Pikiranku menjadi sangat kacau, tidak tahu apa yang musti saya perbuat
setelah mengalami kejadian yang sangat aneh dan tidak masuk akal
tersebut. Aku akhirnya memutuskan untuk pergi ke club untuk minum dan
menenangkan pikiran. Sekitar pukul 10 malam, baru aku memutuskan untuk
kembali ke rumah dan untuk membicarakannya kepada istriku tentang
kejadian yang kulihat siang tadi. Setibanya di rumah, aku melihat
istriku baru memarkir mobilnya di dalam garasi.
"Len dari mana kamu?", sapaku.
"Gua dari Senayan nih, abis shopping.." ujarnya.
"Beli apa aja nih?"
"Hmm beli sepatu sama baju"
"Len ada yang mau gua omongin deh tentang tadi pagi..", tanyaku lagi sambil memasuki rumah.
"Yah omong aja", katanya sambil berbalik dan berjalan memasuki rumah dan menaiki tangga untuk menuju ke kamar.
Di dalam kamar aku duduk di sofa, memandanginya yang sedang melucuti bajunya.
"So, gimana masalah tadi pagi?" kejarku.
"Yah tadi udah diomongin kan bahwa kita sebenernya married karena
kepaksa" jawabnya lagi sambil mengenakan dan mencoba blouse putih dan
rok hitam yang baru dibelinya yang panjang selututnya.
"Anyway, bagus nggak baju yang baru gua beli?" tanyanya kepadaku.
"Bagus Len" kataku.
"Anyway, jadi kita bakalan divorce nih?"
"Well iya lah kan tadi gua udah omong gitu"
"Loe gila, bagaimana gua bisa? Gua kan nggak bisa divorce kaya
begitu aja and juga kita kan udah married dan muka gua mau gua taro
dimana and juga gimana dengan orang tua gua? Mereka pasti akan kecewa
sekali karena mereka menaruh banyak harapan di gua, gua nggak bisa
divorce karena orang tua gua juga pasti bakal kecewa banget" kataku
lagi.
"Yah itu urusan kamu donk, bukan urusan gua" jawabnya santai.
"Gila loe, kamu kok seenaknya aja? Lagian tadi siang loe ngapain aja seharian?" tanyaku memancing.
"Loh loe kan tau gua siang ngapain aja, loe juga liat kan?",
katanya menantang, hingga dengan terkejut setengah mati lalu aku
menjawab..
"Jadi loe tau kalo gua liat loe lagi having sex sama si Roni?" tanyaku balik.
"Iyah, loe kan ngintipin gua, gua tau kok cuma gua diem aja supaya
loe liat, dan loe jadi berubah pikiran dan divorce sama gua", jawabnya
enteng.
"Wah loe keterlaluan, jadi loe sengaja? Dan loe tau kan itu hurt gua?" jawabku.
"Iyah gua tau, dan gua senang melihat loe menderita. Hmm OK deh, gua ada proposal buat loe, kalo loe mau. Mau denger?" tanyanya.
"OK, apa proposal loe?" tanyaku lagi.
"Gua bisa tetep married sama loe kalo gua boleh main sama co lain
dan loe mau jadi slave gua, mau?" tanyanya balik sambil dia mencoba
memakai sandal tinggi yang baru di belinya.
Wah dia menjadi sangat sexy dengan memakai baju dan sepatu barunya,
blouse warna putih, rok sampai lutut, dan sandal tinggi yang ramping
dan sexy berwarna hitam dengan tali yang melingkar di pergelangan
kakinya dan hak yang setinggi paling tidak 10 cm. Membuat kakinya
terkesan sangat sexy. Dan aku pun tidak bisa tidak memperhatikannya
hingga membuatku sangat excited dan horny. Lalu dia berjalan-jalan
mengaca, dan aku tidak bisa berhenti memperhatikannya, tiba tiba..
"So Henry, bagaimana sama proposal gua, loe ngapain aja sih?" tanya dia setengah membentak.
"Oohh iyah, enggak, OK, maksud loe jadi budak loe itu gimana?" tanyaku balik.
"Yah jadi budak sex dan budak gua, and loe akan gua perlakukan semau gua aja OK? Deal?" tanyanya.
"Gua punya fantasi fetish pengen jadi mistress dan mempunyai slave
yang bisa gua perlakukan seenak gua. Kalo kamu OK kita tetep married
deh, gimana?" tanyanya lagi.
"OK kalo itu maumu", jawabku dengan tanpa sadar.
"OK, tapi gua mau liat dulu, bisa nggak loe jadi budak gua..",
katanya sambil duduk di sofa kamar tidur sambil menyilangkan kakinya
yang sexy sambil merokok.
"Sekarang gua mau test dulu" katanya lagi.
"Yah terserah kamu deh" jawabku pasrah.
"Yah bagus. Kalo begitu sekarang cepet buka baju kamu semua, loe telanjang di depan gua", perintahnya.
"Hah, telanjang?" tanyaku.
"Iyah cepet, apa kamu tolol dan budek sampe nggak denger suruhan gua?" jawabnya dengan membentak.
Lalu seperti orang tolol mungkin karena kekesalan di hati dan rasa
horny yang meluap sedari tadi siang bercampur aduk, aku menurut saja
membuka semua baju di depan istriku.
"Semuanya buka, gua pengen liat loe telanjang bulat" bentaknya.
Lalu kutanggalkan semua bajuku, dan dia berdiri dengan senyum menghina
sambil berkata..
"Kamu memang pantas jadi budak gua. Badan loe jelek, kontol loe kecil, yah paling bisa loe jadi budak gua dasar laki laki tolol"
Lalu dia kembali duduk dan menyilangkan kakinya kembali dan merokok sambil berkata..
"Sini laki laki tolol, kemari bersihin sepatu sama kaki gua.
Pijitin kaki gua yang capek abis dipake jalan ini pake lidah kamu!!"
bentaknya.
Dengan tololnya seperti orang di-hypnotized aku berjongkok di depan
istriku. Istriku menjambak rambutku dan menunjuk ke kakinya sambil
membentak..
"Ayo jilatin, bersihin pake lidah loe yang bener!!"
Lalu aku pun mulai menciumi kakinya, lalu tiba tiba, PLAKK!! Tangannya menampar pipiku dan berkata..
"Goblog, bukan cuma ciumin, tapi jilatin semuanya, sepatu gua, kaki gua, semuanya!"
Terpaksa aku dengan perlahan menjilati sepatunya mulai dari hak
sandalnya yang ramping dan bulat itu, aku jilati dari ujung sampai
pangkalnya dan dari situ kujilati tumit kakinya yang indah bagaikan
telur ayam kampung yang mulus dan berwarna putih kemerahan, lalu dari
sana lidahku menuju punggung kakinya dan akhirnya pada jari-jari
kakinya.
"Eh tolol, sekarang kamu lepas sandal gua pake mulut kamu, nggak boleh pake tangan, awas kalo gua sampe kegigit" bentaknya lagi.
Aku merasa sangat terhina dan tertekan, tapi anehnya di samping
rasa terhina dan marah, aku juga merasa sangat horny hingga aku
merasakan penisku tiba-tiba naik dan mengeras. Lalu dengan hati-hati
aku menggunakan gigiku untuk membuka tali yang melingkar di pergelangan
kakinya hingga aku berhasil melepas sepatu kanannya dengan gigi dan
mulutku.
Setelah itu aku beralih ke kaki kanannya dan mencoba lagi melepas
sepatu kirinya dengan gigi dan mulutku lagi. Tetapi aku kurang
berhati-hati hingga kakinya sedikit tergigit olehku. Tiba tiba, dengan
keras.. "PLAKK", telapak sepatu kanannya mendarat di pipiku..
"Eh anjing, dasar kamu laki-laki tidak berguna, nyopot gitu aja
kagak bisa, dasar nggak berguna and liat tuh kontol jelek kecil kamu
udah mengeras, hahahahahahah dasar kamu memang anjing. Anjing
geladak!!, ejeknya. Aku diam saja dan masih berusaha untuk membukanya
dengan hati hati sampai semuanya terlepas.
"OK, sekarang jilatin sandal gua, bersihin!!" bentaknya lagi.
Aku berlutut di depannya menjilati sandalnya, telapak sandalnya dan
punggung sandalnya, haknya dan tali talinya sampai bersih dan Helen
melihatku dengan sinis dan setengah mengejek sambil merokok..
"Yah begitu anjing, yang bersih yah! Nah sekarang kaki gua, telapak
kakinya bersihin dan jari-jari dan sela-sela jarinya, OK anjing?"
Aku mulai menjilati kakinya dari tumit ke telapak kaki, sampai pada
jari-jari kakinya yang indah bercutex pink. Kusedot setiap jari
kakinya. Kakinya terasa sangat halus, bersih dan rapi berwarna putih
kemerahan dan berbau sedikit keringat bercampur bau kulit dari sepatu
itu.
Ah, aku tidak tahu kenapa aku menjadi sangat terangsang dan aku
sendiri heran, apakah aku type cowo yang sebetulnya menyukai perlakuan
seperti ini? Penisku menjadi sangat keras, dan karena tidak tahan, aku
mengocoknya sambil menjilati kakinya. Tiba-tiba Helen berseru..
"Hey anjing, siapa suruh loe mainin kontol kecil loe?" bentaknya.
"Jangan pegang-pegang kontol loe, gua ada hadiah nanti buat kontol loe!" bentaknya lagi.
"Nah, sekarang jilatin dari betis ampe paha gua!!" katanya.
Aku mulai menjilati kedua belah kakinya. Aku merasa benar-benar
seperti anjing dan anehnya birahiku menjadi sangat tinggi dan bernafsu
sekali hingga penisku menjadi sangat tegang dan keras, dan tiba-tiba..
"Eh anjing, sekarang tarik celana dalem gua pake mulut bau loe!!",
bentaknya lagi sambil merokok lalu dengan perlahan kutarik celana
dalamnya sampai ke ujung kaki bawah dan melepaskannya.
"Sekarang cium celana dalamku dan pakai sebagai topi", ledeknya,
lalu aku menciumnya. Wah tercium aroma vaginanya yang sangat
menggiurkan. Aku menciumnya dalam-dalam untuk menikmati bau vagina dari
celana dalamnya.
"Eh tolol, enak nggak baunya?" tanyanya.
"Enak len", jawabku.
"Eh anjing, mulai sekarang gua mau loe panggil gua Nyonya!!" bentaknya.
"Iyah Nyonya, enak sekali", jawabku.
Kemudian dia menaikkan kedua kakinya di kedua sandaran tangan sofa
sambil membentak, "Eh anjing, sini sekarang jilatin memek gua".
Dengan pelan kujilati memeknya. Pertama kuciumi dulu kelentitnya,
lalu kujilat dengan ujung lidahku, lalu pelan pelan kugetarkan ujung
lidahku di kelentitnya hingga Helen melenguh..
"Ahh iyah enak jilat terus anjing!! Iyah begitu sekarang isep
kelentitnya!!" Dengan pelan kuhisap kelentitnya. Kuhisap dalam-dalam
karena aku ingin menyedot semua cairan yang ada dari memeknya.
"Ooh iyah di sana iyah isep terus anjing gua yang tolol!!",
katanya sambil merem melek dan menjambak rambutku menikmati jilatan dan
hisapanku.
"Nah sekarang masukkan lidah loe ke dalam memek gua ayo cepet
tolol!!" bentaknya sambil menjambak rambutku dan membawa mukaku ke
depan memeknya dan menekankan mukaku ke memeknya. Dengan perlahan
kumasukkan lidahku ke dalam memeknya sambil kumainkan jariku dalam
memeknya menggaruk garuk G-spotnya.
"Aah iyah gitu uugghh iyah.. Like that honey.. Yeah masukin terus
lidah loe yang dalem sama mainin G-spot gua and garuk G-spot gua ahh
ooh", desahnya sambil matanya mendelik ke atas menikmati sensasi yang
luar biasa.
"Ooh ooh kamu memang anjing yang pinter ahh ooh gosh enak sekali,
ooh.. ntar, ntar, tolol.." bentaknya lagi sambil menjambak rambutku
menjauhi memeknya.
"Ooh keliatanya loe cape yah, heh cowo nggak berguna??", tanyanya kepadaku.
"Iyah Nyonya, saya cape dan haus, boleh saya minum dulu?" tanyaku memelas kepada Helen.
"Ooh ternyata anjing gua haus juga sekarang.. OK, bentar gua kasih
loe minum," katanya sambil beranjak dari sofa dan berjalan menuju ke
belakang.
Bersambung...