Persiapan
Setelah semua formalitas tersebut dibicarakan dan di sepakati, akhirnya
tibalah saatnya untuk saya menikmati budak sex baru yang saya recruit.
Kami berjanji untuk bertemu di sebuah hotel di Jakarta di waktu jam
kerja, setelah makan siang sampai sore hari. Saya menuliskan instruksi
instruksi untuk persiapan apa saja yang harus disediakan pada saat
pertemuan tersebut melalui SMS dan email.
Saya menginstruksikan dia untuk menyediakan sebuah rantai anjing
yang mengunakan kulit pada pegangan penuntunya, jepitan baju, lilin
putih yang besar, sebatang pengaris kayu, dasi dasi tua yang banyak,
borgol besi 1 pasang, sarung tangan latex dan KY Jelly. Pada saat saya
menulis itu, jantung saya berdebar debar dan muka saya terasa panas
karena sudah membayangkan hal apa saja yang akan saya lakukan ke dia.
Imajinasi saya berlari ke mana mana dan gambaran gambaran akan siksaan
siksaan yang akan saya lakukan membuat saya menjadi sangat horny.
Pada hari yang sudah di sepakati, pagi pagi hari sekali saya
menelpon kantor untuk meminta ijin untuk tidak masuk hari itu, dan saya
sudah sengaja untuk mengalihkan semua appointment yang ada di hari itu
untuk direschedule ke esokan harinya. Asisten pribadi saya juga sudah
saya beritahu bahwa hari ini saya ada keperluan mendesak yang harus
diselesaikan di luar kantor, sehingga semua urusan yang ada saya
delegasikan ke asisten saya.
4 jam sebelum waktu yang di sepakati saya menulis SMS ke Anwar
untuk detail persiapan yang harus dia lakukan, sehingga pada waktu saya
datang di kamar hotel yang sudah di siapkan olehnya dia sudah siap
untuk melayani saya. Saya meminta dia untuk mandi yang bersih (kalau
perlu luluran), dan berdiri menunggu saya di depan pintu dalam kamar
hotel dalam keadaan telanjang bulat dan mengenakan rantai anjing di
lehernya dengan mata yang di tutup erat oleh sebuah dasi berwarna
hitam. Saya juga meminta rantai anjing tersebut dililitkan di
sekeliling lehernya dan dengan kulit penuntunnya digigit di mulutnya.
Kurang lebih jam 12 siang saya mendapat SMS dari Anwar yang
berbunyi, "Saya sudah siap dan sedang menunggu di kamar 1811 untuk
digunakan oleh kamu" melihat kata kata di SMS itu darah saya terkesiap
dan bulu di tengkuk saya merinding membayangkan kenikmatan yang akan
saya peroleh.
Saya bergegas mengenakan sepasang pakaian dalam lace saya yang
berwarna hitam dan di baluti oleh sebuah blouse putih yang tipis serta
satu stel blaser dan rok berwarna abu abu tua, saya juga sengaja
menyemprotkan winyak wangi sekujur tubuh saya sehingga menjadi sangat
semerbak wangi menggoda bila saya berjalan. Setelah berdandan saya
dengan tergesa gesa mengambil kunci mobil saya dan mulai menyetir ke
arah hotel tempat kita berjanji yang di tempuh kurang lebih hanya 15
menit.
The Game is Beginning
Tibalah saya di depan pintu kamar hotel, saya memencet bel yang
berada di depan pintu kamar. Seketika pintu di buka, ini menandakan
budak saya sudah dengan tepat mengikuti instruksi dari saya. Segera
saya masuk dan menutup pintu dan mengunci rantai pintu dalam. Saya
melihat di depan saya seorang pria budak pemuas saya sedang berdiri
tegap dengan posisi tangan silang ke belakang punggung dan kaki sedikit
terbuka lebar, kelihatannya dia sangat menghayati perannya sebagai
budak saya, terlihat penisnya sudah setengah ereksi mungkin karena
sangat berantisipasi menunggu kedatangan saya, saya tersenyum melihat
pemandangan di depan saya, selama kurang lebih 2 menit saya mempelajari
badan yang akan diberikan kepada saya dalam 4-5 jam ke depan.
Para pembaca, saya sengaja menginstruksikan Anwar untuk mengenakan
penutup mata, sehingga dia tidak dapat melihat ekspresi muka saya yang
mungkin sedikit grogi atau tersenyum geli melihat dia yang sedang
menggunakan rantai anjing dan mengigit kulit penuntun rantai anjing
yang berwarna merah itu. Saya tidak mau wibawa saya hilang karenanya,
jadi lebih baik matanya tertutup, dan saya pikir harusnya untuk dia
sensasinya lebih besar juga bila dia pasrah dan tidak bisa melihat
siapa yang datang dan mengunakan badannya.
Pelan Pelan saya ambil kulit penuntun rantai anjing yang di gigit
di mulutnya dan melepaskan beberapa lilitan rantai besi yang berada di
lehernya, kemudian saya menuntun dia ke tengah ruangan kamar di depan
tempat tidur. Dengan posisinya berdiri yang sama dan dengan kepalanya
menunduk. Saya berjalan perlahan mengelilingi dia sambil memeriksa dan
menginspeksi badannya yang putih kecoklatan dan bersih itu.
Sekali kali saya membelai belai badannya untuk merasakan apakah dia
sudah luluran dan mandi dengan bersih. Dengan lembut dan perlahan saya
juga meremas remas penis dan kantung dimana dua buah bolanya berada
untuk merasakan kejantanannya, dan menciumi dadanya dengan lembut untuk
merasakan bau aroma badannya yang sebentar lagi akan saya pakai dengan
seenak enaknya.
Anwar budak saya itu pasrah dan diam saja, saya bisa merasakan
bahwa dia sangat excited sekali dengan perlakuan saya itu, sekali kali
dia melenguh keenakan pada saat saya menyentuh bagian bagian sensitif
di badannya. Setelah kurang lebih 10 menit saya melakukan inspeksi
badannya dan puas dengan hasil inspeksi saya duduk di depannya di
pinggiran ranjang.
Saya berkata, "Sekarang kamu berlutut..!". Dengan patuh dia
menjatuhkan lututnya untuk berlutut di atas karpet, dengan mata masih
tertutup dan kepala yang menunduk.
Kemudian dengan lembut dan tegas saya berkata di depan mukanya..
"Mulai detik ini, kamu adalah budak saya, badan dan jiwa kamu
menjadi milik saya sampai sesi ini selesai, kamu enggak berhak lagi
atas badan kamu, penis kamu, lidah kamu, muka kamu, tangan kamu, kaki
kamu semuanya gunanya untuk memuaskan saya, kamu ngerti..?"
"Saya mengerti, silakan Ibu memakai badan saya untuk kesenangan
dan kepuasan Ibu dengan seenak enaknya dan seegois egoisnya tanpa
memikirkan saya sama sekali, semoga saya dapat memberikan kenikmatan
buat Ibu, bila tidak silakan saya di hukum dan di siksa..", jawabnya
dengan gemetar.
"Oke.. Bagus.." jawab saya.
"Mulut kamu juga tidak boleh bicara tanpa ijin, kecuali bila saya
beri pertanyaan, kalau enggak badan kamu nanti saya siksa", lanjutku.
Dia menganggukkan kepalanya dengan pasrah.
Saya beranjak berdiri sambil melepas blazer untuk menjadi lebih
nyaman. Saya mengacuhkan keadaan slave saya yang masih berlutut
telanjang di kamar hotel, seakan akan dia hanyalah sebuah benda yang
bernafas dan berfungsi untuk saya nikmati bila saya inginkan. Saya
berjalan jalan di kamar, melihat lihat pemandangan di jendela kamar
hotel, menyalakan TV dan memilih milih channel yang bagus sambil
tidur-tiduran. Kemudian perhatian saya tertumpu kepada sebuah tas gym
yang berwarna hitam yang terongok di sudut kamar.
Satu persatu saya keluarkan barang barang yang ada di dalam tas itu
dan saya susun di atas ranjang. Salah satu benda yang ada adalah sebuah
borgol besi, saya ambil dan saya kenakan borgol itu ke dua tangannya
dibelakang punggung budakku yang sedang berlutut. Sambil mengenakan
borgol, saya berkata,
"Saya suka melihat melihat budak kesayangan saya menderita
kesakitan dan enggak berdaya, jadi sekarang kamu akan saya siksa
walaupun kamu enggak ngelakuin kesalahan apa apa, tapi penderitaan kamu
bikin saya jadi terangsang, kamu senang kan di gituiin..?".
"Silakan Bu, saya senang sekali"
Saya ambil beberapa penjepit pakaian, kemudian saya cubit puting
dadanya dan saya jepit masing masing satu penjepit di setiap puting.
Belum puas melihat ringgisan di mukanya saya ambil lagi beberapa
jepitan dan saya jepitkan di kantung dimana tempat dua biji penisnya
berada, reaksinya sungguh luar biasa, setiap saya menjepitkan satu
jepitan, dia melenguh kesakitan dan bergerak gerak kakinya, sehingga
ada beberapa jepitan yang jatuh dan berbunyi, "Snnapp..".
Saya jambak rambut dia dan saya bilang, "Jangan gerak gerak! Atau nanti penis kamu saya jepit juga..".
Dengan patuh dia berusaha untuk diam dan menahan sakit. Terlihat
dia mulai mengigit bibir bawahnya dan badannya gemetar menahan sakit,
peluh mulai membasahi badannya yang sexy.
Saya duduk di depannya tersenyum menikmati hasil kreasi yang saya
ciptakan, terlihat jepitan baju yang berwarna warni memenuhi areal
sekitar penisnya dan sepasang jepitan di nipplenya. Kemudian saya
memerintahkan dia untuk melakukan jongkok berdiri selama 20 kali dengan
badan yang tegap lurus, dan saya suruh dia menghitung jumlah jongkok
berdiri itu dengan keras.
"Satu.. Dua.. Tiga.." dan seterusnya.
Nafasnya mulai terengah engah dan keringat mulai membanjiri
badannya sehingga menimbulkan efek mengkilat pada otot otot dibadannya
yang sexy itu. Sesekali karena gerakan jongkok berdiri itu beberapa
jepitan lepas, dan setiap jepitan lepas budak saya menggumam menahan
rasa sakit. Oh rasanya nikmat sekali melihatnya seperti itu, dan saya
mulai horny dan basah karenanya. Setelah selesai saya suruh dia
berdiri, dan saya berjalan mengitarinya sambil membelai belai badannya
yang basah oleh keringat, sesekali saya menyuruh dia untuk menjilati
jari jari saya yang basah karena memegang megang keringat di badannya.
Saya mengambil handuk kecil di kamar mandi, dan melepaskan borgol
dan ikatan matanya, kemudian saya memberikan handuk itu sambil berkata,
"Bersihin keringet di badan kamu.. Sekarang kamu harus puasin saya
yah.. Ayo kalo udah selesai keringin keringet kamu, buka baju saya satu
persatu dan gantung baju saya yang rapi jangan sampai ada yang lecek."
Dengan patuh dia mulai melap badannya yang berkeringat, kemudian dengan kepala menunduk dia menghampiri saya.
"Ayo sekarang buka bajuku.."
"Baik Bu.., maaf, permisi Bu.."