Tiba-tiba.
Tet.. Tet.. Tet..
Kami bertiga terkejut mendengar suara klakson mobil kupastikan itu
suara klakson mobil Papaku yang memang khas. Mbak Sari menengok melalui
jendela di dekatnya. Dari jendela itu dia bisa melihat halaman luar
rumahku.
"Papa. Papa pulang." Teriak Mbak Sari.
"Kalian beresin kamar ini. Biar Mama yang bukakan pintu pagar."
Kata Mamaku yang kemudian mengambil semua pakaiannya yang tergeletak
dilantai termasuk pakaian dalamnya.
Sambil berjalan dia memakai semua pakaiannya itu. Sedangkan aku dan
Mbak Sari merapikan tempat tidur. Beruntung Papaku membunyikan klakson
mobil. Kalau tidak dan dia langsung masuk. Bisa berabe jadinya. Setelah
rapi dan memakai pakaian rumah aku dan Mbak Sari lalu turun ke lantai
bawah. Papaku dan Mamaku malah naik ke lantai atas.
Ternyata Papaku pulang hanya sebentar. Papaku pulang untuk
meninggalkan mobil dan membawa pakaian ganti karena kantornya
mengirimnya ke Singapura. Entah bohong atau tidak. Aku tidak begitu
peduli. Mungkin saja dia punya wanita idaman lain. Kulihat jam dinding
di ruang lantai atas itu. Jarum pendeknya menunjukkan angka dua dan
jarum panjangnya tepat pada angka duabelas.
Rencananya Mamaku mau mengantar ke airport. Naik taksi ke kantornya
dulu. Mengambil mobil yang tadi kelupaan dibawa karena begitu
semangatnya diajak pulang Mbak Sari. Didalam kamar aku dan Mbak Sari
menata pakaian Papaku. Sedangkan Papaku mandi di kamar mandi sebelah
kamar tidur. Mamaku entah kemana. Aku lalu turun mengambil kantong
plastik.
Kulihat Papaku dan Mamaku yang sama-sama telanjang saling
berpelukan. Tubuh keduanya basah oleh air. Tangan Mamaku menutup pintu
kamar mandi. Tapi tidak tertutup sepenuhnya. Aku masih bisa melihat
bagaimana Mamaku mengocok penis Papaku yang besar dan panjang itu
dengan tangan kanannya. Tangan kirinya berpegangan erat dengan tangan
kanan Papaku. Sementara tangan kiri Papaku meremas-remas kedua payudara
Mamaku bergantian.
Kurasakan ada yang melepas kaosku dan kemudian memelukku dari
belakang. Aku mencoba menoleh ke belakang yang disambut jilatan lidah
Mbak Sari ke lidahku. Tangan kanannya meremas-remas kedua payudaraku
bergantian. Sedangkan tangan kirinya masuk ke celana kulotku yang tanpa
celana dalam. Jari tengahnya mengocok vaginaku.
Tanpa sadar, kami berdua sudah telanjang dan bergabung dengan
Papaku dan Mamaku didalam kamar mandi yang termasuk luas ini. Tubuh
kami berdua juga sudah basah oleh air. Mamaku duduk dipangkuan Papaku.
Pantatnya diturun naikkan seiring dengan keluar masuknya penis Papaku
ke dalam vagina Mamaku. Aku dari samping kiri menjilati payudara kiri
Mamaku. Sedangkan Mbak Sari dari samping kanan meremas-remas payudara
kanan Mamaku.
"Aaahh.." Desah Mamaku.
Beberapa saat kemudian Mamaku merangkak. Aku terlentang di bawah
Mamaku dan menjilati vagina Mamaku yang masih dikocok oleh penis Papaku
dari belakang yang juga menjilati leher Mamaku dengan lidahnya. Mbak
Sari mengangkangkan kedua kakiku dan menjilati vaginaku yang sudah
mengeluarkan cairan-cairan kenikmatannya.
Mamaku merangkak ke depan dan saling berjilatan lidah dengan Mbak
Sari. Penis Papaku disentuhkan ke mulutku. Aku membuka mulutku dan
keluar masuklah penis Papaku ke dalam mulutku. Sedangkan Mbak Sari juga
meremas-remas payudara kananku dengan tangan kanannya. Jari tengah
tangan kirinya mengocok vaginaku. Kedua tanganku hanya bisa membelai
kedua paha Mamaku.
Mamaku kemudian menelentangkan tubuhnya ke lantai kamar mandi.
Papaku dari belakang kembali memasukkan penisnya ke dalam vagina Mamaku
yang kemudian memiringkan tubuhnya. Aku duduk di belakang Papaku dan
tangan kiriku membelai leher penis Papaku yang keluar masuk vagina
Mamaku. Sedangkan Mbak Sari menjilati puting payudara kanan Mamaku
dengan lidahnya. Mamaku hanya bisa mendongakkan kepala dan keluarlah
jeritan kecil dari mulut Mamaku.
"Aaahh.."
Mbak Sari membungkam jeritan Mamaku dengan menyodorkan payudara
kirinya untuk dihisap Mamaku. Papaku minta bagian untuk menghisap
payudara kanan Mbak Sari. Sedangkan aku mengeluarkan penis Papaku dan
kukocok dengan tangan kiriku. Jari tengah tangan kananku mengocok
vagina Mamaku.
"Aku mau keluar nih." Kata Papaku.
"Masukkan lagi San." Pinta Mamaku.
Kumasukkan kembali penis Papaku ke dalam vagina Mamaku. Papaku juga
membelai paha kanan Mamaku dengan tangan kanannya. Aku juga berbaring
miring di belakang Papaku. Kugesekkan kedua payudaraku ke punggung
Papaku. Tangan kananku maju ke depan dan meremas-remas payudara kanan
Mamaku. Kepala Mbak Sari berkali-kali mendongak ke atas. Payudara kanan
Mbak Sari masih dihisap oleh Papaku.
"Aaahh.." Desah Mbak Sari.
Papaku akhirnya mencapai orgasme di dalam vagina Mamaku. Aku dan
Mbak Sari serentak mengangkat tubuh Mamaku. Kami bertiga bersandar pada
dinding keramik kamar mandi. Aku di samping kanan Mamaku dan Mbak Sari
di samping kiri Mamaku. Papaku masih terlentang di lantai kamar mandi.
Penisnya sudah lemas. Mamaku menyentuh penis Papaku dengan kaki
kirinya. Penis Papaku kembali tegang walaupun masih setengah.
Papaku kembali berdiri. Secepatnya aku jongkok di depannya dan
kukulum penisnya dengan mulutku. Penis Papaku keluar masuk mulutku.
Tangan kiriku juga membelai kedua buah pelirnya. Papaku mendongak ke
atas menahan nikmat. Mbak Sari dari belakang memeluk Papaku dan
menggesekkan kedua payudaranya ke punggung Papaku sambil kedua
tangannya membelai dada Papaku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat. Mamaku
kulihat hanya duduk dan meremas-remas sendiri kedua payudaranya dengan
kedua tangannya.
"Aaahh.." Desah Papaku.
Kutelentangkan tubuhku di lantai kamar mandi diantara kedua kaki
Papaku yang mengangkang. Mbak Sari jongkok di belakang Papaku dan
diraihnya penis Papaku ke belakang. Dijilatinya kepala penis Papaku
sambil jari tengah tangan kirinya mengocok vaginaku.
Tetapi Papaku malah mengarahkan penisnya ke mulutku yang langsung
saja mengulum penis Papaku sambil kukocok dengan tangan kiriku. Kedua
tangannya meremas-remas kedua payudara Mamaku yang berdiri di depan
Papaku. Sedangkan Mbak Sari menjilati cairan-cairan kenikmatan yang
keluar dari dalam vaginaku dengan lidahnya.
Papaku lalu mengarahkan penisnya ke vagina Mamaku. Tetapi Mamaku
malah menghindar. Papaku lalu terlentang di lantai kamar mandi. Mamaku
lalu duduk diselangkangan Papaku. Otomatis penis Papaku masuk ke dalam
vagina Mamaku yang kemudian menaikturunkan pantatnya. Aku berdiri di
samping kiri Papaku. Kupegang tangan kiri Papaku dan kusentuhkan ke
vaginaku. Sedangkan Mbak Sari yang berdiri di samping kanan Papaku
dengan nafsunya menjilati lidahku yang keluar dan tangan kanannya
meremas-remas payudara kiriku.
"Aaahh.." Desah Mamaku tidak karuan.
Papaku mengeluarkan penisnya dan dihisapnya vagina Mamaku yang
berdiri mengangkangkan kedua kakinya. Aku dan Mbak Sari berebutan
menjilati kepala penis Papaku dan mengocok penis Papaku. Papaku lalu
berdiri dibimbing Mamaku. Dari belakang kedua tangan Mamaku mengocok
penis Papaku. Aku dan Mbak Sari duduk berdampingan dengan mulut
menerima air mani yang sedikit demi sedikit keluar dari penis Papaku.
Air mani Papaku tumpah di kedua payudaraku dan kedua payudara Mbak
Sari. Mbak Sari menggesekkan payudara kirinya ke payudara kananku.
Lidah kami berdua menjulur keluar menerima sisa-sisa air mani Papaku
yang juga dijilati oleh Mamaku dari samping kanan. Kedua jari tengah
tangan kanan kami saling mengocok vagina yang banjir oleh cairan-cairan
kenikmatan. Jari tengah tangan kananku mengocok vagina Mbak Sari.
Sedangkan jari tengah tangan kanan Mbak Sari mengocok vaginaku.
"Hhhmm.."
Aku tidak kuat untuk duduk. Kutelentangkan tubuhku sambil tetap
menjilati kepala penis Papaku. Mbak Sari setengah memangku kepalaku
sambil tetap juga menjilati kepala penis Papaku bergantian denganku dan
juga tangan kirinya meremas-remas payudara kiriku. Sedangkan jari
tengah tangan kanannya mengocok vaginaku. Mamaku asyik berjilatan lidah
dengan Papaku yang kedua tangannya meremas-remas pantat Mamaku.
Akhirnya kami berempat saling memandikan. Tetapi persetubuhan gila
ini belumlah selesai. Selesai mandi dan menghanduki tubuh, dengan tetap
telanjang Mamaku menyeret Papaku untuk masuk ke kamar. Mamaku menutup
pintu kamar dan mencoba menguncinya. Mamaku melarang aku dan Mbak Sari
untuk masuk. Aku dan Mbak Sari nekad dan saling dorong pintu dengan
Mamaku. Mamaku kalah. Kami berdua berhasil masuk.
Mamaku marah-marah. Tetapi entah mengapa aku dan Mbak Sari didorong
oleh sesuatu untuk menghampiri Papaku yang tengah memakai celana
panjang. Kami berdua memelorotkan celana panjang yang belum sempat
dikancingkan itu termasuk celana dalamnya. Penis Papaku masih lemas.
Aku dan Mbak Sari membelai kedua paha Papaku bergantian.
Mamaku tidak marah lagi bahkan ikut bergabung dengan kami. Kami
bertiga membimbing Papaku untuk terlentang di atas tempat tidur. Aku
duduk di samping kiri Papaku. Lalu kujilati paha kanan Papaku sambil
tangan kiriku membelai leher penis Papaku yang mulai tegang. Mbak Sari
yang duduk di samping kanan Papaku membelai dada Papaku. Sedangkan
Mamaku mengangkangkan kedua kakinya tepat di atas kepala Papaku. Papaku
langsung menjilati vagina Mamaku.
"Aaahh.." Desah Mamaku.
Penis Papaku sudah tegang dan kukulum kepala penisnya dengan
mulutku sambil tangan kiriku mengocok leher penisnya. Kurasakan
cairan-cairan kenikmatan yang mulai keluar dari dalam vaginaku dan
dijilati oleh Mbak Sari. Mbak Sari juga meremas-remas kedua payudaraku
bergantian dengan tangan kirinya. Sedangkan jari tengah tangan kanannya
mengocok sendiri vaginanya.
"Aaahh.." Desah Papaku.
Jilatan lidah Mbak Sari yang semakin liar pada vaginaku membuat aku
terhenti dalam mengulum penis Papaku. Aku hanya bisa meremas-remas
kedua payudaraku bergantian dengan kedua tanganku. Sedangkan Mamaku
menngulum penis Papaku dengan enaknya. Kujulurkan lidahku ke arah
Papaku yang kemudian juga menangkap lidahku dengan lidahnya.
Mamaku menindihi tubuh Papaku dan memasukkan penis Papaku ke dalam
vaginanya. Lidah Mamaku juga berebutan dengan lidah Papaku untuk
menjilati lidahku. Kedua tangannya juga berebutan dengan kedua tangan
Mbak Sari dan kedua tanganku sendiri untuk meremas-remas kedua
payudaraku. Mbak Sari sendiri masih menjilati vaginaku dengan lidahnya.
Sesekali tangan kanannya yang kecil mencoba untuk masuk ke dalam
vaginaku. Tetapi kucegah dengan kaki kiriku yang menyentakkan tangan
kanannya.
Mbak Sari pindah ke belakang dan menjilati leher penis Papaku yang
masih keluar masuk vagina Mamaku. Tangan kanannya membelai kedua buah
pelirnya. Sedangkan aku menjilati pantat Mamaku sambil tangan kananku
membelai punggung Mamaku.
Mamaku akhirnya tumbang oleh Papaku. Mamaku terjatuh di samping
kiri Papaku yang kemudian menyodorkan penisnya untuk dikulum Mamaku.
Kulihat Mbak Sari di samping kanan Mamaku terlentang dengan kedua kaki
mengangkang. Cairan-cairan kenikmatannya banyak keluar dari dalam
vaginanya. Kujilati vagina Mbak Sari dengan lidahku. Sementara Mbak
Sari juga saling berjilatan lidah dengan Papaku.
Jilatan lidahku naik ke atas. Kujilati pusar Mbak Sari sambil
tangan kananku mengangkat punggung Mbak Sari dan kemudian memeluk
pinggangnya. Lidahku semakin naik ke atas. Sebelum saling berjilatan
lidah dengan Mbak Sari, lidahku menjilati belahan kedua payudara Mbak
Sari. Jari tengah tangan kiriku mengocok vagina Mbak Sari yang
mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan.
Lidahku kembali turun ke bawah dan menjilati vagina Mbak Sari yang
basah karena cairan-cairan kenikmatan. Kulihat Papaku dan Mamaku
berdiri dan saling berjilatan lidah. Tangan kanan Mamaku mengocok penis
Papaku dan jari tengah tangan kirinya mengocok vaginanya sendiri..
Sedangkan kedua tangan Papaku memeluk pinggang Mamaku.
Mamaku lalu jongkok di depan Papaku. Mulutnya langsung mengulum
penis Papaku. Sedangkan aku sudah menindihi Mbak Sari dan menjilati
vaginanya. Mbak Sari sendiri juga menjilati vaginaku. Kedua vagina kami
berdua sama-sama banjir oleh cairan-cairan kenikmatan. Aku dan Mbak
Sari berlomba untuk sama-sama mencapai orgasme.
Aku kalah dan jatuh terlentang di atas tempat tidur. Nafasku habis.
Mbak Sari menang. Mbak Sari lalu menghampiri Mamaku yang sedang
menjilati kepala penis Papaku. Mbak Sari membungkukkan tubuhnya untuk
kemudian menjilati leher penis Papaku dan juga kedua buah pelirnya.
Kedua tangannya juga meremas-remas sendiri kedua payudaranya.
Papaku membimbing Mamaku untuk berdiri dan dari belakang
dimasukkannya penisnya ke lubang pantat Mamaku.. Sedangkan Mbak Sari
dari belakang Papaku menggesekkan kedua payudaranya ke punggung Papaku.
Kedua tangannya maju ke depan dan meremas-remas kedua payudara Mamaku.
Jari tengah tangan kirinya masih mengocok vaginanya sendiri.
"Aaahh.." Desah Mamaku.
Mbak Sari lalu pindah ke depan sambil kedua tangannya membelai
tubuh Papaku dan Mamaku. Digesekkannya kedua payudaranya ke kedua
payudara Mamaku. Mbak Sari mengeluarkan lidahnya dan menjilati lidah
Mamaku yang dari tadi terjulur keluar. Kelentit Mbak Sari digesekkan
juga ke kelentit Mamaku. Kedua tangan Mamaku meremas-remas pantat Mbak
Sari.
Beberapa saat kemudian Mamaku lemas. Mbak Sari jongkok dan
mengeluarkan penis Papaku dari lubang pantat Mamaku. Mamaku lalu
bergeser ke dekatku. Dia duduk menyandarkan punggungnya ke sandaran
tempat tidur. Mbak Sari lalu dengan nafsunya mengocok penis Papaku.
Mulutnya sudah terbuka dan lidahnya dijulurkan. Keluarlah air mani
Papaku yang kemudian ditelan oleh Mbak Sari. Aku sendiri ingin bangkit
dan bergabung kembali. Tetapi rupanya aku benar-benar kelelahan. Aku
terjatuh kembali dan menindihi Mamaku yang langsung memelukku.
Mbak Sari masih menjilati sisa-sisa air mani Papaku ketika
terdengar bunyi telepon. Kami berempat akhirnya sadar akan apa yang
telah kami lakukan. Mamaku mengangkat telepon kemudian menyusul Papaku
yang telah masuk kamar mandi. Sedangkan aku dan Mbak Sari masih
termenung di atas tempat tidur.
Bersambung...