Kamis 16 Agustus 2001
Mulai hari ini kami sekeluarga akan berlibur ke pulau Bali selama tiga hari. Tentu saja liburan yang sudah dinanti nanti oleh kami sekeluarga. Kami ke Bali dengan memakai pesawat malam ini.
Pada sore hari dengan segala koper yang sudah disiapkan tadi malam, anak-anak berangkat dengan mobil wagon menjemput istri di kantornya dan kemudian baru menjemput saya di kantor. Selain keluarga ada satu orang kantor saya yang ikut dalam liburan kali ini. Dia adalah Mia.
Awalnya Mia tidak mudah saja mau ikut liburan dengan kami tapi setelah saya bujuk dengan berbagai cara dan juga istri sempat bicara dengan dia untuk meyakinkan dia, baru dia mau ikut dengan kami, apalagi anak-anak juga ikut.
Ketika mobil tiba di kantor, istri menelpon saya dari mobil dan menunggu di parkir bawah. Kemudian saya segera menelpon ke mejanya Mia dan minta ke dia untuk turun dahulu dan naik ke mobil dahulu, baru kemudian saya menyusul turun, sehingga tidak terlalu menyolok perhatian orang banyak.
Dalam perjalanan menuju airport kami tidak terlalu banyak bicara dan Mia juga masih terlihat kaku dan hanya bicara sedikit dengan istri. Tapi anak-anak seperti biasanya, diperjalanan cukup ramai penuh canda.
Setelah di airport baru terlihat suasana mulai santai dan terlihat Mia mulai akrab dengan anak-anak dan sudah dapat bersenda gurau. Selagi menunggu pesawat kami sempat mampir ke coffee shop untuk sedikit santai dahulu. Saya, istri dan Mia duduk di satu meja. Saya memesan kopi, istri dan Mia memesan fresh juice. Di meja itu Mia mulai banyak bicara dan sedikit demi sedikit hilang rasa malunya untuk bicara dengan istri. Tentu semua ini berkat pandainya istri mengajak bicara Mia, sehingga dia begitu yakin dan percaya diri dan melihat istri yang begitu open dengan dia. Dalam pesawat saya dan istri duduk berderet. Mia dan anak-anak satu deret di kursi agak ke belakang.
Dari airport Denpasar kami menuju hotel dengan memakai taxi, tapi karena jumlah orang dan kopernya banyak maka kami dengan dua taxi pergi kesana. Anak-anak dan istri di satu taxi, kemudian saya dan Mia di taxi berikutnya. Kami menginap di hotel sekitar Nusa Dua, selain bersih disana terasa lebih tenang dibanding tempat yang lain. Dalam perjalanan menuju hotel saya sempat mengatakan ke Mia bahwa tidak usah terlalu khawatir soal kejadian bulan lalu dikantor itu. Lebih lanjut saya mengatakan bahwa semua kejadian itu sudah saya ceritakan dan istri sudah mengetahuinya. Seperti yang pernah saya katakan ke Mia bahwa saya dan istri segala sesuatunya open dan hal-hal seperti itu tidak menjadi masalah bagi istri. Ide untuk mengajak Mia ke Bali pun adalah ide istri saya. Kemudian saya katakan ke Mia agar dia santai saja dan menikmati liburan ini dengan saya, istri dan anak-anak.
Untuk menginap saya sudah booking untuk tiga kamar, untuk saya dan istri, anak-anak dan untuk Mia. Kami mendapat kamar yang cukup bagus. Tiga kama di lantai dasar berurutan, dan semuanya memiliki teras yang langsung menghadap pantai, sehingga kami dapat menikmati pemandangan laut yang bagus. Kamar Mia berada diantara kamar kami dan anak-anak. Ketika check-in memang sudah malam tapi apabila jendela teras di buka lebar, terdengar dengan jelas suara ombak dari pantai di depan kami.
Setelah check-in praktis saya dan istri tidak keluar kemana-mana, hanya anak-anak saja yang masih menyempatkan waktu untuk berjalan-jalan di dalam hotel, dan kolam berenangnya. Mia sendiri saya kurang tahu, tapi sepertinya dia juga tidak kemana mana.
Setelah mandi saya menyempatkan diri duduk di teras sambil minum minuman yang ringan, terasa begitu relax suasana malam itu, apalagi setelah seharian kerja. Tidak lama kemudian istri menyusul ke teras setelah selesai mengeringkan rambut dan berias.
Dia tampil sudah dengan memakai gaun tidurnya, dan begitu sexy penampilannya. Gaun tidur yang berwarna coklat mudah dan sangat tipis, boleh dikatakan mendekati transparan, panjangnya sampai sedikit diatas lutut. Dia tidak duduk di sebelah saya, tapi berdiri bersandar ke pagar teras dan memandang pantai di kegelapan malam. Saya memandangi istri yang sedang berdiri itu dan terlihat jelas dia sudah tidak mengenakan apa-apa lagi dibalik gaun tidurnya. Salah satu kakinya menginjak salah satu besi pagar teras sehingga kaki dan pahanya yang mulus itu terlihat sampai ke pangkal paha, karena kancing gaun tidurnya sengaja dia buka dari bawah sampai pangkal pahanya.
Sambil tetap memandang ke pantai dia bicara dengan saya dan mengatakan betapa indahnya malam ini dan suasananya yang begitu romantis. Dia teringat ketika dulu kami sedang berlibur untuk honey moon dan beberapa cerita kenangan kami ketika itu.
Saya pun kemudian ikut menemani dia berdiri berdampingan di pagar teras dan memandang ke pantai. Tidak lama setelah itu saya membalikkan badan dan membelakangi pantai, dan meneruskan percakapan kami. Suasana yang begitu romantis membuat suara istri begitu mesra dan terdengar sayup sayup ke kuping. Dia mulai bergeser hingga berdiri berhadapan dengan jarak yang begitu dekat di depan saya. Kemudian saya tawarkan minuman yang sedang saya pegang. Dia mengambil gelas itu dan diminum sedikit, sambil mata yang terus memandang ke saya, dia meneruskan pembicaraannya. Sambil bicara tangan saya dengan isengnya mulai melepaskan kancing gaun tidurnya satu persatu dari bawah yang sudah terbuka dari pangkal pahanya sampai terlepas semua. Kemudian tangan dan jari saya dengan ringan dan halus menyentuh salah satu payudaranya. Sampai beberapa waktu kami masih tetap terus bercerita cerita dengan mesranya. Suasana romantis semakin memuncak sampai akhirnya kami terdiam, dan saya mulai membelai rambut di sekitar kupingnya dan sedikit demi sedikit menarik kepalanya sehingga wajahnya semakin mendekat ke saya. Bibirnya kemudian saya kecup dengan ringan berkali kali, dan dia juga membalasnya. Semakin lama ciuman kami semakin membara dan saling menggigit lidah dengan ringan. Kemudian dia saya ajak masuk ke dalam kamar untuk lebih bebas meneruskan permainan cinta kami.
Malam itu kami bermain cinta begitu menggairahkan dalam suasana lampu kamar yang redup dan ditambah dengan suara ombak yang terdengar dari arah jendela teras yang tidak ditutup sepanjang malam.
Jum'at 17 Agustus 2001
Tidak seperti biasanya, pagi ini begitu menyegarkan. Ketika terbangun fajar baru saja tampak, hembusan udara pantai di pagi hari begitu enak rasanya memasuki kamar hotel dari jendela teras yang terbuka semalaman. Di samping saya istri masih tertidur lelap dengan posisi telungkup tanpa mengenakan gaun tidurnya. Tidak lama setelah kami selesai berhubungan sex malam tadi, kami tertidur lelap sampai pagi. Benar benar pagi yang indah di pulau dewata ini.
Saya menyempatkan diri keluar ke teras dan duduk menikmati suasana pantai di pagi hari. Cukup lama juga saya di teras. Setelah langit mulai sedikit terang, terdengar suara istri bangun dari tempat tidur, tidak lama kemudian dia menghampiri saya yang sedang duduk di kursi teras. Dia berdiri di belakang saya dan kemudian membungkuk memeluk leher saya dan mencium kepala saya sambil mengucapkan selamat pagi. Terasa hangat tubuhnya menyentuh bagian belakang kepala saya. Terasa payudaranya yang putih lembut itu. Dia tidak mengancingkan gaun tidurnya. Sampai beberapa saat kami masih memandang pantai terus sambil istri duduk di pangkuan saya.
Setelah mandi pagi, istri menelpon membangunkan anak-anak, tapi ternyata mereka sudah pada bangun. Kemudian memberitahukan untuk siap-siap pergi sarapan pagi di cafetaria hotel. Begitu juga Mia di telpon istri dan membuat janji bertemu di loby untuk sama sama sarapan pagi.
Ketika kami ke loby hotel, anak-anak dan Mia sudah berada di sana dan sepertinya sedang asyik berbincang-bincang. Mia mengenakan baju yang benar benar serasi dengan suasana pantai, memakai atasan kaos T-Shirt putih yang ketat dengan belahan dada yang lebar dan rendah dan bawahnya yang pendek, sehingga daerah seputar pusarnya terlihat, dan celana jeans pendek, terlihat sexy. Istri saya memakai baju terusan mini dari bahan katun tipis dengan bercorak bunga-bunga, bagian belakangnya terbuka cukup rendah, benar benar suasana pantai. Suasana sarapan pagi di cafetaria hotel pun terasa begitu akrab dan santai. Mia seakan seperti sudah dalam lingkungan keluarga sendiri.
Pagi ini dengan mobil rental kami berjalan-jalan ke tempat-tempat wisata di pulau Bali. Terlihat anak-anak begitu bergembira. Sehabis makan siang di sekitar kuta, kami sempat berjalan jalan di sepanjang pantainya. Karena tidak membawa baju bernang, anak-anak tidak jadi bernang di situ, selain itu saya anjurkan mereka bernang di private beach hotel kami menginap saja, selain bersih disana tidak terlalu banyak orang.
Ketika kembali ke hotel, saya dan istri balik ke kamar kami untuk sedikit beristirahat, tapi anak-anak seperti tidak habis-habis energinya, mereka segera kembali ke kamar mereka untuk berganti pakaian bernang. Mia menawarkan diri untuk menemani anak-anak, karena dia juga ingin berenang di pantai milik hotel itu.
Sore hari menjelang malam telephone kamar berdering, saya dan istri yang sedang tidur sore terbangun tiba-tiba. Ternyata telphone dari anak-anak bahwa mereka minta izin untuk keluar jalan jalan malam bersama Mia. Menurutnya mereka mau jalan-jalan ke kuta. Saya setuju dan menyuruh mereka membawa mobil yang kami rental, karena malam ini saya tidak pakai lagi.
Tidak lama setelah itu anak-anak dan Mia datang ke kamar kami untuk mengambil kunci mobil dan langsung mereka pergi. Setelah memberikan kunci mobil, istri kembali ke dalam kamar menuju saya yang masih tiduran di tempat tidur sambil menonton acara tv. Dia kembali naik ke tempat tidur dan rebahan miring ke samping menghadap saya yang sedang terlentang. Kemudian dia menanyakan makan apa malam ini ke pada saya sambil membelai belai rambut saya dan tangan yang satunya menyelusup ke balik kaos T-shirt saya, mengusap ngusap bagian dada. Lama kelamaan saya jadi terangsang juga, terasa penis mulai terangsang. Kemudian dengan cepatnya istri saya terjang sehingga dia jatuh terlentang di tempat tidur dan saya sudah berada di atas dia. Wajahnya saya dekati dan saya kecup bibirnya sambil menjawab pertanyaannya yang tadi, saya katakan ke dia hendak makan dia saja. Dia tersenyum becanda dan berbisik mengatakan saya nakal.
Kancing baju satu persatu saya lepas dan segera kelihatan kedua payudaranya yang indah dan lembut itu. Putingnya saya jilat sedikit dan kemudian saya kulum di mulut. Terasa sudah tegang dan keras, kemudian sedikit saya gigit puting yang kenyal itu.
Ketika muka saya sampai di sekitar pusar dia, segera kancing celana jeans pendeknya saya buka dan resleting di turunkan. Ujung celana sekitar pinggangnya saya genggam dan dengan sekali tarik, celana beserta celana dalamnya lepas meluncur ke bawah. Terlihat daerah sekitar clitoris nya begitu membasah begitu kentalnya. Sedikit demi sedikit mulai saya jilat dan terus lidah bergeser ke dalam vaginanya. Terasa semakin banyak cairannya yang keluar dan sebanyak itu pula saya menelannya, terasa asin. Lidah yang sudah setengan masuk ke dalam vaginanya mulai saya mainkan ke kiri, kanan, atas dan bawah. Dia semakin terangsang dan rintihannya semakin kencang. Berkali kali dia menyebut nama kecil saya yang hanya sering terdengar pada zaman kami kuliah dahulu, hanya dia dan teman lama saya saja yang tahu nama itu. Sudah sejak tadi dia menginginkan penis saya masuk ke dia, tapi sengaja saya membiarkannya agar dia semakin penasaran dan hatinya semakin menggebu.
Tapi saya juga tidak tahan lebih lama lagi melihat gerakan dan suara istri yang begitu merangsang. Dengan posisi normal penis segera memasuki vaginanya yang sudah banyak mengeluarkan cairan itu. Seperti sesuatu yang sudah di nanti nanti, terasa vaginanya berdenyut denyut menjepit penis hingga saya pun semakin terangsang dan berusaha bertahan terus. Tetapi rangsangan yang dia berikan ke penis begitu hebat, apalagi dalam vagina sudah begitu licin yang membuat saya susah untuk menahan agar jangan segera ejakulasi.
Badannya segera saya peluk dan di tarik agar dia bangun dan membuat posisi kami sama sama duduk di atas tempat tidur. Ini sedikit mengurangi rangsangan ke penis, hingga saya dapat lebih aktif lagi menggoyangkan pinggul dengan irama yang teratur. Istri juga terlihat sudah begitu terangsang hingga sudah tidak dapat mengontrol diri lagi sepertinya, seperti pasrah saja kepada saya.
Menjelang akhir dari permainan sex kami, istri saya rebahkan kembali ke tempat didur dan dalam posisi normal saya mempercepat gerakan dan terus menuju klimaks. Saat mencapai klimaks, segera penis saya keluarkan dari vaginanya. Cairan putih kental yang panas segera keluar dengan kencangnya dan membasahi kedua payudaranya berkali kali. Kemudian tangannya meratakan cairan yang tumpah di payudaranya hingga rata membasahi dadanya. Jarinya yang ikut basah karena sperma kemudian dia masukkan ke mulutnya bergantian hingga bersih dia jilat.
Tidak lama setelah itu saya tertidur lelap dan istri pun demikian sepertinya, tapi dia tidak lama katanya.
Kemudian cerita kejadian selama saya tidur adalah bedasarkan cerita dari istri saya.
Dia hanya tidur sebentar dan kemudian dia mandi. Karena dia lihat saya masih tidur lelap, dia membiarkan saya tidur. Kemudian dia dengan membawa baju bernang, pergi ke kolam bernang hotel untuk bernang. Kolam bernang hotel itu memang indah sekali kalau malam, dari dalam kolam diterangi lampu sehingga berkilau kilau dan di salah satu sudut kolam itu ada bar untuk minum-minum, dan sedikit santai. Meja bar nya sedikit lebih tinggi dari permukaan air kolam, sehingga kita bisa ke bar itu tanpa harus keluar dari kolam. Bar tender nya berdiri di balik kolam dan sejajar dengan kita yang di kolam.
Istri tidak segera berenang, tapi duduk-duduk dahulu di tepi kolam bernang sambil minum dan makan makanan ringan dan katanya dia disana kenalan dengan seorang pria Itali yang sudah lama bekerja di Indonesia. Ketika dia sedang asyik berbincang bincang, tidak lama kemudian anak-anak dan Mia pulang dari jalan-jalan dan melintas dekat kolam, kemudian istri memanggil mereka dan mereka pun menemui istri, mereka dikenalkan ke pria Itali ini.
Ketika itu istri mengajak Mia untuk bernang bersama sama, dan sepertinya dia senang menerimanya, kemudian minta izin kembali ke kamar untuk mengambil baju bernangnya. Mendengar itu anak-anak juga ingin berenang juga, akhirnya istri mengizinkannya tapi tidak boleh terlalu lama, karena malam hari.
Mereka ber empat berenang dengan gembiranya malam itu. Setelah puas, anak-anak disuruh istri berhenti berenangnya dan kembali ke kamar mereka.
Sementara itu istri dan Mia masih berada di kolam berenang dan istri mengajak minum di bar kolam berenang itu. Entah apa yang di bicarakannya, tapi menurut istri saya mereka berdua asyik berbincang bincang, tidak tertinggal soal gosip gosip yang seru. Mia juga menanyakan soal hubungan kami suami istri yang terlihat masih tetap begitu mesra, walupun pertanyaannya masih sebatas itu dan agak sedikit ragu-ragu. Tapi Mia mulai lebih "berani" bertanya setelah istri memancing beberapa pertanyaan ke Mia.
Istri menanyakan bahwa menurut cerita saya, Mia punya tatoo kecil di sekitar pahanya. Istri saya ingin melihatnya, walaupun sejak berenang tadi dia sudah melihat sepintas. kemudian Mia dengan sedikit masih malu menunjukkan ke istri. Istri begitu tertarik hingga terus memperhatikan tatoo itu sambil meraba dan mengusap usapnya. Kemudian Istri meneruskan pembicaraannya dan mengatakan bahwa saya begitu tertarik dengan tatoo itu dan lama diraba oleh tangan saya, katanya sambil tersenyum memperhatikan wajah Mia. Tentu saja ini merupakan kalimat yang menjelaskan dan menantang Mia bahwa istri saya tahu segalanya.
Sempat suasana sedikit hening, tanpa pembicaraan. Tapi belum sempat Mia bicara, istri sudah bertanya lagi, bagaimana rasanya ketika ketika kencan bersama saya di kantor waktu itu. Istri dengan nada begitu santai dan becanda memaksa Mia untuk bercerita kejadian waktu itu. Entah bagaimana cerita Mia ke istri, hingga Mia semakin dekat dengan istri saya. Selesai berenang pun mereka masih asyik meneruskan perbincangannya di coffee shop di hotel sampai larut malam.
Ketika mereka hendak kembali ke kamar masing masing, di depan pintu kamar kami, istri mengajak untuk mampir masuk sebentar, tapi karena tidak enak dan sudah larut malam, awalnya Mia menolak tapi setelah istri berbisik ke dia dengan nada becanda, barulah Mia mau masuk. Istri mengatakan ke Mia bahwa mau mengganggu dan membuat surprise saya.
Mia mau mengikuti apa kata istri juga mungkin karena suasana mereka yang sudah begitu akrab.
Sabtu 18 Agustus 2001
Saya terbangun dari tidur dan sadar sudah tertidur sejak tadi malam. Tapi suasana di luar sana masih terlihat gelap sekali. Belakangan saya tahu itu masih dini hari sekitar jam satu atau jam duaan. Tentu saya terbangun karena sesuatu sebab yang membuat saya bangun dari tidur yang lelap itu. Istri tidak ada di samping saya, tapi terasa ada sesuatu dibagian bawah saya yang begitu merangsang saya dan terasa nikmat sekali. Terasa penis begitu tegang sekali.
Bantal sedikit saya tinggikan dan kemudian mata melirik ke bagian bawah. Sempat sesaat saya begitu kaget dan surprise, tapi kemudian segera saya dapat mengontrol diri.
Terlihat ada dua kepala wanita berada di sekitar selangkangan kaki saya. Seorang sedang menciumi paha dan yang satu sedang mengelus elus penis. Saya segera mengenali yang sedang menciumi paha saya. itu istri saya, tapi wanita yang satu kurang jelas mukanya karena gelapnya ruangan. Saya coba hidupkan lampu kecil disekitar samping tempat tidur. Baru kemudian saya mengenalnya, dia Mia.
Ketika lampu kecil saya nyalakan, kedua duanya tetap melakukan apa yang mereka kerjakan, hanya mata mereka saja yang sekejap melirik ke arah saya. Tanpa senyum apapun mereka kembali meneruskan apa yang mereka lakukan. Saya terus memandang apa yang mereka lakukan. Mia mulai menjilati batang penis mulai dari pangkalnya dan terus menuju ke kepala penis. Terasa lidahnya yang hangat dan basah menyentuh kulit penis. Walaupun getaran lidahnya tidak selihai istri, tapi ini sudah membuat kenikmatan bagi saya. Sementara itu, istri pun mulai bergerak menuju penis dan kemudian dia mulai ikut menjilati penis dengan lidahnya yang begitu merangsang.
Mereka berdua saling menjilati penis saya dengan nafsunya. Tentu saja rasanya ini begitu nikmat dan punya rasa tersendiri. Tidak seperti dijilat oleh seorang wanita, rasanya berbeda sekali, terasa ada dua lidah yang saling menjilati batang penis, kenikmatan yang begitu asyik yang hanya dapat dinikmati bagi yang pernah merasakannya saja. Mereka menjilat seperti saling berebut sesuatu. Terutama ketika mereka mulai menjilati sekitar kepala penis, mereka saling berebut dengan nafsunya. Terlihat bibir Mia dan istri saling bersentuhan menjilat kepala penis, begitu juga bibir mereka saling bersentuhan ketika hendak mengulum ujung penis dan bersamaan menghisap ujung penis. Berkali kali terasa ujung penis mengeluarkan sedikit cairan karena permainan mereka.
Istri dan Mia pun terdengar mulai terdengar desahannya karena terangsang juga mereka. Ketika mereka berdua asyik menikmati penis, saya beberapa kali mengalihkan pemandangan saya ke badan istri dan Mia, mereka sudah tidak mengenakan apa apa lagi dan kedua rambut mereka basah seperti habis keramas. Warna kulit Mia sedikit lebih gelap dibandingkan istri, tapi terasa sama seperti istri, kulitnya begitu lembut dan hangat.
Saya kemudian merubah posisi dengan membangunkan badan dan duduk di atas tempat tidur. Berkali kali kepala dan rambut mereka bergantian saya belai. Satu persatu, muka istri saya tarik agar melihat ke saya dan kemudian saya cium dengan mesra dan nafsunya. Lidang dan lidah saling bertemu dan melakukan deep kiss. Kemudian Mia, wajahnya juga saya tarik seperti istri saya juga dan kemudian saya cium dengan dalamnya, terasa ciumannya begitu nafsu dan menggebu gebu melebihi istri. Mia dan istri bertubi tubi menciumi bibir saya saling berebut hingga ketiga bibir kami bersatu padu dan saling menjilat dengan lidah masing masing. Setelah itu Mia dan istri kembali menjilati penis, sampai beberapa waktu.
Selanjutnya istri mulai menarik diri dan duduk disamping menghampiri saya, tapi Mia masih tetap menjilati penis, bahkan lebih bebas lagi, dia muali memasukkan penis semuanaya kedalam mulutnya dan berkali kali di keluar masukkan ke mulutnya.
Istri kemudian berlutut di samping saya dan kami mulai saling berciuman lagi dengan mesranya. Tapi kali ini tangan saya dapat sambil meremas kedua payudaranya secara bergantian, tersa putingnya sudah begitu kenyal menantang. Kemudian tangan mulai saya gerakkan ke bawah, ke pusarnya perlahan lahan dan terus kebawah lagi sampai mencapai selangkangan pahanya. Terasa sudah basah sekali selangkangannya dengan cairan tubuhnya yang keluar banyak dari vaginanya. Saya mulai meraba klitorisnya dan diraba dan dimainkan dengan jari jari saya, terasa begitu licin sekali, sampai tidak sadar jari telunjuk dan tengah terus masuk kedalam vaginanya bersamaan. Vaginanya terasa begitu hangat dan licin penuh dengan cairan beningnya yang lengket itu.
Tangan saya yang satu mulai saya ulurkan ke Mia dan dengan isyarat tangan menarik dia agar bangun dan menjauhkan wajahnya dari penis. Dia saya tarik agar mendekat ke saya dan di tuntun supaya dia berlutut kakinya berada di kiri kanan pinggul saya. Kemudian sambil memegang bahunya dan di tekan, saya memberi isyarat dengan menekan bahunya supaya dia mulai memasukkan penis ke dalam vaginanya. Mia segera merespons dengan menggenggam penis saya dan diarahkan ke mulut vaginanya, kemudian pinggulnya sedikit demi sedikit mulai turun dan terus membenamkan penis ke dalam vaginanya, terasa begitu panas didalamnya dan sudah licin juga seperti istri saya.
Kemudian tangan saya yang masih berada di bahunya sedikit demi sedikit di arahkan ke payudara Mia yang manis itu. Payudaranya masih sedikit lebih kencang di banding istri, putingnya begitu keras. Dengan jari telunjuk dan tengah putingnya saya permainkan dan terkadang dijepit oleh kedua jari saya. Mia begitu terangsang hingga mulai merintih agak keras, sementara itu pinggulnya terus bergerak maju mundur memainkan penis saya yang berada di dalam vaginanya. Terdengar rintihan istri dan Mia yang saut menyaut karena nikmatnya, begitu juga saya.
Untuk beberapa waktu istri membiarkan Mia menikmati penis saya didalam dirinya. Kemudian istri mulai bergerak merubah posisi berlutut di belakang Mia dan kemudian dia merapat ke punggung Mia, kemudian dari arah belakang kedua lengannya menjulur ke depan dan kedua tangannya merauk dan meremas kedua payudara Mia. Badan Mia pun semakin merapat ke saya, dia merintih berkali kali dengan suara keras dan menafsukan. Saya menciumi istri yang wajahnya berada di samping wajah Mia, dia seakan membantu agar rangsangan ke Mia lebih hebat lagi. Saya pun dengan sekuat tenaga terus mengontrol diri agar tetap bisa bertahan lebih lama lagi.
Saatnya saya menginginkan istri saya datang, posisi badan saya rebahkan lagi dan Mia saya tarik menuju arah muka saya. Dengan gaya merangkak Mia mendekati muka saya dan berhenti tepat mukanya berhadapan dengan muka saya. Ketika bergerak, goyangan payudaranya membuat saya semakin panas. segera kedua pipinya saya pegang dan di tarik ke arah muka saya. Bibirnya yang begitu menafsukan segera saya sambut dengan ciuman yang dalam. Masih terasa hembusan nafasnya yang terputus putus karena permainannya tadi.
Setelah itu saya mulai merasakan penis masuk dan terbenam kedalam vagina, tapi kali ini adalah vagina istri. Dengan kemahirannya dia mulai menjepit berkali kali penis hingga saya tidak kuat hingga mengeluarkan suara agak keras. Terlihat sepintas pinggul istri bergoyang berirama begitu menggairahkan dan salah satu tangannya terlihat memainkan clitoris dan vagina Mia. Kami bercengkrama dengan begitu menggairahkan dan tidak ingin segera selesai, ingin menikmati selama mungkin. Entah sudah berapa lama kami demikian, terlihat masing masing sudah berkeringat.
Selama menikmati permainan sex ini, saya juga sempat melakukan sex dengan posisi penis dari belakang Mia maupun istri bergantian. Salah satunya seperti ketika saya memasuki vagina istri dari belakang. Mia terlentang di tempat tidur dan istri dalam posisi seperti merangkak persis di atas Mia. Kepalanya dia rendahkan sampai mendekati kedua payudara Mia dan bagian pinggul kebawah saja yang menungging ke atas hingga saya mudah untuk measuki vaginanya dari belakang. Ketika saya menikmati vagina istri dari belakang, istri juga ikut merangsang Mia dengan meraba, meremas dan mengulum payudara dan puting Mia, begitu indah sekalai pemandangannya.
Saat saat yang paling mengesankan adalah saat saya menjelang klimaks. Persisnya saya agak lupa tapi waktu itu menjelang klimaks, penis sedang berada di dalam vagina Mia. Karena gerakan Mia yang begitu hebat hingga saya tidak dapat bertahan lagi. Saat menjelang ejakulasi, penis segera saya keluarkan dari Mia dan beberapa kali cairan putih susu yang panas dan kental keluar dari penis mengenai dada istri dan Mia secara bergantian hingga payudara mereka basah dengan sperma. Terakhir, istri sempat menggenggam penis dengan tangannya dan menggoyangkannya kedepan dan kebelakang didepan wajahnya dan satu hentakan yang terakhir dari penis membasahi sekitar mulut dan pipinya. Begitu puasnya kami bertiga bercengkrama dan akhirnya kami merobohkan diri di tempat tidur. Saya di tengah, Mia dan istri di kanan kiri saya tidur terlungkup dan kepala mereka berdua berbaring di atas dada saya. Kedua duanya saya ciumi dengan mesra dan tidak sadar kami bertiga tidur dengan lelapnya.
Ketika saya bangun, matahari sudah tampak dan terlihat istri habis selesai mandi dan sedang mengeringkan rambut dengan hanya membalut badannya dengan handuk. Mia sudah tidak ada di kamar. Kemudian saya dekati istri dan saya kecup pipinya. Dia membalas dengan kecupan ringan di bibir saya. Saya berbisik di kupingnya menanyakan soal Mia. Istri dengan senyum mejawab dengan lembut bahwa Mia sudah kembali ke kamarnya tadi pagi. Kemudian saya pun pergi menuju kamar mandi.
Pagi itu seperti tidak ada hal yang khusus, kami sarapan bersama sama di hotel dan bersantai di pulau dewata itu. Siang harinya kami sempat berenang bersama sama sekeluarga di kolam bernang hotel yang luas itu dan tentu saja Mia ikut bersama kami dan anak-anak. Sore hari menjelang matahari terbenam, saya, istri dan Mia sempat berjalan jalan di pesisir pantai di lingkungan hotel dan duduk duduk di pasir.