Aku bangun dari pingsanku. Mbak Sari tidak berada di kamarnya yang
telah gelap. Hanya sedikit cahaya lampu dari luar kamar. Dari sedikit
cahaya itu kulihat jam dinding di kamar Mbak Sari. Jarum panjangnya
menunjuk angka sebelas dan jarum pendeknya menunjuk angka delapan.
Aku berdiri dan keluar dari kamar Mbak Sari dengan masih telanjang.
Vaginaku terasa sakit. Dildo merah hati berada di dalam vaginaku dan
menggantung keluar. Entah apa yang dilakukan Mbak Sari ketika aku
pingsan. Kukeluarkan dildo merah hati itu. Ingin kubalas perlakuan Mbak
Sari terhadapku waktu aku pingsan tadi. Kudengar suara air dari kamar
mandi bawah. Aku turun dan kubawa juga dildo merah itu.
Aku masuk ke kamar mandi berdinding dan berlantai keramik yang ada
tubnya itu. Tub yang bisa muat untuk empat orang itu setengah terisi
air. Kulihat Mbak Sari berdiri dalam tub dan sedang menyabuni tubuhnya
yang sudah penuh dengan sabun. Mbak Sari menyelupkan kedua tangannya ke
dalam air dan disiramkan ke tubuhku. Aku masuk ke dalam tub. Rasa balas
dendamku hilang. Yang ada perasaan gairah yang mengebu-gebu. Kulepaskan
dildo merah hati dan kurebut sabun dari tangan Mbak Sari.
Lalu kedua tanganku menyabuni kedua payudara Mbak Sari. Ketika itu
aku hampir terpeleset dan berpegangan pada pinggang Mbak Sari. Mbak
Sari lalu membalikkan tubuhku. Dari belakang Mbak Sari merebut kembali
sabun dari tanganku dan disabuninya kedua payudaraku. Disabuninya juga
seluruh tubuhku dari belakang. Diputar-putarnya kedua telapak tangannya
ke kedua payudaraku.
"Aaahh.." Desahku.
Kupegang tangan kanannya dan kuremas-remas ke payudara kananku.
Sedangkan tangan kiriku memegang tangan kiri Mbak Sari yang memegang
sabun. Tangan kiri kami berdua saling meremas dan membuat sabun itu
terjatuh ke dalam air. Kubimbing tangan kiri Mbak Sari untuk membelai
vaginaku.
Mbak Sari malah mengocok vaginaku dengan jari tengah tangan kirinya
sementara tangan kanannya masih meremas-remas payudara kananku dan
lidahnya menjilati leherku. Tangan kiriku bergerak ke belakang dan
meremas-remas pantat Mbak Sari.
Tidak lama aku dalam meremas-remas pantat Mbak Sari. Sampai Mbak
Sari menempelkan tubuhnya ke punggungku dan agak mendorongnya ke depan.
Selangkangannya menggesek pantatku. Leherku masih dijilatinya dengan
lidahnya. Kudongakkan kepalaku ke belakang. Kocokan jari tengah tangan
kirinya semakin liar. Kuremas-remas sendiri payudara kiriku dengan
tangan kiriku sendiri.
"Aaahh.." Desahku.
Aku tidak tahan dengan perlakuan Mbak Sari. Aku melepaskan diri
dari pelukannya. Tetapi Mbak Sari memegangi kedua kakiku. Dia duduk di
belakangku dan kedua tangannya membelai kedua pahaku. Dijilatinya juga
kedua pahaku dengan lidahnya. Aku agak maju ke depan. Kedua tanganku
berpegangan pada dinding kamar mandi. Mbak Sari masih membelai kedua
pahaku bahkan lidahnya menjilati pantatku. Kugesekkan kedua payudaraku
pada dinding kamar mandi.
"Aaahh.." Desahku lagi.
Kubalikkan tubuhku dan duduk di tepi tub. Kukangkangkan kedua
kakiku dengan harapan vaginaku yang sudah mengeluarkan cairan-cairan
kenikmatan dijilati Mbak Sari dengan lidahnya. Ternyata tidak. Mbak
Sari memegang kaki kiriku dan dijilatinya jari-jari kakiku dengan
lidahnya sambil kedua tangannya membelai kedua betisku.
Lidahnya semakin naik ke atas dan akhirnya menjilati vaginaku.
Tangan kanannya meremas-remas kedua payudaraku bergantian. Sedangkan
tangan kirinya meremas-remas kedua payudaranya sendiri bergantian. Aku
sendiri ingin meremas-remas kedua payudara Mbak Sari. Tetapi kedua
tanganku kupakai buat bertumpu pada tepi tub.
"Aaahh.." Desahku.
Lidah Mbak Sari kembali menelusuri paha kananku. Ke bawah. Kebetis.
Dan jari-jari kaki kananku dijilatinya dengan lidahnya. Kugeser tubuhku
agar bisa bersandar pada dinding kamar mandi. Kedua tanganku bisa
meremas-remas sendiri kedua payudaraku. Jempol kaki kanan Mbak Sari
menggesek kelentitku. Sedangkan jempol kaki kirinya menari-nari di
belahan kedua payudaraku.
"Aaahh.." Aku kembali mendesah.
Beberapa saat kemudian aku berdiri dan kukangkangkan kedua kakiku
di depan Mbak Sari yang langsung menjilati cairan-cairan kenikmatan
yang membasahi vaginaku dengan lidahnya. Kedua tangan Mbak Sari juga
membelai kedua pahaku dan betisku. Kedua tanganku hanya bisa membelai
dinding kamar mandi. Sesekali kugesekkan kedua payudaraku ke dinding
kamar mandi.
"Aaahh.." Desahku.
Kuturunkan tubuhku dan telungkup di dalam air. Mbak Sari duduk di
pojokan tub. Kedua kakinya dikangkangkan. Aku merangkak dan menjilati
betis dan paha kanan Mbak Sari. Sedangkan tangan kanan Mbak Sari
meremas-remas payudara kanannya sendiri dan tangan kirinya menyabuni
punggungku.
"Aaahh.." Desah Mbak Sari.
Lalu kubalikkan tubuhku dan duduk di dalam air. Kujilati vagina
Mbak Sari yang mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan dengan lidahku.
Tangan kananku membelai betis kiri Mbak Sari dan tangan kiriku membelai
vaginaku sendiri. Sedangkan tangan kanan Mbak Sari menyabuni kedua
payudaranya bergantian dan tangan kirinya membelai paha kirinya
sendiri.
"Aaahh.." Mbak Sari kembali mendesah.
Aku agak kaget ketika jempol kaki kiri Mbak Sari digesekkan ke
kelentitku. Aku jadi semakin bersemangat dalam menjilati vagina Mbak
Sari. Kedua tangan Mbak Sari membelai tubuhnya sendiri dan sesekali
diremas-remasnya kedua payudaranya. Aku mengambil sabun dari tangan
Mbak Sari dan kusabuni sendiri kedua payudaraku sampai berbusa.
"Aaahh.." Desah Mbak Sari lagi.
Kemudian aku berhenti dalam menjilati vagina Mbak Sari dengan
lidahku. Aku setengah berdiri dengan kedua kaki ke belakang. Kupeluk
pinggang Mbak Sari yang kemudian juga setengah berdiri. Kutempelkan
kedua payudara ke kedua payudara Mbak Sari. Kedua payudara kami yang
penuh busa saling gesek. Kami bersama-sama mendesah.
"Aaahh.."
Kami berdua saling berjilatan lidah. Persetubuhan ini menjadi
semakin panas. Jari tengah tangan kananku mengocok vagina Mbak Sari.
Sedangkan vaginaku sendiri juga dikocok oleh Mbak Sari dengan jari
tengah tangan kanannya. Sementara tangan kiri kami berdua saling
meremas-remas kedua payudara yang masih tetap bergesekan.
Mbak Sari lalu mengangkat kedua kakinya dan berpijak pada tepi tub.
Sedangkan kedua tangannya berpegangan pada tepi tub pada sisi yang
lain. Kedua kakinya yang mengangkang membuatku mudah dalam menjilati
vagina Mbak Sari yang banjir oleh cairan-cairan kenikmatan. Kedua
tanganku juga meremas-remas pantatnya. Sesekali kuremas-remas kedua
payudaranya yang menggantung diatasku.
"Aaahh.." Desah Mbak Sari.
Beberapa menit kemudian Mbak Sari turun ke bawah. Sekarang
giliranku yang naik ke atas. Tapi aku hanya duduk. Aku tidak kuat untuk
bertumpu dengan kedua kaki dan tangan. Mbak Sari tidak mau tahu.
Langsung saja dijilatinya vaginaku dengan lidahnya. Kedua tangannya
membelai tubuhku dari bawah ke atas terutama kedua payudaraku. Sesekali
juga jari tengah tangan kanannya mengocok vaginaku.
"Aaahh.." Kali ini aku yang mendesah.
"Sar. San. Dimana kalian?"
Teriak Mamaku dari luar kamar mandi. Suaranya menjauh. Langkah
sepatunya naik ke lantai atas. Hanya beberapa langkah lalu turun lagi.
Kami berdua tetap asyik saja di dalam kamar mandi. Aku dan Mbak Sari
duduk di dalam tub dan saling mencipratkan air yang sudah bercampur
dengan sabun. Mbak Sari memegang selang shower dan disemprotkan ke
arahku.
"Waah. Kalian ninggalin Mama ya." Kata Mamaku yang rupanya telah berada di depan pintu kamar mandi.
Mamaku tengah melepas kancing bajunya. Mbak Sari menyemprotkan air
ke arah Mamaku. Mamaku berusaha menghindar sambil tetap melepaskan
semua pakaiannya. Mamaku lalu masuk ke dalam tub dan merebut selang
dari tangan Mbak Sari. Disemprotnya payudara kanan Mbak Sari. Sedangkan
tangan kiriku meremas-remas payudara kiri Mbak Sari sambil menjilati
lehernya.
"Aaahh.." Desah Mbak Sari.
Kedua tangan Mbak Sari meremas-remas sendiri kedua payudaranya.
Kujilati puting payudara kanan Mbak Sari dengan lidahku sambil tangan
kananku membimbingnya untuk terlentang. Mamaku mematikan air selang dan
meletakkan ketempatnya kembali. Lidahnya lalu menjilati leher Mbak Sari
yang kemudian mengeluarkan lidahnya. Mamaku dan Mbak Sari saling
berjilatan lidah.
Kemudian Mamaku menjilati puting payudara kiri Mbak Sari. Lidahnya
bertemu dengan lidahku. Aku dan Mamaku saling berjilatan lidah.
Sedangkan Mbak Sari berdiri dan akan meninggalkan tub. Kedua tanganku
menahannya. Kupeluk tubuh Mbak Sari dari belakang sambil kedua tanganku
membelai kedua pahanya. Kugesekkan kedua payudaraku ke pantat Mbak
Sari. Sedangkan Mamaku dari belakangku menjilati punggungku dengan
lidahnya.
Mbak Sari tidak kuat untuk berdiri. Dia lalu duduk di pojokan tub
dan mengangkangkan kedua kakinya. Aku duduk di depan Mbak Sari dan
kujilati cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari vaginanya dengan
lidahku. Sementara Mamaku masih menjilati punggungku sambil tangan
kanannya meremas-remas payudara kananku dan tangan kirinya
meremas-remas payudara kanan Mbak Sari.
"Aaahh.." Desah Mbak Sari.
Tubuh Mbak Sari merosot ke bawah. Aku berdiri dan kukangkangkan
kedua kakiku. Mbak Sari langsung menjilati vaginaku dengan lidahnya.
Sementara Mamaku keasyikan menjilati punggungku. Jari tengah tangan
kanannya mengocok vaginaku. Sedangkan tangan kirinya meremas-remas
payudara kiriku.
"Aaahh.." Desahku.
Mamaku lalu menggesekkan kedua payudaranya ke pantatku. Aku masih
berdiri dengan berpegangan pada dinding kamar mandi. Mbak Sari
menghentikan menjilati vaginaku dengan lidahnya. Mbak Sari lalu berdiri
di belakang Mamaku dan menggesekkan kedua payudaranya ke punggung
Mamaku. Kami bertiga saling berlomba dalam mendesah.
"Aaahh.."
Beberapa saat kemudian tubuh Mbak Sari meluncur turun ke dalam air.
Mamaku lalu duduk dibawahku dan bersandar di tepi tub menghadap ke arah
Mbak Sari. Dikangkangkannya kedua kakiku dan dijilatinya cairan-cairan
kenikmatan yang semakin banyak keluar dari dalam vaginaku dengan
lidahnya. Mbak Sari lalu duduk di pangkuan Mamaku. Kedua kakinya
ditekuk dan menjepit pinggang Mamaku. Kedua payudaranya bergesekan
dengan kedua payudara Mamaku.
Kali ini tubuhku meluncur turun ke dalam air. Mamaku dan Mbak Sari
lalu berdiri dan saling membelai kedua payudara. Aku juga ikut berdiri.
Mamaku menggeser tubuhnya agak menyamping dan tangan kanannya membelai
pipiku. Sementara tangan kirinya membelai punggung Mbak Sari. Tangan
kiri Mbak Sari juga membelai punggung Mamaku. Sedangkan tangan kanannya
membelai payudara kanan Mamaku. Payudara kiri Mamaku sendiri menempel
pada payudara kanan Mbak Sari.
"Hhhmm.." Desah Mamaku dan Mbak Sari.
Mamaku lalu menempelkan payudara kanannya ke payudara kiri Mbak
Sari. Kedua payudara mereka berdua saling menggesek seiring dengan
kedua lidah mereka yang saling berjilatan. Aku masih berdiri di
belakang Mamaku dan menjilati telinga kanannya. Kedua payudaraku
menggesek punggung Mamaku. Mamaku menolehkan kepalanya sehingga
lidahnya menjilat lidahku. Sedangkan lidah Mbak Sari menjilati telingan
kiri Mamaku.
Tanpa dikomando aku dan Mbak Sari bersamaan menurunkan jilatan
lidah ke kedua payudara Mamaku. Aku menjilati puting payudara kanan
Mamaku dan Mbak Sari menjilati puting payudara kiri Mamaku. Kami
bertiga sama-sama juga pindah dan menurunkan pantat untuk duduk di
lantai kamar mandi.
Mbak Sari masih menjilati puting payudara kiri Mamaku. Jari tengah
tangan kirinya mengocok vagina Mamaku yang basah oleh cairan-cairan
kenikmatan. Sedangkan aku kembali berjilatan lidah dengan Mamaku.
Tangan kiriku merangkul leher Mamaku yang jatuh terlentang ke belakang.
Payudara kiriku menempel ke payudara kanan Mamaku. Kedua tangan Mamaku
juga aktif dalam membelai tubuhku dan juga tubuh Mbak Sari.
Jilatan lidah Mbak Sari turun ke bawah dan menjilati vagina Mamaku
yang masih juga dikocoknya dengan jari tengah tangan kirinya. Sedangkan
aku juga menurunkan jilatan lidahku ke puting payudara kanan Mamaku
sambil tangan kananku meremas-remasnya. Sedangkan tangan kiriku
mengambil dildo merah hati dan kugesekkan ke kedua payudaraku.
"Aaahh.." Desah Mamaku.
Kubungkam desahan Mamaku dengan mendudukinya. Vaginaku yang banyak
mengeluarkan cairan-cairan kenikmatan dijilatinya dengan lidahnya.
Sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara kiriku. Kukulumkan
dildo di tangan kiriku untuk membungkam jeritan-jeritan kenikmatan yang
keluar dari mulutku. Mbak Sari masih menjilati vagina Mamaku dengan
lidahnya sambil kedua tangannya meremas-remas kedua payudara Mamaku.
Aku turun dari kepala Mamaku dan duduk bersandar di dinding kamar
mandi. Kumasukkan salah satu ujung dildo merah hati ke vaginaku. Mbak
Sari menghampiriku dan duduk di depanku. Mbak Sari lalu memasukkan
ujung dildo merah hati yang satunya ke vaginanya. Mamaku juga ikut
duduk dan membenarkan posisi dildo merah hati yang masuk ke vaginaku
dan vagina Mbak Sari.
Aku dan Mbak Sari tanpa dikomando saling dorong mendorong dildo
merah hati tersebut. Kadang dildo merah hati itu masuk agak dalam ke
dalam vaginaku. Kadang masuk agak dalam ke dalam vagina Mbak Sari.
Mamaku hanya melihat aksi kami berdua dengan meremas-remas kedua
payudaranya sendiri. Aku dan Mbak Sari juga meremas-remas sendiri kedua
payudara.
"Aaahh.." Desah kami bertiga
Beberapa menit kemudian Mbak Sari mengeluarkan dildo merah hati
dari dalam vaginanya. Cairan-cairan kenikmatan banyak keluar dari dalam
vaginanya. Dikeluarkannya juga dildo merah hati dari dalam vaginaku
yang juga mengeluarkan banyak cairan-cairan kenikmatan. Mbak Sari lalu
menyilangkan kedua kakinya dengan kedua kakiku. Kelentit kami berdua
saling menempel. Kuikuti goyangan tubuh Mbak Sari sehingga kedua
kelentit kami saling bergesekan. Sedangkan Mamaku mengambil dildo merah
hati. Setelah dikulumnya beberapa saat lalu dikocokkan ke dalam
vaginanya. Kami bertiga secara serentak menjerit panjang.
"Aaahh.. Aaahh.. Aaahh.."
E N D