Dan malam ini Danny siap melaksanakan tugas dan
membantu istrinya hingga para tamunya benar-benar mendapatkan kepuasan
lahir batin. Pedro dan Tory datang. Seperti biasanya mereka datang
hanya dengan celana dalam. Nampak tubuh-tubuh mereka yang sangat kokoh,
berotot dan tentu saja indah. Lia serta merta menyambut mereka. Lia
berada di tengah-tengah mereka, menggayut pinggang mereka dengan manja
dan menuntunnya keranjang.
Kemudian bersama-sama mereka menjatuhkan diri ke ranjang, kedua
begundal itu saling berganti berpagutan dengan Lia. Dan dengan penuh
keterampilan, satu persatu Lia melepaskan cawat Pedro kemudian Tory.
Kontol mereka langsung mengayun, tangan Lia cepat meraihnya,
mengelus-elusnya dengan penuh kelembutan.
Di pihak lain, tangan-tangan Pedro dan Tory melepaskan pakaian Lia.
Nampak celana dalamnya sengaja dibiarkan tidak dilepasnya. Mulai
terdengar desahan. Bibir Lia merekah menahan haus saat matanya melihat
kontol Pedro yang dielusnya. Pedro tahu. Diraihnya rambut panjang Lia,
dan ditekannya kepalanya hingga bibirnya menyentuh ujung kontol besar
itu. Dan tak pelak lagi, mulut Lia langsung melahap dan mengulum kontol
Pedro.
'Hai, anjing! Sini!', terdengar Tory memanggil Danny yang selalu siap.
'Aku tadi buang air lupa belum cebok. Sini, cebokin aku pakai
lidahmu', Danny yang telah ngaceng berat menyaksikan kontol besar dalam
mulut istrinya sangat bergairah menerima tugas dari Tory.
Dengan mengangkat salah satu kakinya ke atas ranjang, terbukalah
daerah anal Tory. Danny mendekat kemudian menenggelamkan wajahnya ke
pantat Tory dan tak ayal lagi langsung menceboki dengan cara menjilati
anal Tory hingga segalanya bersih. Dia lakukan pula hal itu pada Pedro
atas permintaannya dengan alasan yang sama.
Pada kesempatan itu, disebabkan oleh dorongan birahi Danny yang
meledak-ledak tak tertahankan lagi, sambil menjilat anal Pedro dan
Tory, Danny beronani. Tangannya menekan-nekan, mengelus dan
mengocok-ngocok kemaluannya hingga precumnya keluar.
Lia merasakan mendapatkan kesempatan yang sangat memuaskan dalam
menyalurkan naluri libidonya. Dia dapat melaksanakan obsesinya secara
hewaniah dalam melampiaskan dendam birahinya yang selama ini divonis
sebagai dosa, tabu, menyimpang, selingkuh dan sebagainya.
Tory dan Pedro telah memberikan kesempatan seluas-luasnya baginya
untuk menjangkau kepuasan seksualnya. Dalam hal ini seakan Pedro maupun
Tory menempatkan dirinya sebagai fasilitator yang menjembatani
khayalan-khayalan seksnya menjadi kenyataan. Bukan sekedar teori,
tetapi juga sarana, kemampuan, kekuatan dan ketahanan Pedro maupun Tory
yang sungguh tak terperikan.
Kontol-kontol Pedro dan Tory merupakan sarana utama yang mampu
memenuhi harapan dan keinginan Lia untuk sungguh-sunguuh menjadi istri
dambaan Danny itu. Setiap Lia menyaksikan kontol-kontol itu, dengan
tanpa menunggu lagi, respon birahi Lia langsung mencuat. Mulut Lia
selalu siap menjemput untuk mengulum kontol-kontol itu. Memek Lia yang
ranum selalu menunggu untuk ditembusnya. Pinggul dan pantat Lia siap
'ngebor', agar Tory dan Pedro mendapatkan layanan kenikmatan dari Lia
semaksimal mungkin.
Sementara itu bagi Pedro dan Tory, kehadiran Lia di villa indah di
tengah hutan ini sungguh merupakan rejeki nomplok. Bidadari, dewi, sang
jelita, peri yang cantik, perawan sundal, perempuan sintal, perempuan
binal, pelacur para dewa, penjilat kontol dan berbagai sebutan lain
yang melukiskan kehebatannya sebagai wanita yang sangat pantas menjadi
lambang kepuasan lelaki macam Pedro dan Tory.
Melihat Lia, menyaksikan buah dadanya yang selalu ranum,
menyaksikan kemaluannya yang indah membukit, menyaksikan lembah-lembah
pinggulnya, perutnya, ketiaknya, rasanya kontol mereka kurang lagi
memadai. Mereka membayangkan, mengapa lelaki hanya memiliki satu kontol
saja. Mereka bayangkan seandainya mereka memilik banyak kontol dan pada
saat yang bersamaan kontol-kontol mereka itu dapat merambah sekaligus
di wilayah-wilayah nikmat di tubuh bidadari dan dewi jelitanya, si Lia
istri Danny itu.
Bagi Danny lain lagi. Pada peristiwa bulan madunya ini dia baru
memahami bahwa kenikmatan seksual itu punya banyak aspek. Dia sungguh
merasa menemukan nilai-nilai baru dalam kenikmatan seksual itu. Dia
merasakan betapa nikmatnya menyaksikan istrinya merintih, mengerang
serta mendesah bersamaan dengan saat kenikmatan melandanya ketika
kontol-kontol Pedro dan Tory menembus memeknya. Dia juga merasakan
kenikmatan yang hebat saat melihat mulut Lia penuh terisi oleh kepala
kontol-kontol besar milik para begundal itu. Dia merasakan sangat
nikmatnya menjilati sperma Tory dan Pedro yang muncrat dan ditinggalkan
memenuhi rongga vagina Lia istrinya. Dia jilati hingga vagina Lia
bersih tandas. Dia merasakan bukan main nikmatnya saat Tory memangilnya
sebagai 'anjingnya' untuk menjilati kotoran di pantatnya yang
disebabkan lupa cebok setelah buang air tadi. Dan nikmat yang sama juga
dia dapatkan dari Pedro.
Dan sekarang Danny dengan penuh gairah berada di tengah kamar ini,
dimana istrinya dengan penuh obsesi melayani nafsu bejat para begundal
itu. Danny menunggu kenikmatan-kenikmatan berikutnya yang pasti akan
datang dan diberikan oleh Pedro dan Tory.
'Hai kamu, budak! Sini, jilatin kontolku, lumasin dengan lidah
kamu, biar mudah menembus memek istrimu nanti', panggil Pedro sambil
menyodorkan kontolnya ke mulut Danny.
Dan dengan kepatuhan mutlak sebagai budaknya, dia laksanakan
perintah Pedro. Rupanya Pedro keenakan merasakan jilatan Danny,
sehingga dia perintahkan untuk mengulum-ngulumnya, dia mau spermanya
muncrat ke dalam mulut Danny. Dia ingin melihat Danny yang penuh
kehausan itu meminum spermanya.
Melihat Pedro menyeringai kenikmatan dengan muncratnya spermanya ke
mulut Danny, Tory juga memanggil Danny untuk melakukan hal yang sama
pada kontolnya yang hebat itu. Dan sekali lagi, Danny melaksanakan
tugas itu sambil mengocok-ngocok kontolnya. Saat sperma Tory muncrat ke
mulutnya dan dia mengenyam-ngenyamnya sebentar untuk merasakan betapa
nikmatnya sperma itu sebelum meminumnya, kontol Danny juga berbarengan
muntah. Spermanya mengotori lantai kamar pengantinnya.
Lia yang menyaksikan adegan-adegan itu langsung terdongkrak
birahinya. Pedro ditariknya hingga telentang di ranjang. Memeknya
diarahkannya untuk mencaplok kontol Pedro yang tak kunjung lemas itu,
yang selalu tegak ngaceng dengan jamurnya yang besar tumpul dan
mengilat-kilat itu. Kemudian ditekannya ke lubang vaginanya. Dan..,
bless.., vaginanya secara lahap menelan kontol Pedro yang 20 cm itu.
Dan seolah-olah menaiki kuda sembrani, Lia menggenjot habis-habisn
memeknya ke kontol besar itu.
Sebelum Pedro kembali memuncratkan air maninya ke liang vaginanya,
Lia telah berhasil meraih multi orgasmenya. 3 kali berturut-turut
kemaluan Lia memuncratkan cairan birahinya. Nampaklah kontol Pedro yang
diam tegak bak tugu Monas itu telah basah kuyup oleh cairan Lia yang
muncrat-muncrat terpompa keluar. Teringat akan tugasnya, dan melihat
cairan-cairan Lia muncrat-muncrat di batang kontol Pedro, Danny dengan
sigap merebahkan dirinya ke atas kasur tepat di selangkangan Pedro.
Mulutnya dan lidahnya dengan segera menjilati dan menyedot lelehan
cairan pada batang tegar Pedro itu.
Demikianlah suasana dan kesibukan di kamar pengantin pasangan Danny
dan Lia sepanjang malam itu. Danny dan Lia sepenuhnya sibuk melayani
nafsu bejat para begundal tersebut. Dan Tory serta Pedro sangat
menikmati dan puas dengan selang-seling pelayanan istimewa dari budak
dan anjingnya. Saat jam di dinding menunjukkan pukul 4 dini hari, jauh
sebelum matahari terbit di ufuk timur, Pedro, Tory, Danny dan Lia yang
ternyata sama-sama tak kenal lelah, memasuki episode yang paling
mendebarkan.
setelah Lia dientot Pedro dan Tory dengan cara nungging seperti
anjing betina melayani para pejantan, Danny diperintahkan untuk
menjilati dubur istrinya. Berkali-kali kepala Danny dijambak oleh kedua
begundal itu untuk terus menjilati dubur Lia hingga benar-benar basah.
setelah itu mulut Danny dijejali kontol-kontol besar mereka hingga
kontol-kontol itu lumat dengan ludahnya. Ketika merasa telah cukup
memadai, Tory meraih rambut panjang Lia yang tetap berposisi seperti
anjing betina yang menunggu dientot para pejantan. Dihelanya rambut Lia
seperi menghela kuda tunggang. Kontol besarnya dengan pasti diarahkan
ke dubur Lia yang telah kuyup, basah oleh ludah Danny. Kontol yang
tegak kaku itu ditusukkannya ke lubang dubur Lia. Tak ayal lagi,
teriakan pilu karena rasa sakit bercampur nikmat yang sangat keluar
lepas dari mulut Lia. Teriakan itu begitu panjang, seakan anjing betina
yang menggonggong di malam bulan purnama ini.
Dan tanpa mengenal ampun, lubang dubur Lia ditembus kontol besar
panjang Tory. Semangat memompa kontol Tory, membuat lubang dubur Lia
seakan dirobek-robeknya. Rasa pedih, perih yang disertai rasa panas
membara sepertinya batangan besi panas yang membuat sensasi rasa
terbakarnya lubang dubur Lia membuat Lia kehilangan kesadaran. Lia
pingsan. Tetapi itu semua tidak membuat Tory menghentikan serangannya.
Genjotan kontolnya justru semakin memburu. Nafsu kebinatangannya
semakin memburu. Birahinya yang meledak dan melanda kontolnya semakin
memburu. Genjotan pompa Tory tak lagi terhentikan. Juga tangannya yang
terus memegangi rambut Lia tak kunjung dilepaskannya. Dan itu yang
membuat tubuh Lia tidak roboh walaupun dalam keadaan pingsan.
Dan hingga, 'AARRGGHH..', berbarengan dengan terdengarnya longlongan serigala di malam purnama ini.
Kontol Tory kembali memuncrat-muncratkan bertetes-tetes spermanya,
dan baru kali inilah nampak Tory roboh bersamaan dengan robohnya tubuh
Lia yang masih pingsan.
Danny, si anjing yang setia, budak yang selalu patuh, pelayan yang
tahu apa yang harus dikerjakannya. Dia beringsut mendekati kontol Tory
yang nampak masih setengah tegak di selangkangannya yang terbuka. Danny
dengan setia menjilati kontol yang masih basah itu. Lidahnya dengan
telaten menjilati celah-celah, tonjolan, lipatan dan lubang kencing
Tory yang tampak semakin indah di mata Danny itu. Setelah itu,
perhatian Danny beralih ke lubang dubur istrinya. Sperma yang meleleh
dari lubang itu warnanya agak berbeda, tidak hanya putih bening, ada
semburat kuning hijau yang membaur. Sperma itu pasti telah bercampur
dengan apa yang ada di dalam dubur Lia. Dan Danny benar, saat lidahnya
mulai menjilat untuk menyedotinya, hidungnya diterpa bau yang khas, bau
anal dan kotoran Lia. Tetapi justru hal itu membuat Danny semakin horny
dan bergairah.
Terdengar rintihan halus Lia, rupanya Lia mulai sadar dari
pingsannya. Dia sedikit menggeliat, rintihannya semakin jelas. Danny
tanpa merasa terganggu tetap meneruskan tugasnya. Tiba-tiba
dirasakannya ada yang menarik dan menjambak rambutnya. Pedro.. Danny
ditariknya dan dilemparkannya hingga terjengkang di lantai. Seperti
halnya Tory, Pedro meraih tubuh Lia hingga berposisi tengkurap.
Kemudian dengan tangannya yang kokoh diangkatnya pinggul Lia sehingga
posisi Lia kembali menungging. Sementara Lia yang baru akan sadar
sepenuhnya, kembali merintih dan mengerang. Dan sebagaimana halnya Tory
juga, Pedro sama sekali tidak mengacuhkan keadaan Lia. Lubang dubur
yang baru saja dibersihkan dari sperma yang bercampur dengan kotoran
Lia oleh lidah dan bibir Danny, kembali digasaknya.