Saya betul-betul gemas melihat tingkahnya. Saya hampir beranjak untuk menyerangnya. Tapi ia hentikan,
"Ssstt,.. stay there, baby..you can attack me later". Tangan kirinya
tetap menarik-narik puting susunya dan tangan kanannya mulai mengusap
tungkai kakinya yang mulus panjang, dari betis, ke paha.. nah,
sekarang, kakinya betul-betul dibuka. Sejajar mata saya tampak
selangkangannya yang plantos, rapi tercukur dan berwarna merah muda
merekah. Ia mulai memamerkan bagian dalam vaginanya. Pantatnya sedikit
diangkat, dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah, ia buka
vaginanya.
Saya menelan air liur saya berkali-kali karna betul-betul ingin
menjilat bagian itu. Dengan tetap menarik puting dan pantat terangkat,
ia sekarang mulai menggosok-gosok selangkangannya sendiri di hadapan
saya. Saya mulai merintih, "Sandra, let me help you.." Sandra tersenyum
makin jahil.
"Nanti, sayang.. kamu tonton aku dulu ya.." Kemudian tanpa menutup
kakinya ia kembali meremas kedua susunya dan menarik-narik lagi
putingnya. Saya betul-betul horny melihat gayanya yang erotis seperti
di film-film biru yang sering saya sewa. Sekaligus, saya bisa melihat
gerakan punggungnya yang indah dari pantulan cermin rias yang ia
punggungi.
Kaki kananya ia tekuk keatas dan punggungnya ia sandarkan pada
cermin, sekarang saya betul-betul bisa melihat seluruh bentuk pussy
Sandra yang merekah. Tangan kirinya sekarang ganti menggosok pink
pussynya pelan-pelan. Kali ini ia meraih penis karet yang terdekat,
dijililati dan dihisap-hisapnya penis karet itu, persis seperti
memperlakukan penis lelaki. Dibukanya lagi vaginanya yang sudah tampak
basah, siap untuk melahap penis karet yang mirip betul dengan aslinya.
Dimasukkannya penis karet yang telah basah oleh air liurnya dengan
pelan. Pantat Sandra mulai bergerak naik turun, dan ia mulai merintih,
"aahh..", dan tak sadar, saya mulai juga meremas payudara saya sendiri.
Penis karet itu dilahap pelan-pelan, kemudian pada saat ¾
panjangnya masuk, Sandra mulai menggerakkannya keluar-masuk, kemudain
dikombinasikan gerakan memutar. Mata Sandra mengatup, dan mulutnya
terbuka. Ia tak berkata apa-apa, hanya desahan lirih yang keluar.
Tangan kirinya mulai menggosok clitorisnya yang sekarang tampak bengkak
dan merah, dengan lembut. Saya menikmati pemandangan langka ini. Begitu
erotis.. begitu indah, begitu menggemaskan! Biasanya saya sendirilah
yang mengerjakan, tapi tak pernah sambil ditonton orang! Rupanya ia
mulai tak tahan. Penis karetnya mulai keluar masuk dengan cepat, sambil
bergerak memutar, klitorisnya ia gosok lebih keras. Pantatnya terangkat
naik turun dan pinggulnya bergoyang-goyang tak terkontrol.
"Agh, Kinan.. Saya.. saya..aaghh, aagghh, aaggah, ahh!!", kepalanya
tertarik kebelakang, matanya menutup lebih rapat, seketika badannya
menggelinjang dengan hebat, Ia tetap mainkan penis karet itu dalam
tubuhnya, sampai akirnya ia hampir ambruk merosot. Saya terkesiap dan
segera menghampiri Sandra untuk menahan berat tubuhnya. Ia masih
menggelinjng ketika saya dekap, "Kinaann, cium sayaa,.. cium sayaa.. "
pintanya, setengah memerintah. Saya ciumi bibirnya yang ranum itu
dengan nafsu, saya hisap lidahnya kuat-kuat. Akhrnya ia berteriak lagi
"Oooaaghh..", ah, pertanda orgasme panjang itu telah selesai.
"Fantastik, sayang..! Kamu cantik, sayang.. kamu cantik.." saya
katakan padanya sambil saya cium lehernya. Sekarang ganti ia yang
ambruk di ranjang. Sandra terkulai lemas dalam pelukan saya. Tubuhnya
kadang masih tergetar. Saya usap-usap rambutnya.
"Ssst.. " Sandra jatuh tertidur, begitu pula saya. Oh.. betapa
indahnya! Sebelum jatuh lelap, tak lupa saya tekan tombol 'off' pada
handy cam Sandra.
Sampai saat tengah malam, saya terbangun karena lapar. Dengan
gerakan sepelan mungkin saya kenakan t-shirt saya dan menyelimuti tubuh
Sandra. Saya telepon room service untuk memesan makanan. Tak lama, room
service mengetuk pintu kamar kami, membawa 2 piring besar nasi goreng.
Sandra terbangun karna aroma nasi goreng yang menggugah.
"Hello honey.. laper kan?" goda saya.
"Mmm, kamu tau aja", katanya. Lagi-lagi hanya dengan sarung bali
yang ia lilitkan ditubuhnya, kami makan diteras ditemani bunyi debur
ombak.
"Wah, pesta ikan bakar kita gagal nih", kata saya tanpa menyesal.
"Minggu depan, Kinan, saya janji!" jawabnya serius, tetapi setelah ia melihat sorot mata saya, kami tertawa tergelak-gelak.
Kami berdua tak bisa melanjutkan tidur, ngobrol terus hingga subuh
menjelang. Kami masuk kamar, dan segera naik lagi ke ranjang. Kami
saling menatap, dan tanpa komando, kami melucuti lagi segala bentuk
pakaian yang menempel pada tubuh kami. Kami tak berkata-kata, sandra
menekan lagi tobol 'on' pada handycam-nya dan kami langsung berpelukan.
Sandra mulai menciumi bibir saya lagi. Aneh, padahal sudah 3 jam kami
ngobrol seperti biasa, kini kami bisa tiba-tiba bermesraan lagi. Kami
berciuman layaknya kekasih, bibir dengan bibir. Aksi bibir ini
dilanjutkan dengan saling mengulum dan mencari lidah masing-masing
untuk dihisap.
Sandra meraih minyak olive yang terletak di samping ranjang, di
tuangnya kedua belah tangannya tanpa melepaskan ciuman mautnya.
Diraihnya buah dada saya. Diusapkan dan digosoknya perlahan. Puting
saya kembali menegang. Diremasnya susu saya lembut, kemudian dipilinnya
kedua puting saya berlawanan arah. Saya mulai merintih.. saya tuang
juga minyak olive dan saya perlakukan pula susu Sandra sama seperti ia
lakukan terhadap saya. Saya cubit dan tarik-tarik putingnya dan membuat
dia menarik kepala saya dan mengarahkan bibir saya ke arah putingnya.
Ah! minta dihisap dia! Saya jilati susunya yang montok itu dan saya
hisap-hisap puting kanannya. Mata Sandra tertutup dan tangannya tetap
memilin susu saya. "ouhh, yaa, Kinan.. jangan berhenti.. terus,
sweety..", saya ganti menjilati puting kirinya dan saya mulai
hisap-hisap putingnya dengan kuat. Sekarang kedua putingnya tampak
merah dan merekah, saya tambahkan minyak olive dan saya puntir-puntir
lagi.
Rupanya ia sudah sangat horny, direbahkannya saya di ranjang,
dengan tetap memelintir puting saya, ia mulai lagi menciumi perut saya,
terus.. ke arah selangkangan saya. Ia mulai menciumi paha saya.
"Ahh..", dengan gerakan cepat, Sandra naik ke ranjang, kali ini rupanya
ia ingin menikmati posisi 69.
Di depan wajah saya, pussy Sandra yang merekah merah muda sudah
menunggu. Ia masih dalam posisi menungging, karna ingin menjilati pussy
saya. Ha! Kali ini dengan leluasa saya bisa mengeksplore-nya. Saya
remas pinggulnya, bergerak ke arah buah pantat, saya hanya menciumi
pangkal kakinya. Rupanya Sandra marah "Jangan begitu, Sweety, ayo,
jilat saya dong!" pintanya. Saya ciumi pussy Sandra pelan-pelan,
sementara di bawah sana, Sandra sudah membuka dan menekuk kaki saya.Ia
juga mulai menciumi vagina saya. Saya buka lebar-lebar vagina Sandra,
sehingga saya bisa leluasa menjilatinya. Saya jilat dari arah depan ke
belakang perlahan, saya kulum pelan- pelan labia mayor-nya bergantian
kiri dan kanan, sampai saya temui clitorisnya.
Clit-nya yang sebesar biji walnut yang sudah sedari tadi
dipamerkan, saya hisap pelan. Sandra mengeluh lirih. Saya tetap
menjilati vagina Sandra yang hangat, sesekali saya gosok clit-nya
dengan jari saya. Tak sengaja, saya jilat anus Sandra yang membuatnya
mendesah panjang. Oh, ternyata dia suka! Tanpa rasa jijik bahkan merasa
lebih semangat, saya jilati lubang anusnya, sambil tetap saya gosok
clitorisnya. Gerakan ini membuat jilatan Sandra dibawah sana terhenti.
Dengan hat-hati, saya masukkan lidah saya ke dalam anusnya.
Pinggul Sandra mulai bergoyang. Saya lepaskan lagi agar Sandra
penasaran. "aduk enakk. lagi, sayang.. apa itu?" katanya, "Ssst,
nikmatin aja.. sweety" kata saya. Sandra mulai lagi mengulum labia
mayor saya, clitoris saya dihisap-hisap dengan kuat, sesekali
digosoknya dengan dua jarinya lebih buas dari sebelumnya, sementara
saya tetap memasuk-keluarkan lidah saya pada lubang vaginanya, dan
dengan bantuan minyak olive, lubang anus Sandra tetap saya usap usap.
Saya amat menikamati posisi ini yang membuat badan saya melayang begitu
ringan..
Kedua buah pantat saya diremas Sandra dengan keras, rupanya ia
mulai tahu bahwa itulah salah satu titik g-spot saya, yang bisa membuat
saya lebih horny. Saya amat menikamti jilatannya yang dahsyat yang
bembuat pantat saya bergerak naik turun. Diraihnya penis karet yang
lebih besar dari tas warna jingganya. "Kamu juga mau, kan, Kinan?
Katanya. Saya hanya bisa menjawab "hmm..". Pussy saya sudah basah dan
hangat. Kepala penis karet itu dicelupkannya ke liang vagina saya
sedikit, ditariknya keluar, lalu celupan berikutnya juga sedikit, diam
beberapa saat ditarik lagi keluar. Ini membuat saya gila. Dijilatnya
lagi vagina saya, kemudain dicelupkan lagi sedikit penis karet itu.
Saya tak tahan dipermainkan seperti itu "Ah, Sandra, ayo, masukkin
donng, ini bikin saya gila..!!" pinta saya, Sandra tak menyahut, dan
tetap dengan aksinya yang membuat kaki saya maikin lebar dan siap
memangsa penis karet jahanam itu. Saya tak bisa berbat apa-apa, tubuh
saya dihimpitnya lebih keras. Namun tiba-tiba, bless.. penis karet itu
menghujam liang vagina saya dalam dalam. Saya tak bisa konsentrasi lagi
menjilati Sandra, saya ingin menikmati sensasi ini.
"Aaahh.. " .nafas saya memburu. Penis karet itu perlahan tapi pasti
bergerak maju mundur merajam vagina saya, kadang bergerak memutar dan
mebuat saya menjerit lirih. Klitoris saya tetap digosok lembut,
sesekali dijilat oleh Sandra. Saya merasa seperti melayang, di langit
ketujuh.. begitu nikmat! Kamudian kedua kaki saya yang sedari tadi
terbuka, disilangkan oleh Sandra, sehingga penis karet itu sekarang
rasanya lebih besar menghujam tubuh saya. Kemudian, ternyata Sandra
mulai menekan tombol 'on' pada penis karent itu yang membuatnya
bergetar dalam tubuh saya. Saya mulai tak tak tahan, setelah 2 menit
bertahan menyilangkan kaki, saya buka lebar-lebar kaki saya, tubuh saya
bergerak mengikuti arah gerakan penis karet tadi, dengan harmonis.
Oh, Sandra mengerti sekali besar tekanan yang saya perlukan dari
penis karet ini. Pantat saya naik turun berirama. Rupanya Sandra
membalas perlakuan saya tadi. Diberinya anus saya sedikit minyak olive,
kemudian diusapnya bagian itu sebentar, dan cep!, jari kirinya masuk ke
dalam anus saya. 2 lubang saya betul betul dikerjai Sandra, dan rasanya
sungguh seperti diawang-awang. Saya tak ingin berhenti,
"Jangan brenti, sayang.. ohh.. oh,..sshh". Dan tibalah saatnya
dimana saya ingin pipis dengan dahsyat, betul-betul meledak, tubuh saya
beguncang dengan hebat. melepaskan orgasme, menggelinjang, dan
berteriak,
"Sandraa.. oahh.. oahh.. aawwhh.." saya seperti melayang lamaa
sekali, saya tak ingat-apa-apa dan kemudian seperti jatuh lagi ke bumi,
lemas seperti kertas.
Sandra tak menghentikan aksinya sampai saya betul-betul memohon
untuk berhenti. Saya terkulai lemas tetapi saya masih ingin menjilati
red-pussynya. Setelah 5 menit saya berbaring tak begerak, kali ini
posisi kami berpindah, saya ada diatas tubuh Sandra yang berkeringat,
saya mulai lagi menjilati pussynya yang merah merekah. Clitorisnya saya
gosok, dan ia mulai merintih, "Doggy me Kinan.. doggy me". Ia bergerak,
dan siap dengan posisi nungging. Saya pegang buah pantatnya, saya
jilati lubang anusnya turun ke pussy, begitu terus sampai pussynya
betul-betul bengkak dan basah. Saya sambar penis karet miliknya yang ia
gunakan pertama kali.
Tanpa menunggu lebih lama, saya masukkan pelan-pelan penis itu,
bless.. karena saya tahu Sandra sudah tak sabar lagi. Saya remas
susunya yang mancung dari belakang, dan penis itu saya gerakkan keluar
masuk liang vaginanya. Rupanya Sandra amat menikmati doggy style ini.
Tangannya ia sandarkan ke dinding. Saya berharap dinding itu tidak
roboh menopang gerakan-gerakan Sandra yang dahsyat.
Sandra tampak amat seksi dilihat dari belakang, terutama karena
pantatnya yang sekarang begitu menjulang bergoyang-goyang dan lekukan
punggungnya yang mulus sesekali tergetar. Saya ciumi bauh pantatnya
dengan gemas, saya gigit-gigit sesekali, sambil terus saya pelintir
putingnya. Kaki Sandra semakin lebar terbuka, dan pantatnya bergerak
sirkular, harmonis dengan gerakan keluar-masuk penis karet. Sandra tak
henti melenguh.
Kali ini, saya ambil sex toy lain dari tas jingganya yang berbentuk
seperti kepala penis, lebih kecil dan memiliki ujung seperti cincin
yang saya masukkan kedalam jari saya. Dengan begitu, kepala penis itu
saya gerakkan dengan satu jari saja. Saya jilati lagi anus Sandra
sedikit, dan segera saya masukkan kepala penis kecil it ke lubang
anusnya, pelan pelan. Sandra seperti kesurupan.
"Ggrraahh..argghh.. arrgghh.." geramnya.
Tubuhnya yang sintal semakin liar bergoyang-goyang, menikamti
gerakan 2 penis buatan sekaligus dalam tubuhnya. Jati-jarinya kini
mencengkram tepi ranjang sampai buku-buku jarinya memutih. Saya
betul-betul sibuk memainkan instrumen sex milik Sandra sampai akhirnya
kaki Sandra menekuk sekaligus melebar, punggungnya melengkung sehingga
kepalanya tertarik jauh ke belakang,
"kinan, .. kinann.. kinann, KINAANN", tubuhnya bergetar hebat,
pantatnya naik turun seperti kuda yang siap menendang dengan kaki
belakang. Saya teruskan gerakan kedua penis karet itu lebih cepat
dengan tekanan yang lebih keras.
"AAGGHH.. AAGGHH..". Sandra jatuh terlentang di ranjang, saya
lepaskan kedua alat tadi dari tubuhnya dan saya tangkap lagi pussynya
dengan mulut saya. Saya pegangi kedua kakinya dan saya jilati dengan
buas red-pussynya sampai Sandra berteriak lagi, "KINAANN, AAGGHH..".
Tubuhnya bergetar dan melonjak lagi dengan dahsyat..
"Ampunn, Kinan, ampuunn, berhentii, pleasee..ahh.. aa.." sampai getaran badannya terhenti.
"Kinan, saya multi orgasme tadi.." katanya dengan mata terkatup.
"Iya, sayang, saya tahu..".
Sandra dan saya menyimpan masing-masing copy dari rekaman week-end
panas itu. Kami saling menyayangi, tetapi kami juga setia pada
pacar-pacar kami. Sekarang Sandra telah kembali ke negerinya dan kami
masih tetap kontak sampai saat ini. Saya sering berfantasi melakukan
sex dengan wanita lain, tapi sampai saat ini saya belum menemukan yang
sehebat Sandra.
TAMAT