"Sejak saat itu Mbak dan Mama sering melakukannya setiap ada kesempatan." Kata Mbak Sari mengakhiri ceritanya.
"Terkadang Mama juga bohong sama kamu kalau ada tugas keluar kota. Padahal cuma ke Bandung." Tambah Mamaku setengah tersenyum.
"Termasuk hari ini. Karena teman lesbi Mbak pulang kampung dan Mbak nggak kuat lagi. Ya pulang deh."
"Langsung ke kantor Mama. Jemput Mama. Padahal ada rapat penting."
"Terus kok Mama mau aja?" Tanyaku.
"Papamu kan minggu lalu nggak pulang. Jadi Mama semangat diajak pulang sama Sari."
"Jadi pingin nih." Kataku.
"Jangan.." teriak Mamaku dan Mbak Sari hampir bersamaan.
"Cukup Mamaku dan Sari saja yang menjalani perilaku aneh ini. Kamu
masih muda. Hiduplah yang normal." Nasehat Mamaku yang dibenarkan oleh
anggukan Mbak Sari.
"Ayoo dong Mam, Mbak." Kataku sambil mulai membuka kembali satu persatu kancing bajuku.
Mamaku dan Mbak Sari terdiam beberapa saat. Lalu.
"Baiklah. Sekali ini saja ya?" Kata Mbak Sari yang kemudian melepas semua pakaiannya.
"Jangan Sar." Cegah Mamaku.
Terlambat. Mbak Sari telah menarikku masuk ke dalam kamarnya.
Mamaku juga mengikuti kami. Awalnya Mamaku hanya melihat saja bagaimana
Mbak Sari yang telah telanjang melucuti semua pakaianku tanpa tersisa.
Mamaku tak tahan juga dan melepas semua pakaiannya. Jarum jam dinding
di kamar Mbak Sari menunjukkan pukul duabelas tepat.
Dari samping kiriku, tangan kanan Mbak Sari meremas-remas payudara
kiriku dan menjilati puting payudara kiriku dengan lidahnya. Tangan
kirinya membelai vaginaku. Sedangkan Mamaku dari samping kanan juga
meremas-remas payudara kananku dengan tangan kanannya dan tidak lupa
juga menjilati puting payudara kananku dengan lidahnya. Tangan kirinya
meremas-remas pantatku.
"Aaahh.." Desahku.
Lalu jari tengah tangan kiri Mbak Sari mengocok vaginaku. Mamaku
jongkok dan dengan lidahnya dijilatinya vaginaku yang sudah mulai
mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan. Mbak Sari mengikuti Mamaku dan
juga menjilati vaginaku dengan lidahnya. Aku hanya bisa memilin-milin
kedua puting payudaraku bergantian dengan tangan kiriku. Sedangkan
tangan kananku berpegangan pada pinggir lemari untuk menyangga tubuhku
yang agak lemas.
"Aaahh.." Aku kembali mendesah.
Kemudian Mamaku duduk dan langsung menjilati cairan-cairan
kenikmatan yang keluar dari dalam vaginaku dengan lidahnya. Aku yang
semakin lemas nyaris terjatuh. Mbak Sari berdiri dan tangan kanannya
menyangga pantatku. Sedangkan jari tengah tangan kirinya masih mengocok
vaginaku dan dihisapnya juga payudara kiriku. Tangan kananku sesekali
membelai vaginaku dan tangan kiriku kurangkulkan pada leher Mbak Sari
sambil sesekali juga kubelai payudara kirinya.
"Aaahh.." Desahku tidak karuan karena tak tahan dengan perlakuan Mamaku dan Mbak Sari.
Di bawah Mamaku juga tak tahan. Tangan kirinya yang tadi membelai
kedua pahaku, sekarang membelai vaginanya sendiri yang juga
mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan. Jari tengah tangan kirinya
mengocok vaginanya sendiri. Mbak Sari juga begitu. Jari tengah tangan
kirinya mengocok vaginanya sendiri yang sejak tadi telah basah oleh
cairan-cairan kenikmatan. Mulutnya masih menghisap payudara kiriku.
Aku sudah tidak kuat lagi untuk berdiri. Segera saja kujatuhkan
tubuhku dengan harapan Mamaku dan Mbak Sari menghentikan dalam
'memperkosaku'. Ternyata tidak. Mbak Sari langsung mengangkangkan kedua
kakiku dan menjilati vaginaku dengan lidahnya sambil tangan kanannya
meremas-remas payudara kiriku. Sedangkan Mamaku duduk di atas kepalaku
dan membelakangi Mbak Sari. Akhirnya aku mendapatkan cairan-cairan
kenikmatan dari dalam vagina Mamaku. Dengan penuh nafsu lidahku
menjilati cairan-cairan kenikmatan itu.
Mbak Sari lalu juga duduk diatasku. Vaginanya menempel pada
vaginaku. Kami berdua mencari-cari kelentit masing-masing untuk
digesekkan satu sama lain. Pantat Mbak Sari dan pantatku bergoyang
seiring dengan kedua tangan Mbak Sari yang meremas-remas kedua payudara
Mamaku dari belakang. Mamaku yang menoleh ke belakang menjulurkan
lidahnya. Mbak Sari tahu maksud Mamaku. Sekarang lidah Mamaku dan lidah
Mbak Sari saling menjilat.
Akhirnya kami mengalami puncak dalam beberapa menit. Kami bertiga
sama-sama terlentang di atas lantai. Kami bertiga sama-sama menarik
nafas panjang. Aku sangat kelelahan sekali dalam persetubuhanku yang
pertama ini.
Rupanya Mamaku dan Mbak Sari belum puas dengan persetubuhan itu.
Mereka berdua naik ke atas tempat tidur. Kedua duduk di atas tempat
tidur. Keduanya berangkulan pinggang. Mamaku merangkul pinggang Mbak
Sari dengan tangan kanannya. Sedangkan jari tengah tangan kirinya
mengocok vagina Mbak Sari. Mbak Sari sendiri juga merangkul pinggang
Mamaku dengan tangan kirinya. Sedangkan jari tengah tangan kanannya
mengocok vagina Mamaku. Kedua lidah mereka saling berjilatan. Payudara
kanan Mamaku saling menempel dengan payudara kiri Mbak Sari dan
bergesekan.
Aku ikut naik ke tempat tidur dan terlentang di samping mereka
berdua. Mbak Sari lalu pindah ke samping kananku. Sedangkan Mamaku
tetap pada posisinya di samping kiriku. Mbak Sari menjilati tubuhku
bagian kanan dengan lidahnya. Begitu juga dengan Mamaku yang menjilati
tubuhku bagian kiri. Kedua tangan mereka berdua juga tidak berhenti
bergerak. Dibelainya tubuhku bagian bawah. Entah siapa yang memulai.
Kembali vaginaku dikocok oleh jari tengah mereka berdua sambil mereka
berdua berjilatan lidah.
"Aaahh.." Desahku.
Kembali vaginaku mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan. Sedangkan
Mamaku menghisap payudara kiriku dan Mbak Sari menghisap payudara
kananku. Kedua tangan mereka berdua semakin liar dalam mengocok
vaginaku. Mereka berdua sesekali menjilati puting payudaraku.
Lidah mereka berdua turun dan berebutan dalam menjilati
cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari dalam vaginaku. Kedua tangan
mereka berdua berebutan juga dalam meremas-remas kedua payudaraku. Aku
hanya bisa menjerit-jerit. Jeritan kenikmatan.
"Aaahh.."
Sekarang giliran Mamaku yang menggesekkan kelentitnya ke
kelentitku. Pantatnya bergoyang dan aku juga mengimbanginya dengan
goyangan walaupun diatasku duduk Mbak Sari. Aku kebagian cairan-cairan
kenikmatan yang keluar dari dalam vagina Mbak Sari. Kujilati
cairan-cairan kenikmatan itu dengan lidahku. Sedangkan Mamaku dan Mbak
Sari juga kembali berjilatan lidah. Kedua tangan mereka saling
meremas-remas kedua payudara. Sesekali juga meremas-remas kedua
payudaraku.
"Aaahh.." Desahku lagi.
Sayup-sayup terdengar suara penjual es krim yang lewat di sekitar
rumahku. Kami bertiga berganti posisi setelah beristirahat beberapa
saat. Mamaku sekarang ditengah dan kedua tangannya membelai vaginanya
sendiri. Aku merangkak di samping kirinya dan menjilati puting payudara
kiri Mamaku dengan lidahku. Tangan kiriku juga meremas-remas payudara
kiri Mamaku. Sedangkan jari tengah tangan kananku mengocok sendiri
vaginaku yang mulai keluar lagi. Mbak Sari duduk di samping kanan
Mamaku dan menjilati puting payudara kanan Mamaku dengan lidahnya.
Tangan kirinya juga meremas-remas payudara kanan Mamaku. Sedangkan jari
tengah tangan kanannya mengocok sendiri vaginanya yang juga mulai basah
kembali.
"Aaahh.." Desah Mamaku.
Aku dan Mbak Sari lalu mengalihkan jilatan lidah ke telinga Mamaku
sambil tangan kiri tetap meremas-remas payudara Mamaku dan tangan kanan
tetap mengocok vagina masing-masing. Kemudian Mbak Sari mengangkangkan
kedua kaki Mamaku. Dijilatinya cairan-cairan kenikmatan pada vagina
Mamaku dengan lidahnya. Kedua tangannya membelai kedua paha Mamaku.
Sedangkan aku kembali menghisap kedua payudara Mamaku bergantian sambil
kedua tanganku meremas-remas kedua payudara Mamaku.
"Aaahh.." Desah Mamaku lagi.
Lalu kubimbing Mamaku untuk duduk dengan kedua tanganku. Mulutku
masih menghisap payudara kiri Mamaku. Tangan kiriku membelai dan jari
tengahnya mengocok vagina Mamaku. Sedangkan tangan kananku membelai
punggung Mamaku. Tangan kanan Mamaku meremas-remas sendiri payudara
kanannya. Sedangkan Mbak Sari dari belakangku menjilati leherku dan
kedua tangannya membelai tubuhku terutama kedua payudaraku
diremas-remasnya dari belakang.
Beberapa saat kemudian Mbak Sari berjilatan lidah dengan Mamaku.
Aku masih tetap asyik dalam menghisap payudara kiri Mamaku.
Masing-masing jari tengah tangan kanan mengocok sendiri vagina
masing-masing.
Aku hentikan mulutku dalam menghisap payudara kiri Mamaku.
Kusingkirkan tangan kanan Mamaku dari vaginanya. Kujilati cairan-cairan
kenikmatan yang keluar dari dalam vagina Mamaku dengan lidahku. Jari
tengah tangan kananku sendiri masih mengocok vaginaku sendiri. Mamaku
mendesah pelan. Mulutnya langsung disodori payudara kiri Mbak Sari.
Sedangkan Mbak Sari juga menghisap payudara kiri Mamaku sambil tangan
kirinya membelai betis kaki kiri Mamaku yang diangkat.
Kembali aku naik ke atas. Kuhisap payudara kanan Mamaku sambil jari
tengah tangan kananku mengocok vagina Mamaku. Sedangkan jari tengah
tangan kiriku mengambil alih jari tengah tangan kananku dalam mengocok
vaginaku sendiri. Mbak Sari tetap menghisap payudara kiri Mamaku.
"Aaahh.." Desah Mamaku.
Aku lalu naik ke atas tubuh Mamaku dan duduk di atas perutnya.
Semakin kuat kukocok vagina Mamaku yang makin banyak mengeluarkan
cairan-cairan kenikmatan begitu juga denganku yang menggesekkan
kelentitku ke kelentit Mamaku. Sedangkan Mbak Sari yang juga duduk di
belakangku dari belakang meremas-remas kedua payudaraku. Mamaku hanya
bisa menjerit lirih dan kedua tangannya meremas-remas kedua payudara
Mbak Sari dari belakang.
"Aaagghh.." Kami bertiga secara serentak saling mendesah.
Beberapa saat kemudian Mbak Sari mundur ke belakang dan membalikkan
tubuhku. Vaginanya langsung dijilati oleh Mamaku dengan lidahnya. Mbak
Sari mengocok vaginaku dengan jari tengah tangan kanannya. Tidak lupa
juga dihisapnya payudara kananku. Posisiku setengah berdiri dengan
kedua kaki dikangkangkan. Tangan kananku merangkul leher Mbak Sari.
Sedangkan jari tengah tangan kiriku mengocok vagina Mamaku yang berada
diantara kedua kakiku.
Aku menghindar ketika Mbak Sari akan menghisap payudara kiriku.
Kujulurkan lidahku untuk menangkap lidahnya. Kami berdua berjilatan
lidah sambil kedua tangan kami berdua saling memeluk pinggang. Jari
tengah tangan kanan Mamaku mengambil alih jari tengah tangan kiriku
dalam mengocok vaginanya sendiri. Sedangkan tangan kirinya membelai
punggung Mbak Sari.
Tiba-tiba Mbak Sari mendorong pelan tubuhku dan mulutnya langsung
mendarat dan menjilati vagina Mamaku dengan lidahnya. Kedua tangan
Mamaku membenamkan kepala Mbak Sari ke selangkangannya. Sedangkan aku
berinisiatif menjilati lubang pantat Mbak Sari.
Mbak Sari tidak kuat ketika jilatan lidah Mamaku ke vaginanya
semakin kuat. Mbak Sari kembali duduk dan kepalanya mendongak ke atas
sambil setengah menjerit. Segera saja vagina Mamaku yang kosong
kujadikan santapan. Kujilati cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari
dalam vagina Mamaku dengan lidahku.
"Aaahh.." Desah Mamaku.
Mbak Sari semakin tidak kuat. Dia kemudian berdiri dan
mengangkangkan kedua kakinya. Mamaku lalu setengah tengkurap dan
dijilatinya cairan-cairan kenikmatan yang keluar banyak dari dalam
vagina Mbak Sari. Akupun mengikuti Mamaku dalam menjilati cairan-cairan
kenikmatan yang keluar dari dalam vagina Mbak Sari. Tangan kiriku juga
membelai pantat Mamaku.
"Aaahh.." Desah Mbak Sari.
Mbak Sari semakin tidak tahan. Dia akhirnya terjatuh dengan posisi
terlentang. Mamaku lalu turun dari tempat tidur dan membuka lemari.
Akupun tidak kuat dan merangkak untuk turun juga dari tempat tidur.
Tetapi kuurungkan niatku. Kurasakan ada yang memegang kaki kananku dan
menjilati pantatku. Mamaku sendiri telah menghampiriku sambil tangan
kanannya ke belakang menyembunyikan sesuatu yang diambil dari dalam
lemari. Langsung saja kuhisap payudara kiri Mamaku yang berdiri di tepi
tempat tidur.
Mamaku melempar benda yang ternyata dildo itu ke Mbak Sari yang
kemudian menangkapnya. Dildo karet itu berwarna merah hati dengan dua
buah sisi. Panjangnya sekitar 30 cm. Dildo tersebut oleh Mbak Sari
pelan-pelan dimasukkan ke vaginaku. Dikeluarkan lagi. Dimasukkan lagi.
Demikian berulang-ulang. Aku ingin menengok ke belakang. Tetapi Mamaku
memegang kepalaku dan membenamkannya ke belahan kedua payudara Mamaku
yang besar dan masih kencang.
Mbak Sari lalu masuk diantara kedua kakiku yang mengangkang. Dia
terlentang dibawahku. Vagina Mbak Sari tepat berada dimulutku dan
langsung saja kujilat vagina Mbak Sari dengan lidahku. Dildo tersebut
didorong keluar masuk vaginaku dengan mulutnya. Mamaku menjilati dildo
yang keluar masuk vaginaku tersebut. Dildo tersebut penuh dengan
cairan-cairan kenikmatanku.
"Ooohh.." Desahku.
Mamaku sesekali juga menjilati lubang pantatku sambil kedua
tangannya membelai tubuhku dan juga meremas kedua payudaraku dari
belakang. Kedua tanganku juga membelai kedua paha Mbak Sari yang
ditumbuhi bulu-bulu halus. Lidahku juga menjilati kedua paha Mbak Sari
bergantian. Sedangkan kedua puting payudaraku kegesekkan ke kelentit
Mbak Sari. Kedua tangan Mbak Sari sesekali juga menepuk pantatku.
Sesekali juga membelai kedua pahaku juga.
Aku tidak tahan dikocok dengan dildo itu. Tubuhku limbung dan
akhirnya terlentang di samping Mbak Sari dengan dildo masih setengah
didalam vaginaku. Mamaku lalu memasukkan ujung satu dildo itu ke vagina
Mbak Sari. Kulihat Mbak Sari hanya diam. Kelihatannya Mbak Sari
kelelahan. Tetapi ditumpangkannya kaki kanannya ke kaki kiriku.
Sedangkan kutumpangkan kaki kananku ke kaki kiri Mbak Sari.
Mamaku lalu merangsangku dengan menjilati mulutku. Lidahku lalu
keluar dan menjilati lidah Mamaku. Tangan kiriku memegang dildo itu.
Mamaku juga merangsang Mbak Sari dengan memilin puting payudara kanan
Mbak Sari dengan tangan kirinya.
Kami berdua mulai bereaksi. Aku dan Mbak Sari saling
dorong-mendorong dildo itu. Sedangkan Mamaku merangkak mendekati Mbak
Sari sambil payudara kanannya menggesek paha kiriku.
Bersambung...