Tapi kini Danny tidak lagi berada di kamar ini.
Yang nampak kini adalah Pedro dan Tory yang sama-sama telah berbugil
ria. Dan kontol-kontol mereka itu, kenapa mata Lia dibuatnya sangat
terpesona? Kontol-kontol itu tegak ngaceng dengan kokoh dan tegarnya.
Lia berpikir akankah mereka juga akan seperti Danny? Menempelkan
atau menusukkan kontol-kontol yang luar biasa itu ke bibir vaginanya?
Akankah dia akan membiarkan dan menerima kehadiran kontol-kontol yang
bukan milik suaminya itu? Akankah dia mampu menerima serangan badai
nafsu serigala para brutal itu? Dari celah matanya yang basah karena
air mata, Lia melirik ke kontol para brutal tersebut.
Tiba-tiba perasaan seperti yang terjadi pada saat bersama Danny
memasuki kamar usai makan malam tadi melintas. Rasa ingin, ingin,
ingin, ingin, keinginan yang kuat, keinginan yang meledak-ledak, ingin
Danny melanjutkan tusukan kontolnya ke lubang kemaluannya, melanjutkan
kenikmatan birahi yang mulai memuncak. Mungkinkah itu? Bagaimana
mungkin?
Yang nampak jelas siap melakukan itu justru Tory dan Pedro yang
telah telanjang bulat dengan kontol-kontol keras besar panjang mereka
itu. Mereka sangat siap dan sangat mungkin memperkosanya. Ooohh..,
alangkah ngerinyaa..
Lia berusaha menepis perasaan yang sangat menakutkan itu.
Dipalingkan wajahnya dari kontol-kontol itu. Sungguh ngeri membayangkan
kontol sebesar dan sepanjang milik para brutal itu menembus memeknya.
Apabila hal itu terjadi pasti akan merobek-robek vaginanya.
Tetapi darah dan jantung ini? Mengapa darah dan jantung Lia terus
berdegup kencang sejak makan malam tadi seakan ada yang terus
merangsangnya. Dan kini bahkan semakin kencang serta kuat memacu
darahnya, setelah Tory dan Pedro mencekoki cairan kuning bening tadi.
Apakah itu obat perangsang seksual yang membuat dirinya tidak dapat
melepaskan pandangannya atau memalingkan wajahnya dari kontol-kontol
Pedro dan Tory itu? Ah, sangat mungkin..! Bukankah Pedro dan Tory
nampak jelas telah mempersiapkan semua rencana jahatnya ini. Topeng
itu, kampak itu, gedoran di pintu itu. Semua merupakan bagian rencana
jahatnya. Dengan memberikan obat perangsang birahi seksual, korbannya
akan cepat takluk dan mengikuti kemauan bejat seksualnya. Korbannya
akan patuh untuk menjadi budak seksualnya.
Lia akan cepat menyerah dan sangat kehausan untuk secepatnya
menikmati kontol-kontol para pejantan itu. Ahh.., degup jantung ini..,
kenapa jadi sulit sekali, membuang keinginannya untuk tidak kembali
melirik kontol-kontol pejantan itu.
'Oohh.., jangann.. jangann..!'
Lia memejamkan matanya untuk menghapus semua lintasan pikirannya,
wajahnya memucat, kemudian memerah, kemudian kembali memucat, kembali
memerah. Bayangan akan kontol-kontol besar itu jadi berbalik sangat
menggairahkannya.
Perasaan ngeri, takut, cemas tetapi tidak sepenuhnya ingin
benar-benar menghindar, rasa birahi yang terus mengejarnyaa, dirasuki
dengan penuh kebimbangan dan keraguan, semuanya serba bercampur aduk.
Lia dilanda kebingungan yang amat sangat. Khayalan-khayalan liarnya
yang terus memburu tidak dapat dilenyapkan dari kepalanya. Detak dan
degup jantungnya juga tak dapat dikendalikannya.
'Akankah.., Ohh.., ampuni aku Danny.., Dannyy.., ampuni akuu..,
aku tidak mampu mengambil keputusan.., tolongg.., aku membutuhkan kk..
kkaamuu.. uu.. uuhh..'.
Dan memang, keputusan akhirnya bukanlah di tangan Lia.
Begitu terlempar ke kamar buangannya, pertama-tama yang dicari
Danny adalah lubang. Lubang atau celah di dinding, dimana dia dapat
mengintip istrinya yang telanjang. Pengaruh minuman yang dijejalkan
Pedro dan Tory tadi membuat libido Danny terangsang dengan hebat, saat
ini yang diperlukan Danny adalah dapat mengintip istrinya telanjang,
dia ingin melakukan mastubasi.
Ternyata dia dapatkan, kamar villa yang seluruhnya dibuat dari kayu
dan balok itu memberikan celah di antara dua baloknya. Celah itu cukup
longgar. Danny serta merta beringsut ke celah itu. Tetapi ternyata
celah itu terlampau tinggi di atas kepala Danny. Dengan ikatan tali
pada tangan dan kakinya Danny kesulitan untuk berdiri maupun sekedar
jongkok. Sementara celah itu dapat dia raih setidak-tidaknya dengan
berjongkok. Dia mengamati sekeliling kamar itu.
Dari kamar sebelah terdengar suara riuh. Terdengar 'hah, huh, hah,
huh..', suara istrinya yang mulutnya terbungkam celana dalam dekil
milik Tory. Danny jadi panik, dia memastikan sesuatu telah terjadi pada
istrinya. Dia gulingkan tubuhnya ke sebuah kotak kayu di pojok kamar
itu. Dia coba menendang kotak itu dengan kaki terikat agar dapat
didekatkan ke dinding. Berhasil. Danny kembali berguling. Memerlukan
perjuangan cukup panjang untuk dapat memanjat kotak itu dengan kaki dan
tangan yang terikat.
Sementara itu suara istrinya sudah terdengar berbeda, dalam waktu
singkat suara itu telah berubah menjadi desahan dan rintihan, disamping
juga terdengar suara Tory atau Pedro atau kedua-duanya. Mereka
terdengar berbicara dalam bahasa daerah mereka yang Danny sama sekali
tidak memahami artinya, tetapi Danny memastikan mereka sedang melakukan
sesuatu hal yang tidak senonoh pada Lia istrinya yang kini terikat dan
telanjang bulat di depan mereka.
Akhirnya setelah berjuang keras untuk memanjat kotak kayu itu,
dalam keadaan terikat tangan dan kakinya mata Danny kini dapat
menyaksikan Tory sedang memeluk dan menciumi kedua payudara istrinya.
Dan Pedro dari arah lain sedang memeluk paha Lia serta wajahnya
tenggelam dalam selangkangannya. Nampak kepala Pedro naik turun
menjilati arah kemaluan Lia. Seketika itu juga seolah-olah ada sejuta
petir menghantam kesadaran Danny. Dia langsung terjungkal ke lantai.
Danny kehilangan kesadarannya. Tetapi hanya sesaat, dalam keadaan
terkapar di lantai nampak kelopak mata Danny yang lelah pelan-pelan
terbuka. dan kemudian dengan cepat dia bangkit dan kembali berusaha
merangkak ke kotak itu untuk mengintip celah di dinding itu.
Bermenit-menit dia lalui untuk mampu kembali pada posisi dimana dia
dapat mengintip kamar istrinya yang saat ini sedang digarap oleh Tory
dan Pedro. Suara erangan yang telah berganti menjadi suara desahan dan
rintihan istrinya terus terdengar, juga pembicaraan antara Tory dan
Pedro yang tidak diketahui maknanya oleh Danny terdengar semakin cepat
bersahut-sahutan.
Sementara itu telah terjadi hal yang aneh pada diri Danny, mungkin
pengaruh dari makanan dan minuman yang dicekokkan oleh para begundal
itu ke mulutnya atau setelah menyaksikan istrinya dikerjai secara
brutal oleh dua begundal itu sehingga membuatnya terjungkal ke lantai,
atau mungkin juga campuran dari keduanya. Saat dia kembali menaiki
kotak itu, dorongan keinginannya sudah berganti. Dia tidak lagi ingin
mengintip untuk melihat istrinya yang telanjang atau untuk menyaksikan
bagaimana istrinya dengan gigih melawan kedua brutal itu.
Yang diinginkannya sekarang adalah menyaksikan bagaimana kedua
brutal itu yang dengan kontol besar dan panjangnya dapat memberikan
kenikmatan erotik dan sensasional kepada istrinya. Sekarang dia ingin
menikmati pemandangan bagaimana istrinya dientot oleh para begundal
itu. Danny kembali ngaceng berat. Lebih sensasional daripada
sebelumnya. Dia ingin secepatnya menyalurkan syahwatnya. Dia ingin
melakukan masturbasi sambil menonton istrinya dientot para
berandal-berandal di kamar sebelah itu.
Inikah yang disebut 'shock terapy'? Sebuah peristiwa yang sangat
luar biasa yang mampu dengan seketika mengubah mental, selera, cara
pandang ataupun keyakinan seseorang. Yang mampu mengubah Danny, dari
ketakutan serta kekhawatiran yang mencekam, menjadi sesuatu yang justru
dia harapkan untuk terjadi? Dari yang awalnya berkeinginan untuk
menolong menjadi keinginan untuk ikut menikmati?
Dan itulah yang terjadi. Saat matanya kembali di lubang ingintipan
tersebut, kini dia menyaksikan bahwa telah terjadi perkembangan. Nampak
sumpal pada mulut istrinya sudah dilepas, walaupun pada tangan dan
kakinya masih terikat pada ranjang itu. Nampak istrinya
menggeliat-geliat tetapi tidak berteriak menolak. Yang terdengar justru
desahan dan rintihan dari mulut Lia yang terdengar penuh kenikmatan,
bahkan mata Lia nampak memandang Tory dengan kontolnya yang sangat
besar, sedang memompa kemaluannya.
Danny melihat bagaimana pinggul istrinya sedemikian bergairahnya
menjemput keluar masuknya kontol Tory yang kelewat besar itu. Adakah
Lia juga telah diterkam obat perangsang itu, sehingga membuatnya kini
menyerah dalam jarahan seksual para begundal itu?
'Ah masa bodohlah, aku sendiri punya kebutuhan pula, birahiku
oohh, menyaksikan istriku dientot para begundal itu', demikian pikir
Danny.
Jarak lubang dengan posisi istrinya yang terikat ini tidak lebih
dari 1 meter di kamar yang relatif sempit itu. Danny dapat dengan nyata
menyaksikan mengkilatnya batang kontol Tory yang keluar masuk menembus
memek Lia istrinya. Tanpa dapat dicegah, air liur Danny menetes saat
melihat kontol Tory yang luar biasa itu. Telinganya yang menangkap
suara desahan dan rintihan istrinya yang tidak lagi terbungkam itu
sebagai pertanda kenikmatan yang sedang melanda istrinya. Danny
tersenyum. Kontolnya yang ngaceng dipepetkannya ke dinding. Pelan-pelan
digosok-gosokkannya. Duhh.., nikmatnyaa..
Dari lubang ingintipan itu, Danny melihat Tory semakin cepat
memompa. Makin cepat, makin cepat, cepat, cepat.. Dan, 'AACCHH..',
terdengar teriakan Tory.. Dan sperma Danny muncrat berbarengan dengan
air mani Tory yang tumpah-ruah di kemaluan dan tubuh istrinya Lia.
Itulah kepuasan seksual pertama sejak perkawinannya dengan Lia
istrinya, pada hari-hari yang seharusnya penuh bahagia, pada hari-hari
bulan madunya.
Kemudian Danny lemah terduduk. Tetapi tidak lama. Dia mendengar
kembali suara-suara desahan dan rintihan dari kamar sebelah, Danny
kembali mengintip. Kini dia melihat Pedro menindih tubuh istrinya. Dia
melumat leher, ketiak dan dada Lia. Sementara tangan kanannya memegang
kontolnya yang bukan main indahnya di mata Danny kini, dan tangan
kirinya memeluk pinggul Lia untuk menempatkan lubang kemaluannya persis
di ujung kontolnya. Dan yang menjadi sasaran birahi Danny sekarang
adalah menyaksikan istrinya Lia menggeliat-geliatkan pinggulnya menahan
kenikmatan pada saat vaginanya melahap ujung kontol Pedro. Tubuhnya
dicekal oleh otot-otot lengan Pedro. Dan vagina Lia dengan penuh
kepasrahan menerima tembusan dan tusukan nikmat dari begundal brutal
itu.
Mata Danny melotot melihat adegan-adegan itu. Kontolnya kembali
bangkit ngaceng. Obat perangsang yang dicekokkan padanya membuat
kontolnya tidak dapat tidur. Dan kembali dinding kamarnya menerima
gosokan kontol Danny. Dan keadaan Lia sendiri, tak terhindarkan lagi,
kebrutalan para begundal itu mulai menjadi, Lia menyaksikan wajah Tory
langsung tenggelam, dia rasakan sedotan bibir tebal dan
jilatan-jialatan lidah kasarnya yang merambahi ketiak, leher, dadanya..
Dia rasakan bagaimana bibir Tory mencaplok kedua payudaranya.
Lidahnya menari-nari pada putingnya. Gigitan kecil tetapi terasa sangat
kasar membuat putingnya menjadi perih. Tetapi yang dia rasakan sangat
aneh adalah.., perasaan ngeri, takut dan cemas itu, mengapa pupus,
ternyata pupus, mengapa yang hadir kini justru rasa haus yang amat
sangat. Dia diserang rasa kehausan yang amat sangat. Ingin sekali dia
mendapatkan air untuk tenggorokannya. Ingin sekali, ingin sekali. Dia
sangat menantikan Tory mengangkat celana pesingnya yang membungkam
mulutnya. Dia sangat menantikan bibir tebal Tory melumat bibirnya. Dia
ingin sekali meminum ludah Tory langsung dari mulutnya.
'Oohh Toryi toloong.. akuu hauss.., tolong Toryii, tolongg..'.
Dan kehausan itu semakin menjadi ketika dilihatnya Pedro menyusul
menenggelamkan wajahnya ke selangkangannya. Lidah Pedro yang juga kuat
dan kasar itu langsung menjilat seluruh bibir kemaluannya. Langsung
membor lubang vaginanya.