap dan diciumi olehnya, lalu celana dalamku
dibuangnya dan dia langsung bangkit menghampiriku
"Akh.. kamu memang pintar membuat orang penasaran dan bergairah" kata tante Mira sambil memegang dan mengocok penisku.
Aku tetap diatas bangku dan tetap menari-nari erotis menggoda tante
Mira. Tante Mira mulai menciumi penisku dengan kecupan-kecupan kecil
diseluruh batang dan kepala penisku, lalu dimasukkannya kepala penisku
kedalam mulutnya dan disedot kuat-kuat olehnya sampai ngilu kurasakan.
Lalu kulepaskan penisku dari mulutnya dan aku turun dari atas bangku
dan gantian menyuruhnya duduk dibangku itu, kakinya kunaikan kepegangan
tangan bangku sehingga vaginanya kini terpampang jelas didepanku, dan
aku mulai dengan ciuman dibibir dan langsung turun keleher lalu kedua
payudaranya kucium dan kumainkan lidahku lagi disekitar payudaranya
hanya saja kali ini lidahku terus menuju putingnya, dan kumainkan
puting tante Mira yang sudah mengeras dengan lidahku, lalu
kusedot-sedot dan kujilat-jilat putingnya serta tak ketinggalan salah
satu tanganku bermain divaginanya yang sudah basah oleh lendirnya
"Akh.. enak sekali sayang, ohh.. kamu pintar sekali mempermainkan lidah dan tanganmu" kata tante Mira sambil mendesah keenakan.
Kusedot puting tante Mira dengan lembut disertai dengan
gigitan-gigitan yang membangkitkan gairah tante Mira, dan ibu jariku
mulai memainkan klitoris sedangkan jari telunjuk dan jari tengah
kumasukan secara perlahan kedalam liang vagina tante Mira dan kukocok
dengan gentle karena aku tahu dia sudah lama tidak berhubungan dengan
pria
"Ahh.. Ferry.. kamu.. kamu.. benar-benar.. ahh.. pintar.. aku..
aku.. sudah tidak kuat lagi.. akhh" kata tante Mira sambil
menengadahkan kepalanya yang disusul dengan remasan tangan tante Mira
dikepalaku dan menekan kepalaku agar lebih menempel pada payudaranya,
lalu tubuhnya bergetar dan dia setengah berteriak mendapatkan
orgasmenya.
Mengetahui tante Mira yang sedang mengalami orgasme, kusedot dan
kugigit-gigit lembut putingnya, dan jari-jariku tetap mengocok dan
mempermainkan klitorisnya dengan gentle yang menyebabkan orgasme tante
Mira tidak kunjung padam sampai beberapa saat. Setelah beberapa menit
tubuh tante Mira mulai tenang kembali, ku lepaskan jari dan pagutanku
dipayudaranya, dan kudiamkan tante Mira untuk merasakan sisa-sisa
orgasmenya
"Oh.. enak sekali rasanya, tak kusangka aku masih bisa merasakan
orgasme seperti itu setelah sekian tahun tidak pernah merasakan" kata
tante Mira sambil matanya menerawang menatap langit-langit kamar hotel.
Dan kulihat setitik air mata keluar di sudut mata tante Mira.
Kuhampiri tante Mira dan Kukecup keningnya dan cium sudut mata yang
menitikan air mata itu, lalu kugendong tante Mira ketempat tidur.
Kutidurkan tante Mira dan kudengar isak tangis tante Mira yang dia
tahan
"Kenapa tante? jangan sedih dong tante, kalo tante sedih saya jadi ikut sedih" kataku
"Bukan, saya bukannya sedih tapi saya merasa sangat gembira karena
bisa bertemu dengan kamu dan bisa merasakan kembali orgasme yang sangat
indah seperti tadi" jawab tante Mira sambil tersenyum menatapku.
Kubalas tatapan matanya dan kukecup lembut bibirnya lalu tante Mira
melingkarkan tanganya kepundakku, menarik kepalaku dan kamipun mulai
berciuman lagi dengan mesra tidak liar seperti tadi.
Ciuman dan kuluman kami lama lama berubah menjadi napsu yang mulai
membakar kami berdua, tanganku mulai meraba dan meremas kedua payudara
tante Mira, ciumanku turun dan mencumbu lehernya
"Ah.. Ferry, kamu memang pintar sayang" kata tante Mira sambil
jari-jarinya meremas-remas rambut kepalaku dan meraba-raba punggungku.
Cumbuanku turun menuju kedua payudaranya dan kucumbui dengan mesar
kedua payudaranya, kukulum dan kusedot serta kujilat kedua puting itu
bergantian sambil tanganku tak henti-hentinya meremas dan memainkan
puting dan payudara tante Mira bergantian dan saling mengisi.
Setelah agak lama aku bermain di payudaranya kulihat kedua paha
tante Mira saling behimpitan dan digesek-gesekannya sendiri, melihat
itu tanganku turun menuju paha tante Mira yang langsung dibukanya yang
menandakan dia ingin agar vaginanya juga dijamah. Kubelai lembut bibir
vagina tante Mira yang disusul dengan erangan tante Mira yang dari tadi
hanya mendesah-desah saja
"Akhh.. jangan hanya dibelai dang sayang, aku ingin yang lebih, biar aku bisa merasakan seperti tadi" kata tante Mira merajuk.
Mendengar perkatan tante Mira, cumbuanku perlahan turun menghampiri
vagina tante Mira sambil lidahku terus menari-nari ditubuhnya seperti
mandi kucing, kujilati semua permukaan tubuhnya
"Akhh Fer, lidah kamu.. akh.. geli Fer.. akh.. enak" ceracau tante Mira tak karuan.
Sampai akhirnya lidahku di vagina tante Mira yan sudah basah, dan
karena memang aku paling menyukai permainan oral yang menurutku bisa
memberikan sensasi yang luar biasa bagi yang mengoral dan yang dioral.
Langsung kucumbu bibir vaginanya seperti orang sedang ciuman, dan
kumainkan lidahku dengan menusuk-nusukkan lidahku kedalam lubang
kenikmatan tante Mira yang semakin membuat tante Mira kelojotan
"Ohh.. Fer akh.. nikmat sekali rasanya.. uhh.. lidah kamu
benar-benar hebat" kata tante Mira sambil meremas-remas rambutku dan
menekan-nekan kepalaku agar lidahku lebih masuk kedalam.
Tanganku tak tinggal diam, yang satu meremas dan meraba kedua
payudara tante Mira bergantian dan yang satu lagi bergantian dengan
lidahku, jika lidahku sedang bermain dengan klitorisnya jari-jarikun
menggantikan lidahku untuk menusuk-nusuk liang vagina tante Mira dan
jika lidahku sedang bermain dengan vaginanya jari-jariku bermain dengan
klitoris tante Mira terus bergantian sampai vagina tante Mira yang
sudah basah bertambah basah, dan dengan napsu aku sedot dan jilat semua
cairan yang keluar dari vaginanya sampai bersih dan kukocok-kocok lagi
dengan lidah dan jariku sampai basah lagi dan kusedot dan kujilat lagi
terus sampai akhirnya kudengar jeritan dari tante Mira
"Akhh Ferry tante sudah nggak kuat lagi, tante mau dapet lagi
Fer.. okhh" jerit tante Mira dan bersamaan dengan itu tubuhnya bergetar
lagi bahkan lebih keras dari yang tadi, tangan yang tadinya
meremas-remas rambutku berubah menjadi jambakan dan dorongan supaya
kepalaku lebih menekan kevaginanya.
Wajahku disapu-sapukan keseluruh permukaan vaginanya secara acak
karena dia sendiri tidak dapat menahan ledakan orgasme yang sedang
dirasakannya. Beberapa menit kemudian tante Mira mulai tenang walaupun
napasnya masih berburu tapi dia sudah lebih tenang dan memejamkan
matanya, kulepaskan cumbuanku dari vagina tante Mira sambil sebelumnya
kukecup lembut vagina yang sekarang makin memerah karena tadi dengan
wajahku digosok-gosok oleh tante Mira. Sebelum tante Mira tersadar dari
buaian orgasme kuatur posisiku dan mulai kutusukkan penisku dengan
lembut kedalam vagina tante Mira, dan ketika kepala penisku masuk
kedalam lubang vaginanya tante Mira melenguh dan menengadahkan
kepalanya keatas sambil tubuhnya terakat dan kulihat dia menggigit
bibir bawahnya sendiri
"Sakit tante? kalo sakit aku cabut" kataku lembut disamping
telinganya sambil agak sedikit mencabut penisku yang langsung ditahan
oleh tangan tante Mira yang memegang belakang pantatku
"Jangan Fer. Pelan-pelan saja ya, aku sudah lama tidak begini,
jadi agak sakit" kata tante Mira sambil menatap mataku lembut, dan
kubalas tatapannya dengan mesra dan senyuman sambil mengecup bibir
tante Mira.
Sedikit-sedikit kutekan panisku dengan lembut masuk kedalam vagina
tante Mira sambil kukocok pelan agar vagina tante Mira mengeluarkan
cairan agar lebih basah. Setiap kali kudorong penisku masuk kedalam
vaginanya tante Mira melenguh dan semakin erat memelukku, seakan dia
ingin merasakan gesekan yang terjadi di dalam tubuhnya, akhirnya
penisku masuk semua kedalam vagina tante Mira, kudiamkan sejenak agar
tante Mira bisa lebih santai dan dapat lebih menikmati permainan yang
akan dimulai. Perlahan aku mulai mengocok penisku yang diiringi oleh
desahan dan lenguhan tante Mira yang mulai menikmati permainan kita dan
mulai bisa mengikuti irma kocokanku dengan mulai menggoyang pinggulnya
"Oh sayang, kamu pintar sekali bisa memberikan kenikmatan yang
sudah lama tidak tante dapatkan. Oh sayang, rasanya tante mau orgasme
lagi.. oh sayang nikmat sekali" kata tante Mira sambil menatapku dengan
mesra dan manja, lalu tubuhnya mulai begetar dan pelukkannya bertambah
erat.
Kucium bibir tante Mira yang langsung dibalas dengan ciuman liar
dan diselingi teriak-teriakan kecil, seketika itu juga kupercepat
kocokan penisku didalam vagina tante Mira serta kucumbu lehernya dan
kedua payudaranya bergantian yang membuat tubuh tante Mira makin
begetar, rambutku dijabakinya lagi dan wajahku digosok-gosok
kepayudaranya sambil mulutnya tak henti-hentinya menjerit-jerit.
Mungkin tante Mira sudah lama tidak merasakan cumbuan seorang pria dan
sudah sekian lama pula memendam persaan napsu yang ada dalam dirinya
sehingga dia cepat sekali nemdapatkan orgasmenya. Beberapa menit tubuh
tante Mira bergetar dan menggelepar-gelepar kepalanya digoyangkan
kekiri dan kekanan hingga akhirnya dia bisa tenang kembali dan kocokan
penisku juga menjadi pelan agar dia bisa menarik nafas
"mm.. terima kasih sayang, enak sekali tadi, rasanya aku terbang
keawang-awang dan kamu sebagai pilotnya" kata tante Mirasambil
tersenyum padaku, kulihat keringat membasahi kening dan wajahnya,
kuambil tissu yang ada dipinggir tempat tidur dan kuusap keringat yang
ada diwajah dan keningnya sabil terus mengocok penisku dengan lembut
"Masih mau lagi sayang?" tanyaku. Dan dia hanya mengangguk setuju
"Dari belakang ya?" kataku lagi sambil membuang tissu bekas keringat tadi.
Dan kuatur posisiku dan posisi kaki tante Mira agar dia bisa
berputar tanpa haru melepaskan penisku dari lubang vaginanya, yang
rupanya memberikan sensasi sendiri bagi tante mira pada saat dia
berputar karena dia bisa merasakan penisku didalam vaginanya
"Akh.. rasanya geli sekali tadi seperti ada yang menggelitik dinding vaginaku" kata tante Mira manja sambil tersenyum.
Setelah posisi doggy sudah pas, aku mulai mengocok penisku lagi
sambil kurengkuh kedua payudara yang menggantung di dadanya dengan
salah satu tanganku, kuremas dan kumainkan putingnya. Tanganku yang
satulagi sambil memeganggi pinggul tante Mira jari-jariku masuk kedekat
bibir vagina dan mencari klitoris tante Mira, lalu ku mainkan
klitorisnya dari belakang
"Akhh.. Ferry, kamu benar-benar gila dan nakal, okhh.. stop sayang
jangan begini, ahh.. kalo begini tante ga kuat oh.. stop sayang stop"
pinta tante Mira padaku dan tidak aku perdulikan lagi karena akupun
sedang berpacu dengan napsuku yang aku rasakan akan segera meledak
"Okhh.. tante aku mau keluar tante ahh.. enak sekali" kataku pada tante Mira
"Akhh.. tante juga sayang akh.. kita sama sama ya" balas tante Mira.
Lalu kucabut penisku dan kubalikkan tubuh tante Mira lalu kuangkat
kakinya dan kutaruh dipundakku lalu kudorong penisku agak keras masuk
kedalam vaginanya lagi
"Akh.. permainanmu benar-benar hebat sayang" kata tante Mira yang sudah tidak aku hiraukan lagi.
Kukocok dan kukocok penisku dengan cepat dan keras diiringi erangan
dan jeritan tante Mira yang tak lama kemudian tubuhnya bergetar dan
menggelepar-gelepar ketika mendapatkan orgasmenya lagi untuk kesekian
kalinya sambil tangannya meremas tanganku yang sedang meremas-remas
kedua payudaranya, yang tak lama kemudian aku susul dengan semprotan
sperma dari penisku kedalam vagina tante Mira sehingga tubuh kami
sama-sama bergetar dan menggelepar-gelepar dan sama-sama mengerang dan
menjerit
"Akhh.. tante aku keluar tante akhh.. enak sekali" kataku
"Akhh.. iya sayang tante juga akhh.. nikmat sekali oh enak sekali rasanya" balas tante Mira.
Lalu kuciumi bibir tante Mira dengan buas sambil mengocok penisku
untuk merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami rengkuh.
Kurebahkan tubuhku kesamping tante Mira, kami berdua saling memejamkan
mata mengingat-ingat kenikmatan yang baru saja kami dapatkan sambil
mengatur nafas kami. Beberapa saat keheningan menyelimuti kamar kami,
dan ketika nafasku sudah teratur aku membuka mata dan kulihat tante
Mira masih memejamkan mata sambil mengatur nafasnya yang masih memburu.
Kuhampiri dia dan kukecup kening, pipi dan bibirnya lalu dia membuka
matanya
"Tante hebat sekali bisa kuat sampai berkali-kali" kataku pada tante Mira
"Ah.. kamu juga hebat bisa membuat tante mengalami orgasme sampai
berkali-kali" jawab tante Mira dan kamipun berdua saling tersenyum dan
tertawa, dan kupeluk dia dari samping dan sekali lagi kukecup pipinya
dan kami memejamkan mata kami lagi beristirahat.
Setelah beristirahat kami masuk kekamar mandi berdua untuk mandi
dan saling membersihkan, dan ketika membersihkan penisku tangan tante
Mira mengocok-ngocok penisku sehingga penisku berdiri tegak lagi, lalu
dibersihkannya busa sabun yang ada dipenisku dengan air shower dan
dikecupnya kepala penisku
"mm.. tapi tante belum sempat merasakan penis kamu dimulut tante,
dan sekarang tante ingin merasakannya" kata tante mira dan mendorongku
agar duduk di pinggiran bathtub, lalu dia mulai mengulum dan menjilati
seluruh permukaan penisku dari kepala sampai pangkalnya dan kantung
kedua bijiku juga diciuminya
"Akhh tante enak tante.. enak sekali" erangku merasakan kenikmatan
mulut tante Mira sewaktu dia mengulum dan mengocok penisku didalam
mulutnya.
Dan kubelai-belai rambut tante Mira kusibakkan kebelakang agar aku
bisa melihat ekspresi wajah tante Mira ketika mengulum dan menjilati
penisku. Kulihat bibir dan lidahnya bermain-main dengan hebat dan
pintar sekali. Tanganku jadi tidak bisa diam dan kuraih pantat tante
mira dan mulai kucari klitorisnya, kumainkan jariku didalam lubang
vagina tante Mira yang sudah basah dan ibu jariku memainkan
klitorisnya.
Beberapa saat kemudian kurasakan aku akan menyemprotkan spermaku
lagi, dan kupercepat kocokan tanganku di vagina dan klitors tante Mira
karena aku tidak mau jika aku sampai kluar dulu, dan benar saja tak
lama kemudian tante Mira mulai bergetar dan melepaskan kulumannya
dipenisku dan mengerang sambil menjerit
"Akhh Feryy.. tante dapet lagi okhh.. kamu memang pintar Fer akhh"
kata tante Mira sambil tubuhnya menggelepar-gelepar mendapatkan
orgasmenya dan terus kukocok jariku divagina dan klitorisnya.
Setelah dia bisa mengendalikan diri tante Mira langsung meraih
penisku dan mengulum serta mengocok-ngocok penisku sehingga sensasi
yang kudapat lebih hebat
"Akhh tante aku keluar tante aku keluar akhh" kataku dan tante
Mira makin mempercepat kulumannya pada penisku tak lama akupun
menyemprotkan spermaku didalam mulut tante Mira.
Ketika aku akan orgasme jariku ikut mengocok lagi vagina dan
klitoris tante mira dengan cepat dan ternyata membuahkan hasil, tubuh
tante Mira bergetar lagi mendapatkan orgasmenyahanya saja kali ini
tidak dengan jeritan dan erangan karena mulutnya langsung menyedot
penisku sehingga semua sperma yang muntah dalam mulutnya langsung masuk
kedalam kerongkongan tante Mira dan semuanya ditelan tanpa sisa oleh
tante Mira, disedot dan dijilatin semua batang penisku sampai bersih
tak ada bekas sperma sedikitpun
"Oh.. tante enak sekali oralan tante" kataku sambil tersenyum dan
menarik jariku yang basah oleh cairan vagina tante Mira dan kujilati
cairan yang ada di jariku
"mm.. abis punya kamu enak sih rasanya, bentuknya juga bagus" kata
tante Mira sambil terus mengecup dan menjilati kepala penisku sehingga
aku merasakan geli-geli disekitar penisku dan kamipun berdua tersenyum
karena satu sama lain saling memuji.
Lalu kami saling membersihkan lagi dan mengeringkan tubuh, lalu
kami bersiap-siap untuk keluar karena jam sudah menunjukan pukul 16. 30
dan tante Mira harus kembali kekantor sedangkan aku harus kuliah.
Sesampainya dikantor dan memarkirkan mobil tante Mira aku langsung
pamit untuk pulang karena harus kuliah. Dan seperti biasa tante Mira
menyelipkan uang kedalam saku celanaku hanya saja kali ini didalam
amplop yang mungkin sdah disiapkan olehnya entah kapan aku tak tahu.
Setelah kami saling berterima kasih dan berjanji untuk tetap saling
menghubungi, akupun pulang menggunakan taksi dan tante Mira masuk
kedalam kantornya.
*****
Begitulah pengalamanku dengan tante Mira yang sampai sekarang masih
tetap berhubungan bahkan lebih dekat lagi, sampai-sampai aku dikenalkan
kepada anaknya sebagai saudara jauhnya. Dan kamipun masih sering
bercinta setiap waktu. Terima kasih tante Mira untuk semua yang sudah
tante berikan pada saya.